--
"Saya mahasiswa anda, Rebecca Patricia Michelle", Rebecca akhirnya bicara setelah ditatap dengan tatapan penuh tanya.
Rebecca membasahi bibirnya yang terasa kering. Ia jelas ingat siapa wanita didepannya. Rebecca tidak akan pernah lupa.
Jika benar yang kemaren tidur di apartemennya adalah profesornya di kampus, maka mungkin ia tidak akan mengulang kelas tahun depan, namun mengulang tahun angkatan.
Hal gila apa yang sudah terjadi.
Ingatan saat Ariana mengucapkan namanya di bar malam itu terlintas sebagai validasi kebenarannya kini. Astaga sial.
Rebecca menatap papan nama di meja profesornya. Ariana Michelle. Bahkan nama belakang mereka sama.
Ikatan buruk, pikir Rebecca.
Namun itu bukan hal penting. Yang harus ia sadari kini adalah DIA TIDUR DENGAN PROFESORNYA.
Chiko akan serangan jantung mendengar ini. Jika ia menyebutkan bahwa itu Prof Michelle, mungkin besoknya ia harus menghadiri pemakaman temannya itu.
Rebecca meneguk ludahnya sendiri. Tidak salah lagi. Ariana berdehem memecah keheningan diantara mereka.
"Ada keperluan apa?"
Ariana bersungguh-sungguh berdoa dalam hatinya agar Rebecca melupakan apa yang sudah terjadi diantara mereka.
Rebecca yang menyadari bahwa Ariana juga bersikap canggung padanya menghembuskan nafas lega.
Entahlah. Mungkin ia lega sebab Ariana masih mengingatnya.
Meski mungkin itu bukan hal baik mengingat kini siapa Ariana baginya. Ariana melambaikan tangan didepan wajah Rebecca.
Sudah beberapa menit ia bengong dan Ariana makin khawatir. Berkali-kali ia mengutuk kebodohannya malam itu.
Rebecca tersadar dari lamunannya. Lalu mencoba tersenyum, "Saya mau bicara..
"Please don't"
Ariana memotong ucapan Rebecca sebelum ia menyelesaikan kalimatnya. Ia berdiri.
"Kita bicara ditempat lain, kamu ikut saya"
Ariana berjalan mendahului Rebecca dan mau tidak mau Rebecca mengikuti Ariana dari belakang dan berusaha mensejajarkan langkah.
Kini mereka di parkiran. Di depan mobil Ariana. Ia berbalik dan menatap Rebecca.
"Kita bicara diluar kampus"
Rebecca hanya mengangguk dan membuka pintu penumpang dan masuk ke dalam mobil. Ariana melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan kampus.
Mereka tidak bicara. Ariana sibuk menimbang apa yang harus keluar dari mulutnya. Ariana meyakinkan diri sebelum akhirnya berhenti di taman kota dan memarkirkan mobilnya.
Ia mengalihkan tatapan ke Rebecca yang duduk disampingnya yang kini juga menatapnya. Ariana meyakinkan diri harus meluruskan masalah ini.
"Dari sikap kamu saya bisa simpulkan kalo ingatan kita sama dan saya yakin keinginan kita untuk meluruskan masalah ini juga sama"
"Maksudnya?"
"Bisakah kita bicara seperti yang kemaren malam? Hanya antara dua orang asing, menurut saya itu akan mempermudah kita bicara", ucap Ariana hati-hati.
Ariana memastikan sekali lagi bahwa kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak salah.
"Maksud anda dua orang asing yang having sex?"
![](https://img.wattpad.com/cover/340468173-288-k531582.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSOR
Romansa"Prof Michelle?", kini mahasiswa itu berdiri didepan meja Ariana. Kini wajahnya juga berubah ketika menatap Ariana dari dekat. Mereka hanya saling tatap untuk waktu yang lama. Ariana menatap lekat-lekat manusia yang berdiri di depannya. That's the...