"Ca, makan siang yuk?"
Chiko berdiri didepan Rebecca yang masih duduk dikursinya.
Seluruh kelas sudah kosong namun Rebecca masih setia duduk di kursinya dengan coretan aneh di catatannya.
Chiko memandang miris pada sahabatnya itu. Siapapun akan menyadari manusia satu itu sedang stress hanya dengan melihat coretan Rebecca.
Manusia satu itu jelas-jelas banyak pikiran. Chiko menggenggam tangan Rebecca yang membuat gadis itu tersentak.
"Eh pak!..", Rebecca refleks mengangkat wajahnya menatap siapa yang menyentuhnya.
"Pak pok pak jidat lo, bapak lo udah di akhirat", umpat Chiko kesal.
Rebecca mengusap wajahnya pelan. Ia mengalihkan pandangan ke seluruh kelas. Sudah tak ada siapapun.
"Kemana semua orang pergi?"
Chiko memutar matanya malas, "Ya lo pikir aja sendiri Rebecca Patricia, ga ada orang yang akan nginap disini"
Rebecca melirik jam tangannya. "Oh shit, gue bahkan ga sadar dosennya udah keluar"
"Lo kenapa sih?"
"Ngantuk, gue duluan ya"
"Eeeh mau kemana lo? Temenin gue makan"
"Lo kayak cewek deh lama-lama, jangan malu-maluin bisep lo deh", ledek Rebecca.
"Lo ga pernah lagi makan siang sama gue tau, padahal biasanya kita selalu makan siang bareng, sekarang lo selalu sama Eren atau stay dirumah pas weekend", keluh Chiko.
Rebecca yang baru saja mematikan MacBook nya menatap Chiko.
"Jangan drama deh"
"Ca, i miss you so much"
"Hm, thank you", jawab Rebecca. Ia beranjak dari kursinya lalu berjalan keluar kelas.
Chiko menghentakkan kaki menyusul Rebecca. "Lo ga ada kelas lagi kan?"
"Nggak"
"Yaudah kita makan diluar"
Rebecca berhenti dan menatap sahabatnya, "Gue udah bilang gabisa, lo makan sama yang lain aja"
"Sama siapa?"
"Jangan berlagak ga punya teman deh, random people yang lo ajak dikampus ini pun pasti mau nemenin lo makan siang, siapa yang ga mau makan siang sama cowok terganteng dikampus ini"
"Kecuali Rebecca Patricia", potong Chiko cepat.
Rebecca tergelak, "Gue ga suka cowok ganteng soalnya"
"Terus lo suka apa? Cowok jelek gitu? Aneh lo bangsat"
Kegantengan lo ga ada apa-apanya daripada Ariana yang malah punya segalanya, cantik, manis, ganteng juga. Terlebih lagi dia jauh lebih sexy daripada otot bisep lo.
Chiko melambai-lambaikan tangan didepan wajah Rebecca yang kini senyum-senyum ga jelas.
"Kesambet ya lo?"
"Ih apaansih"
"Yuk, gue mau makan di kantin, lo harus ikut, akhir-akhir ini gue keseringan sendiri, mereka kira kita udah putus"
Rebecca menautkan alis. "Kita putus? Kata siapa?"
"Tanya aja tuh random people, pasti mereka taunya kita udah putus"
Chiko berjalan mendahului Rebecca dan Rebecca menyusulnya dengan sedikit berlari.
"Ngga, maksud gue gosip murahan mana yang bilang kita pacaran?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSOR
Romance"Prof Michelle?", kini mahasiswa itu berdiri didepan meja Ariana. Kini wajahnya juga berubah ketika menatap Ariana dari dekat. Mereka hanya saling tatap untuk waktu yang lama. Ariana menatap lekat-lekat manusia yang berdiri di depannya. That's the...