Chapter 24

3.8K 257 3
                                    

Ariana menghirup dalam-dalam udara pagi sambil tersenyum lebar. Ia sedang berdiri memandang pantai dari jendela sambil menyesap teh chamomilenya.

"Morning sayang", ucap Alex menghampirinya. Alex duduk di sofa ruang keluarga memandangi tunangannya yang kini berjalan sambil tersenyum manis ke arahnya.

"Cantik banget sih istri aku", ujarnya mengecup pelan pipi Ariana yang baru saja duduk di pangkuannya.

"Babe, kamu ga bisa stay disini lebih lama?", Ariana baru saja mengalungkan lengannya manja pada leher Alex.

Alex mengecup bibir tunangannya lembut, "Aku jelas mau, tapi kerjaan aku menunggu sayang, kamu juga harus kembali ke kampus besok"

Ariana mendengus pelan, "Tapi aku masih kangen kamu", imbuhnya sedih.

Alex tergelak melihat sikap manja tunangannya, "Sayaang, kalo kamu bersikap kayak gini, aku bisa maksa kamu buat menikah besok", ucapnya gemas.

Ariana mengulum senyum dan wajahnya memerah. Ia masih ingat dua malam yang lalu Alex melamarnya diatas ranjang dengan kata-kata romantis sehingga Ariana tak mampu menolaknya. Ia menatap cincin berlian yang kini melingkar di jari manisnya.

"Aku bahkan udah setuju sejak malam kemaren"

"Ga sabaran banget sih", goda Alex sambil menatap nakal tunangannya.

Ariana mengecup bibir Alex pelan. Alex membalas ciuman tunangannya dengan senang hati. Tangannya merengkuh Arian ke dalam pelukannya. Alex menggigit pelan bibir bawah Ariana sehingga si empunya membuka mulut dan Alex memanfaatkan kesempatan itu untuk menjelajahi rongga mulut Ariana dengan lidahnya.

"Sayang, pesawat kamu 2 jam lagi", ucap Ariana melepaskan ciumannya saat tangan Alex menyusup ke balik kaosnya.

"Nanaaa", erang Alex tak terima. Ia mencebikkan bibirnya sedih.

"Jangan ditekuk gitu wajahnyaa, semalam kan udah", bujuk Ariana menangkupkan wajah Alex dengan kedua telapak tangannya lalu mengecup sekilas bibir Alex.

----

Sejam kemudian Ariana sudah melambaikan tangan pada Alex di bandara.

"Bye sayang, titip salam aku buat aca yaaa", Alex sedikit berteriak karena kini ia sudah di antrian untuk check in.

Ariana tersenyum lebar melambaikan tangan pada Alex. Ia baru beranjak saat Alex sudah menghilang di kerumunan. Ariana berjalan ke parkiran dan berniat kembali ke rumah.

Drrtt. Drttt...

Ariana mengernyit memandang layar handponenya. Sebuah nomor asing. Ia memutuskan untuk mengabaikannya lalu membuka pintu mobil.

"Astaga siapa sih?", gerutunya sebal saat handponenya tak berhenti bergetar. Ia menggeser ikon terima telepon.

"Halo"

"H-halo"

"Who's this?"

"Ini Kak Ariana?"

Ariana mengernyit heran, "Ya, siapa ini?", tanya nya ragu.

"Kak, ini aku Eren, temennya aca"

"Oh, kenapa?", tanya Ariana. Ia menghidupkan mobilnya lalu keluar dari parkiran.

"Kak... acaa..", suara Eren tiba-tiba berubah panik. Ariana menghentikan mobilnya.

"Rebecca kenapa?", tanya Ariana dingin.

"A-aca hilang"

"WHAT!??"

---

Ariana menggeram kesal saat menatap dua manusia didepannya. Ia kini sudah di dermaga. Saat menerima telepon dari Eren, Ariana hilang akal dan langsung mengebut menuju dermaga. Beberapa pria berpakaian hitam tampak naik ke atas kapal.

Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang