WARNING DANGER: THIS SECTION CONTAINS MATURE CONTENT!! UNDERAGE KIDS, PLEASE STAY AWAY!
----
Ariana tersenyum horor pada Alex yang kini membuka kaosnya lalu melempar ke sembarang arah. Alex berjalan memojokkannya di tepi ranjang.
"Sayang, kamu ga capek gitu?", Ariana berjalan mundur dan meringis.
"Enggak", Alex menangkap pinggang Ariana dan membawanya ke dalam dekapannya.
"Tapi kamu belum mandi lex", cegah Ariana. Ia mendorong pelan Alex yang sudah mengendus lehernya. Alex kini menatapnya.
"Yaudah kita mandi", Alex menggendong Ariana di bahunya dan untuk kedua kalinya Ariana terpekik menerima perlakuan barbar tunangannya. Alex berjalan ke kamar mandi dan kini mereka dibawah shower. Dalam sekejap ia menurunkan Ariana.
"Lex, kamu becanda ya? aku gamau, aku udah mandi", Ariana berusaha melepaskan lengan Alex yang melingkar di pinggangnya namun Alex keburu menyalakan air dan kini mereka di guyur.
Ariana mencebikkan bibirnya kesal. "Sayaang, masa aku mandi dua kali"
Alex tersenyum nakal. "Aku yang mandiin", Alex membuka baju dan celana pendeknya nya cepat hingga kini ia bertelanjang dibawah guyuran shower.
Tangan Alex menarik gaun tidur yang Ariana pakai hingga jatuh ke lantai. Ia meraih tengkuk Ariana dan melumatnya lembut. Ariana membiarkan Alex menjelajahi tubuh telanjangnya dengan tangan kanannya. Sudah terlambat untuk menolak. Ariana hanya berharap semoga Alex tak menyadari bekas merah di lehernya.
Alex mendesah berat saat Ariana menyentuh dadanya dengan sensual dibawah guyuran air. Ia tak tinggal diam. Alex meremas payudara Ariana gemas di sela-sela ciuman panas mereka.
"Lex, pelan-pelan sayang, kita bisa ngelakuin ini sebanyak yang kamu mau", Ariana mendorong pelan bahu Alex menghentikan pria itu mencumbunya dengan brutal. Alex nyengir dan menyambar botol sabun di rak dekat mereka.
Alex membukanya asal lalu menuangkannya pada telapak tangannya. Ariana meneguk ludah kasar saat Alex mulai menyabuni dadanya dan bermain-main disana dengan jarinya.
"Lex.... hmm", Ariana mengigit bibir bawahnya saat Alex memilin putingnya. Pandangan Alex berkabut dan melumat bibir ranum Ariana dengan lahap.
Ariana mencakar punggung Alex saat bibir pria itu beralih ke belakang telinganya. Alex mendorong Ariana ke dinding kamar mandi hingga kini ia bisa menggesekan tubuhnya dan Ariana dengan bebas. Ariana mendorong bahu Alex saat Alex mencapai lehernya.
"Kenapa sayang?"
"I wanna you go down"
Alex mengerling nakal, "Sure honey, biarin aku menjilat setiap inci yang aku mau"
Ariana menggeleng, "Aku mau sekarang", ia menggigit bibir bawahnya sensual menggoda Alex. Alex tersenyum dan tak menolak.
Ia berjongkok dan memandangi bagian kewanitaan tunangannya dengan takjub. Alex tanpa ragu mengecup bibir vagina Ariana sekilas. Ariana menegang. Merasakan sengatan pada paha dalam dan menjalar ke punggungnya. Ariana refleks melembarkan posisi pahanya memberi ruang untuk Alex.
"Ahhhh...", desahan Ariana memenuhi kamar mandi saat Alex bermain-main dengan lidahnya dibawah sana. Ariana menjambak rambut Alex yang masih setia dibawahnya.
Ariana menegang saat sampai pada puncaknya dan membiarkan Alex menjilati setiap tetes yang ia mau disana.
Alex bangkit dan mencium bibir Ariana sekilas. Ia meraih tangan Ariana dan menuntunnya memegang bagian bawah tubuhnya yang sudah mengeras. Alex memejamkan mata saat tangan lembut Ariana mengelus adik kecilnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSOR
Romansa"Prof Michelle?", kini mahasiswa itu berdiri didepan meja Ariana. Kini wajahnya juga berubah ketika menatap Ariana dari dekat. Mereka hanya saling tatap untuk waktu yang lama. Ariana menatap lekat-lekat manusia yang berdiri di depannya. That's the...