Chapter 35

4K 283 31
                                    

"Oh God, gue bisa gilaaa", erang Eren. Ia meletakkan kepalanya diatas meja kantin.

"Lo kenapa?", tanya Rebecca sembari menyuapkan pasta ke mulutnya.

Rebecca masih membagi fokusnya dengan tablet di tangan kirinya.

"What's wrong with Prof Ari?"

Rebecca meletakkan tabletnya. Ia mengernyit, "Who's Prof Ari?"

"Kakak lo bego"

"Sejak kapan namanya begitu?"

"Gatau, anak-anak dikelas manggilnya gitu"

Rebecca ber-oh ria.

"Apa yang udah diperbuat Kak Ariana sampe lo uring-uringan begitu?"

Eren mencebikkan bibirnya sedih.

"Gue ga di perbolehkan masuk kelas meski hanya telat 5 menit padahal sekarang tuh lagi kuis, and the worse part is, gue diminta bikin paper 100 halaman dan besok harus diselesaikan"

Rebecca menutup mulutnya tak percaya, "Itu mah bukan paper"

"Makanyaa caaa, gimana ini?", rengek Eren.

Rebecca tertawa meledek sahabatnya yang entah kenapa sial sekali. Ia baru balik dari Singapore seminggu lalu, namun ia keteteran mengejar tugas kuliah seolah sudah libur sebulan.

Dan lihatlah kini Ariana menyempurnakan penderitaan Eren.

"Caa, bantuin yaah? Please?", Eren memasang wajah dengan puppy eyes nya.

"Idih ogah", ucapnya menjulurkan lidah meledek Eren.

Eren makin mencebikkan bibirnya.

Rebecca mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kantin. Kantin Fakultas mereka tak terlalu besar namun sangat nyaman.

Seluruh ruangannya dilingkup kaca sehingga pandangannya bisa leluasa ke arah parkiran dan lapangan bola didepan.

Senyum Rebecca terbit saat di pintu masuk tampak Chiko berjalan ke arah mereka.

"Haii, sayang", ucap Chiko menghenyakkan pantatnya duduk disamping Rebecca yang masih menatapnya dengan senang.

"Lo kenapa ca? sekangen itu lo sama gue?", Chiko tersenyum nakal lalu menyomot pasta Rebecca sembarangan.

"Lo kemana aja bangsat?, gue kangen banget sama lo", pekik Rebecca. Ia refleks memeluk Chiko.

"Iya tau, banyak banget yang kangen sama gue, tapi bisa lepasin ga? ntar pacar lo marah tuh", ucap Chiko mengalihkan pandangan pada Eren yang masih menangkupnya wajahnya ke atas meja kantin.

Rebecca melepaskan pelukannya pada Chiko, "Lo ga usah pancing-pancing dia, lagi bad mood soalnya", ucap Rebecca memperingatkan Chiko.

Chiko menaikkan sebelah alis lalu berbisik, "Kenapa?"

"Dikerjain Prof Ariana"

"Shit, kakak lo bikin gue makin jatuh cintaaa", tutur Chiko.

Ia memegang dadanya sambil senyam-senyum ga jelas.

"Jadi lo cintanya sama gue apa sama kakak gue?"

"Ke lo lah, but gue ga bohong, kakak lo gila keren banget, gue sampe tersepona"

"Terpesona bego"

"Nah iya itu, gue saking ga bisa melepaskan pikiran dari dia sampe ga fokus.."

"Pikiran jorok ya? Gue aduin ya ntar"

"Eh sembarangan, tapi Prof Ariana emang punya body bagus banget gilaa..", Chiko memejamkan mata mencoba menikmati khayalannya.

Rebecca memukul punggung Chiko kesal.

Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang