Chapter 66

2.8K 242 93
                                    

Alex melepaskan pelukannya saat Ariana sudah lumayan tenang.

Ia tersenyum dan menghapus sisa air mata tunangannya perlahan.

"Kita pulang ya?"

Ariana menggeleng pelan. Raut wajah Alex menegang.

"Ariana Michelle, sadarlah, kamu harus kembali ke hidup yang seharusnya, this is not your life"

"Lex, this is my life, aku yang bisa menentukan pilihannya"

"Pilihan apa? Hidup kamu? Kamu sadar ga bahwa hidup kita terikat? Kamu ga bisa membuat keputusan sepihak begini saat itu juga akan mempengaruhi hidup aku", jelas Alex.

"Alex, tolong...

"Na, stop being selfish, mau bagaimanapun kamu akan berdalih, ini bukan hanya soal kamu", potong Alex cepat.

Ia tak habis pikir kemana perginya akal sehat gadis itu. Ariana menghela nafas pelan.

"Ya i know, makanya aku bicara sama kamu secepat mungkin yang aku bisa supaya segalanya tak terlalu jauh"

Ariana mencoba menjelaskan kondisinya pada tunangannya tapi pria itu hanya tertawa sinis.

"Secepat mungkin? I just give you all of me, all of my life and there's is nothing left, how could you say that?"

Ariana menatap Alex. Ia meraih tangan pria itu pelan. Ia menatap lekat-lekat wajah tunangannya.

"Aku tau aku salah. Apapun ini jelas salah"

"Kalau kamu salah, perbaiki na. Jangan pergi!"

Alex memegang kedua bahu Ariana kasar dan menatap pemilik nya tegas.

"Salah kan? Kita perbaiki, tolong jangan ada kata perpisahan, aku sungguh meminta sepenuh hati sama kamu", ucap Alex.

Ariana menggeleng cepat. Sesaat kemudian ia meringis saat cengkraman tangan Alex terlalu kuat di bahunya.

"Lex, sakit"

Alex tampak tak peduli. Matanya memerah menatap Ariana nanar.

"Tinggalin Rebecca sekarang, Na!"

"I can't"

"WHY?"

"Because i really love her, aku ga akan ninggalin dia setelah aku nyakitin dia selama ini, aku mulai menyadari perasaan ini sejak kamu kembali dan tinggal disini beberapa hari, aku tanpa sadar sering memikirkan dia meski sedang bersama kamu, kamu masih mau dengar kelanjutannya?"

Alex menatap tak percaya pada Ariana. Dia sungguh mau gue pergi?

"Said it loud. Aku ga akan terpengaruh even kamu bilang kamu membayangkan dia saat dalam pelukan aku, kamu bisa katakan semua hal buat nyakitin aku. Go ahead! Tapi jangan tinggalin aku", mohon Alex.

Ia mengutuki dirinya dalam hati. Ucapan paling bodoh yang pernah ia ucapkan dan hari ini ia menjatuhkan harga dirinya serendah-rendahnya hanya untuk meminta Ariana bersamanya.

Ariana terperangah tak percaya pada ucapan Alex.

"Gimana kalo aku bilang Aca ga pernah hilang dari pikiran aku? I never miss you like the way i miss her, segalanya mulai tampak berbeda dari dia, tanpa aku sadar aku mulai membandingkan kalian berdua dan aku akhirnya sadar bahwa aku jatuh padanya. Even i said it you won't change your mind, lex?"

Ariana menatap penuh kecemasan atas reaksi Alex. Ia harus mengatakan kepahitan itu jika Alex bersikukuh melanjutkan hubungan mereka.

Alex harus sadar dan melupakan aku. Meski dimulai karena benci. Tak apa!

Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang