Chapter 60

2.7K 205 12
                                    

Alarm handphone Eren berbunyi sejam kemudian. Eren menggeliat mencoba memperbaiki posisi tidurnya.

Ia mencoba meraba-raba sekitarnya untuk menemukan handphonenya. Ia mengernyit dengan mata masih tertutup saat sebuah tangan melingkar di pinggangnya.

"ASTAGA SIALAN!!", ucap Eren terkejut bukan main. Ia mengerjap beberapa kali mencoba mendapatkan kesadarannya.

Ia memundurkan posisinya dan duduk.

"Astaga lo ngapain anjir!?", sergah Eren sembari mengusap dadanya pelan.

Rebecca menggeliat dan menatap Eren dengan wajah pucatnya.

"Hai"

"Lo siapa?"

"Dih"

"Sejak kapan lo disini anjir?"

Rebecca mengucek pelan matanya dan duduk.

"Dari subuh kayaknya"

"Dan kenapa lo bisa disini?"

"Gue kangen aja sama lo"

Eren mendelik tajam. Ia menatap Rebecca penuh selidik.

"Ada masalah?"

"Nggak kok, gue udah bilang kalau gue cuman kangen lo"

Eren memutar bola matanya malas. Minimal kalo bohong pinter kek!

"Wajah lo kenapa!??", tanya Eren.

"Kenapa apanya sih? Gue emang cantik sejak dulu"

Eren menyentuh pipi kanan Rebecca. Ia membulatkan mata saat menyadari memar di sudut bibir Rebecca.

"Ini memar kenapa?"

"Memar dimana sih Erena? Nggak..awwhh",  Rebecca meringis saat Eren menekan agak kuat sudut bibirnya.

"Berantem sama siapa? Bisa-bisanya begitu? Memar ca, ini memar!"

Eren mencak-mencak. Ia tak habis pikir apa saja yang sudah Rebecca lakukan. Kemaren sore perempuan ini bahkan ga lecet segaris pun.

"Ini karena latihan boxing sayang, jangan lebay deh, gue juga biasanya memar-memar kalo latihan kan?"

Eren menatap penuh selidik pada manusia didepannya. Rebecca mengusap pipinya pelan.

Abis ditonjok ama Chiko, ditampar juga sama Ariana, terus nangis sampe pagi karena ucapan Ariana juga. Dua orang itu ngakunya cinta sama gue tapi beginikah jalannya?

"Dan kenapa mata lo bengkak begini? Belum 24 jam sejak terakhir gue ngeliat lo, tapi kenapa udah begini? Lo kenapa akhir-akhir ini hah? Gimana gue bisa percaya lo bisa jaga diri sendiri sih caa? Oh Tuhan", ucap Eren frustasi.

Dan manusia yang satu ini juga bilangnya cinta banget ke gue, apa gue harus percaya dia aja?

"Heboh banget deh lo, gue mau lanjut tidur"

Rebecca merebahkan tubuhnya kembali dan menarik selimut. Eren menarik kembali selimut yang digunakan Rebecca menutupi wajahnya.

"Iish apa sihh?", ucap Rebecca sebal.

"Bangun lo sekarang!", Titah Eren.

"Gue masih ngantuk, jam berapa sekarang?"

"Jam 7, bangun ga lo? Gue siram ya", ancam Eren.

Rebecca ogah-ogahan membuka matanya. "Apaa?"

"Kenapa lo bisa disini?"

"Ya..

"Stop! Jangan berani-beraninya lo bohong ke gue!"

Rebecca menghela nafas pelan. Ia akhirnya duduk dan merapikan rambutnya.

Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang