Halo sayang-sayang gue semuanya, maaf ya gue agak telat update hari ini. Senang bgt ada yang nungguinnn!!
Sekarang jam 03.00 pagi. Kalau kalian berani baca ini menjelang jam 6 pagi ini, gue marah.
Sekarang bukan waktunya buat ini, Istirahat dulu yaaa. Besok kan masih bisa, hm?
-Author yang sedang mencoba terlelap.
---
"Ga benar kan? Bercanda kan?"
Ariana hanya diam. Rebecca turun dari sofa dan berlutut di depan Ariana.
"Please say something sayang, ini becanda nya ga lucu"
Ariana diam seribu bahasa. Sungguh apakah Tuhan akan menghukumnya dengan cara begini?
"Please, kaaaak", rengek Rebecca pada Ariana.
Namun Ariana hanya menggeleng pelan dan mengusap air matanya.
"Ariana please, becanda kan??"
"That's not a jokes, Becky", jawab Ariana lirih.
Rebecca mengatupkan bibirnya menahan tangis. "Tapi aku mau kakak bilang ini becanda, tolong yah?"
Ariana menatap adiknya dengan perasaan salah, "I'm sorry"
"No, aku mau kakak bilang ini becanda, bukan minta maaf, hm?"
Rebecca menggenggam erat telapak tangan kakaknya penuh harap. Ariana mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"I can't"
Pandangan Rebecca kosong. Ia terperangah atas apa yang baru saja Ariana ucapkan.
Hal gila apa lagi ini, Tuhan? Aku capek.
Rebecca mengangguk dan melepaskan genggamannya ditangan Ariana. Ia berdiri dan mengusap wajahnya kasar.
Rebecca tertawa sambil menghapus kasar air matanya. Ariana menoleh dan menatap Rebecca heran.
"Kamu kenapa?"
"Ahh..I get the plot twist, jadi, terlepas entah aku anak daddy atau bukan, tapi faktanya aku lah penyebab dia harus meninggalkan anak dan istri sahnya, and then setelah bertahun-tahun dia merasa perlu menjelaskan ke anak nya soal kesalahpahaman itu, dan anaknya yang trauma akan hal itu bukannya mengerti atau apa, malah datang ke Indonesia dan membalaskan dendamnya, oh apa bahkan pertemuan pertama kita juga sudah dalam rencana?"
"Nggak kayak gitu Becca"
"Oh that's why kakak terima wasiat daddy dan menjadikan kesempatan itu untuk semakin melukai aku, dan segala hal sampai hari ini juga hanya sekedar balas dendam?"
Please, gue berharapnya Ariana jawab apa coba?
"Jangan berspekulasi yang nggak nggak-nggak deh", potong Ariana cepat.
Seperti yang gue mau, tapi kenapa rasanya ini akan sangat bodoh jika percaya omong kosong ini? Gue pengen banget percaya meski artinya menjadi bodoh.
Rebecca mendesis sinis. Ia mendekatkan wajahnya ke Ariana dan berbisik.
"Apa rasanya memuaskan karena bisa membalaskan dendam dan membuat aku terlihat seperti orang bodoh?"
Ariana menarik nafas pelan. "Bec.."
"Akuu sungguh ga tau lagi gimana caranya minta maaf ke kakak, sejak awal aku mikirin cara minta maaf tapi rasanya sebanyak apapun aku minta maaf, mungkin itu ga akan cukup untuk menebus segala masalah yang timbul gara-gara aku dan mama, karena sekarang sudah terlanjur begini, bicaralah terus terang, kakak mau aku bagaimana agar sakit hati kakak sedikit berkurang ke aku atau mama?"
![](https://img.wattpad.com/cover/340468173-288-k531582.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesis: I'M IN LOVE WITH MY PROFESSOR
Romance"Prof Michelle?", kini mahasiswa itu berdiri didepan meja Ariana. Kini wajahnya juga berubah ketika menatap Ariana dari dekat. Mereka hanya saling tatap untuk waktu yang lama. Ariana menatap lekat-lekat manusia yang berdiri di depannya. That's the...