Chapter 56

3K 236 21
                                    

Rebecca terbangun saat alarm handphone nya berbunyi. Ia meraba-raba kasurnya mencari benda sialan yang membangunkannya.

"Astaga lima menit lagi please", ucapnya mematikan alarm nya dan melemparkan handphone nya ke sembarangan arah.

Ia menggeser posisinya mencoba menemukan gulingnya semalam. Ia mengerjap saat tak menemukan yang ia cari.

"Sayang?"

Rebecca membuka mata. Tidak ada Ariana di ranjang. Ia mengernyit dan mengucek matanya pelan.

Kemudian ia turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi, "Sayang?"

Tidak ada Ariana di kamar mandi. Pasti bikin sarapan.

Rebecca mencuci muka dan mengeringkan wajahnya dengan handuk kecil yang ia comot dari lemari wastafel.

Sesaat kemudian ia keluar dari kamar mandi dan berjalan keluar kamar.

"Sayang?"

Ariana juga tak ada didapur. Rebecca mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Tidak ada siapapun dirumah.

Ia berlari kembali ke dalam kamar mencari handphone yang beberapa menit lalu ia lempar.

"Aisshhh kemana benda sialan itu?", Gerutu nya tak sabar.

Setelah menemukan nya dibalik selimut, ia segera mencari kontak Ariana dan memanggilnya.

Nada tunggu terdengar beberapa saat dan berakhir dengan suara operator.

"Gue udah bilang ga suka di tinggal tidur begitu tapi dia tetap aja ngelakuin ini", ujar Rebecca sambil menggigit jarinya cemas.

Bayangan buruk melintas di benaknya. Ia menekan sekali lagi tombol panggil untuk Ariana namun sekali lagi hanya suara operator yang ia dengar.

"Please pick up the phone, babe"

Suara pintu terbuka sukses membuat Rebecca mengalihkan pandangannya. Ia turun dari ranjang yang sudah ia porak-porandakan sebelumnya menuju pintu utama.

Ariana yang sedang menjinjing beberapa kantong belanjaan terjengkit kaget saat tiba-tiba Rebecca menghampiri nya dengan wajah cemas.

"Kaaak, aku udah berkali-kali bilang jangan tinggalin aku saat tidur", ucapnya parau.

Ariana menautkan alis bingung. Kenapa lagi nih bayi gue?

"Kakak darimana aja sih? Aku teleponin ga diangkat", protes Rebecca saat Ariana malah melaluinya begitu saja dan meletakkan belanjaannya di atas meja.

"Aku ke supermarket sayang, kamu kenapa?", Tanyanya sambil berbalik menghadap Rebecca.

Rebecca menghambur ke dalam pelukan Ariana dan Ariana membiarkan manusia itu memeluk nya selama yang ia ingin.

"Kenapa aku ditinggal?"

"Kamu tidurnya nyenyak banget, aku ga tega buat ngebangunin"

"Aku udah bilang jangan lakuin ituu", rengek Rebecca. Ia hampir menangis.

"Eh sayang? Kenapa? Mimpi buruk ya?"

Ariana mendorong bahu adiknya pelan. Ia panik saat air mata Rebecca baru saja lolos dari pelupuk matanya.

Ariana menghapus air mata adiknya perlahan.

"I'm sorry, aku lupaa"

"Kakak sering banget ninggalin aku pas tidur padahal aku selalu bilang aku takut", cicit Rebecca.

Ariana menatap Rebecca dengan perasaan bersalah. Ia menarik bayi cengeng didepannya ke dalam pelukannya.

"Yaampun maaf baby, aku lagi-lagi lupaa", ucapnya sambil mengelus pelan puncak kepala Rebecca.

Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang