Ariana menghela nafas kesekian kali pagi ini. Ia terjebak macet lagi dan lagi. Antusiasnya bekerja disini bahkan sudah hilang sejak surat pindahnya ia terima bulan lalu.
Baginya, Leiden adalah kota terbaik untuk menjalani rutinitasnya. Dan Bali adalah kebalikannya. Ini kota penuh trauma baginya.
Namun secara tiba-tiba ia harus kembali ke Indonesia karena banyak alasan dan urusan yang harus ia sendiri yang selesaikan.
Klakson mobil membuatnya makin mengerutkan dahi sambil menatap jam tangannya. Sudah jam 11 siang namun entah kenapa jalanan masih macet.
"Hallo Pak Bagas, saya Ariana Michelle, dosen filsafat yang baru, saya kayaknya akan telat 15 menit, mohon pengertiannya karena saya terjebak macet"
Ariana bicara di telepon dengan calon rekan kerja barunya.
"Oh ya I am sorry for the traffic Ms. Michelle, safe drive, please"
"Thank you"
Ariana mematikan sambungan telepon dan setengah jam kemudian mobilnya memasuki gerbang kampus tempatnya mengajar.
Ariana mengemasi barang-barang yang diperlukannya dan mencoba untuk tabah dan sabar.
Sambil menghirup nafas dalam-dalam, ia mencoba berdamai dengan kenyataan hari ini daripada ia harus mengutuk hidupnya yang jelas-jelas tidak akan ada untungnya juga.
Ariana berjalan melewati pelataran parkir yang cukup luas sambil mengamati keadaan sekitar.
Ia harus bertahan disini setidaknya setahun. Tenggat untuk dirinya sendiri. Urusannya harus selesai sampai akhir tahun.
"Ariana Michelle, ya? Saya Andrea, sekretarisnya pak Bagas, beliau harus hadir rapat darurat di Kementerian, jadi saya yang akan mengantar anda ke ruang dosen sekaligus untuk perkenalan"
Seorang pria yang mungkin seumuran dengannya menghampiri dan menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Ariana yang beberapa detik lalu celingak celinguk di depan ruangan Dekan.
"Oh ya, saya Ariana, Glad to see you"
Ariana memperlihatkan kotak yang ia pegang sebagai tanda ia tak bisa menjabat tangan laki-laki itu dan dibalas dengan tatapan pengertian dari lawan bicaranya.
"Silahkan ikut saya, ruang dosen di sayap kiri gedung ini"
Ariana mengikuti langkah Andrea sambil sesekali mengiyakan ocehan pria itu.
"Saya sudah dengar kalo anda pindah dari Leiden, lancar bahasa Indonesia kan?"
'Saya lahir dan sekolah sampai SMA disini", Ariana menimpali dengan senyuman
"Oh sorry, resume anda menyatakan anda warga negara Belanda...
"Ibu saya orang Belanda", ucap Ariana singkat.
Tampak cukup untuk menjelaskan kekepoan Andrea sebab kini ia sudah diam.
Kini mereka sudah didepan ruangan dosen. Andrea membuka pintu dan mempersilahkan Ariana untuk masuk.
"Meja anda disana dan tampaknya semua orang sudah di kelas jadi perkenalannya nanti saja"
Andrea menunjuk meja di dekat jendela dan Ariana meletakknya barang-barangnya disana.
"If you don't mind, I'll take you to the class"
Andrea masih berdiri didepan pintu menunggu Ariana yang sibuk menata barangnya.
"Yes thank you"
Ariana mengikuti Andrea. Mereka keluar gedung dan berjalan ke gedung selanjutnya yang tampaknya gedung kuliah.
![](https://img.wattpad.com/cover/340468173-288-k531582.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSOR
Romance"Prof Michelle?", kini mahasiswa itu berdiri didepan meja Ariana. Kini wajahnya juga berubah ketika menatap Ariana dari dekat. Mereka hanya saling tatap untuk waktu yang lama. Ariana menatap lekat-lekat manusia yang berdiri di depannya. That's the...