78. Teror Pertama💫

72 9 10
                                    

Beberapa hari kemudian setelah kepulangan Yeosang, Hongjoong dan yang lain mulai membujuk Wooyoung untuk menerima kembali kehadirannya. Bagaimana pun, Yeosang hanya seorang mahasiswa yang membutuhkan kost untuk ditinggali, pikir Hongjoong. Namun, tidak ada yang tahu apa tujuannya selain untuk mencari tempat tinggal.

"Wooyoung? Udah dong! Kan kita udah janji buat gak saling benci sampai kita tua, kan? Jangan benci dia, plis~"bujuk Hongjoong yang diangguki yang lain.

"Iya, lupain aja apa yang dia bilang kemarin, gak usah dimasukin ke hati. Jongho aja udah gak masalah kan?"Jongho mengangguk menanggapi Yunho.

"Iya, jangan benci dia kak, gue juga gak papa kok."

Ck, padahal gue maunya dia beneran gak disini biar gue bisa ngambil dua jiwa suci itu. Gara-gara manusia itu, gue jadi gagal buat ambil jiwa mereka!

Wooyoung menatap sebal mereka, kemudian berdecak.

"Ck, ya lo mikir gak sih, bang?! Gimana semisal saudara lo dihina kaya gitu. Apa lo bakal diem aja?! Enggak kan?!"

"Ya....ya enggak juga sih. Ya mungkin, ada maksud lain kenapa dia bilang gitu?"

"Udah ah, semuanya sama aja! Belain aja Yeosang! Kayaknya emang bener, gue gak berguna di sini!"baru saja hendak bangkit, aksinya dihentikan oleh ucapan Yunho.

"Gue gatau apa permasalahan kalian. Tapi, gue setuju apa yng Bang Hongjoong bilang. Seenggaknya lo coba terima sedikit sikap dia. Gue emang gak kenal jauh siapa itu Yeosang, tapi gue ngerasa kalau dia itu nyaman buat dijadiin temen. Bahkan gue aja bisa akrab sama sifat dia yang emang apa yang dia ucapin agak menohok."

Wooyoung menatap tajam Yunho. Berbeda dengan Mingi yang menatap Yunho kesal, sembari mencibir dalam hati.

Ayolah Ho....kenapa lo gak mau buka hati buat nerima gue jadi sahabat lo, sih?!!! Gue cuma pengin dianggap sebagai sahabat lo!!!

Tiba-tiba Mingi berdecak yang membuat yang lain menatapnya bingung termasuk Wooyoung.

"Ck, dasar gak peka!"

"Siapa yang gak peka Gi?"tanya Wooyoung ketus. Namun Mingi hanya mengendikkan bahunya acuh sembari melirik Yunho sinis.

"Bang Mingi pengin dianggap sahabat tuh, sama Bang Yunho."mendengar ucapan Jongho, secara reflek Mingi menatap tajam kearahnya.

Dasar mulut ember!

"Gi? Lo serius?"tanya San tak percaya.

"Ap-apaan? Enggak ya!"elak Mingi.

"Oh, jadi tadi lu marah kerena pengin gue anggap sahabat?"tanya Yunho memastikan.

"Siapa? Enggak!"elak Mingi kembali.

Tak lama, Mingi dibuat terkejut saat tiba-tiba Yunho merangkul bahunya.

"Mulai sekarang, gue anggep lo sebagai sahabat pertama gue. Terus....."Yunho mendeja sebentar sembari menatap yang lain dengan senyum manisnya.

"biar gak ada yang iri, gue juga anggap kalian sebagai sababat gue juga sesuai janji kita waktu itu. Mulai sekarang dan selamanya."lanjutnya kemudian merangkul bahu mereka.

Ucapan Yunho tadi membuat mereka tertawa bersama. Tak ada yang lebih indah selain bisa tertawa bersama.

"Jadi gimana? Lo mau terima dia kan?"

Wooyoung terdiam. Tak lama dia menghela napas dan mengangguk pelan yang membuat mereka bernapas lega.

.....

Keesokan harinya di kampus, mereka melakukan aktivitas seperti biasanya. Bahkan, kasus kesurupan beberapa hari yang lalu pun sudah menghilang begitu saja.

KOSAN ANGKER [ATEEZ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang