WARNING DANGER: THIS SECTION CONTAINS MATURE CONTENT!! UNDERAGE KIDS, PLEASE STAY AWAY!
----
Rebecca menghela nafas kesekian kali. Ia mengerjap beberapa kali lalu membuka kacamata nya.
Untuk kesekian kali ia mengotak-atik tablet dalam genggamannya dan mencoba memahami berkali-kali jurnal yang entah kenapa tidak masuk ke otaknya.
Ini akibat pertengkarannya dengan Ariana minggu lalu. Tentu saja si lucifer itu menang berdebat.
Sehari setelah itu, Ariana memaksa Rebecca mengajukan semester pendek untuk semua mata kuliah. Ia bahkan tak suka nilai B. Bayangkan saja. Mungkin lucifer itu mengira semua orang pintar seperti dirinya.
Rebecca mencak-mencak di kamar nya sendiri dan memaki-maki Ariana dalam diam. Tentu saja tidak berani didepan wajah manusia menyebalkan itu. Entah bagaimana aura Ariana terasa mengintimidasi bagi Rebecca.
Mungkin karena lebih tua? Eh tapi sejak kapan ia takut pada orang yang lebih tua?
Ia mengalihkan pandangan pada jam diatas nakas. Sudah jam 2 siang. Pantas saja perutnya terasa keroncongan.
Mau makan tapi malas ketemu lucifer, batin Rebecca.
Masa libur kuliah sudah berjalan seminggu. Selama itu pula Rebecca tak bertegur sapa dengan Ariana. Sejak ia dimarahi minggu lalu hanya karena 5 mata kuliahnya dapat nilai C.
Selama itu pula, masa liburannya yang berharga diisi dengan kuliah. Baru terjadi tahun ini. Biasanya juga ketika masa kuliah, ia bisa libur sesuka hati ketika daddy masih hidup.
Ariana mengamuk memaksa Rebecca mengajukan permohonan semester pendek untuk semua mata kuliah semester ini yang ditolak mentah-mentah oleh Rebecca.
Tapi pada akhirnya ia melakukannya juga. Tidak tahan dengan omelan Ariana yang bahkan tak tampak peduli bahwa Rebecca muak atau tidak.
Ariana terbilang sangat peduli hingga cocok dibilang si tukang ikut campur.
Dua hari lalu bahkan ia masuk ke kamar Rebecca jam 10 malam tanpa izin, mengusik Rebecca dengan melemparkan tabletnya yang ditatap Rebecca dengan heran.
"Aku ga butuh", kalimat pertama yang ia ucapkan pada Ariana sejak bertengkar beberapa hari lalu.
"Didalamnya sudah ada beberapa jurnal untuk kelas filsafat dan beberapa kelas lain, kuasai aja materinya pasti ujiannya lancar"
"Kenapa kakak ngasih ini ke aku?", Rebecca memasang wajah bingung.
"Karena kalo ngandelin otak cetek kamu kayaknya juga bakal dapat C"
Ariana tersenyum tipis lalu berbalik keluar dari kamar Rebecca yang menggigit spreinya gemas.
Kenapa hinaan Ariana terdengar sangat jujur? Ia berguling-guling dikasur dengan keinginan sebesar gunung untuk membacok Ariana saat itu juga.
Dan jangan lupakan ancaman Ariana menyita kartu kreditnya. Lihatlah nasib Rebecca kini. Kenapa juga Ariana membungkam anak usia 21 tahun?
Alasan klasik. Ia ingin Rebecca belajar bertanggung jawab agar cepat menyelesaikan studinya. Lalu kewajibannyaa menjaga Rebecca bisa selesai. Itu yang dikatakan Ariana minggu lalu.
"Kalau kamu ga belajar dan ga bisa tepat waktu nyelesaiin studi kamu awas aja", ancam Ariana
"Kenapa emangnya? Semua orang akan lulus pada waktunya"
"Apa memang kamu sesuka itu tinggal sama aku?"
![](https://img.wattpad.com/cover/340468173-288-k531582.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSOR
Romance"Prof Michelle?", kini mahasiswa itu berdiri didepan meja Ariana. Kini wajahnya juga berubah ketika menatap Ariana dari dekat. Mereka hanya saling tatap untuk waktu yang lama. Ariana menatap lekat-lekat manusia yang berdiri di depannya. That's the...