85. Arin dan Yeosang Pt.2💫

60 6 1
                                    

3 hari yang lalu....

20.00 WIB

Yeosang, Wooyoung, San, Yunho, Jongho palsu, Arin baru saja keluar dari kampus karena mengikuti kelas malam. Sebenarnya mereka jarang mendapatkan kelas malam dan mungkin baru pertama kali diadakan kelas malam untuk mereka.

Di depan gerbang, sudah ada Hongjoong dan Songhwa yang menjemput San untuk kembali ke kost. Bahkan, ada Yunho yang juga membawa mobil, sekaligus bisa pulang bersama.

Namun, sepertinya Hongjoong ingin mengajak mereka ke suatu tempat sehingga rela menjemput mereka malam-malam seperti sekarang.

"Udah semua kan, ya?"mereka mengangguk kompak.

"Eh, bentar. Sebelum pulang, mau gak mampir dulu di mana gitu atau beli makanan? Jarang-jarang loh, kita pergi bareng?"usul Hongjoong.

"Boleh tuh!"

"Ok! Eh, bentar. Lo.....Arin kan, yang waktu itu ikut kelompok kita?"tanya Hongjoong pada Arin yang masih mendempeli Yeosang. Arin mengangguk singkat.

"mau iku gak? Nanti kita anterin pulang kalau udah selesai. Tenang kok, kita gak bakal macem-macem sama lo, tenang aja."

Arin tampak berfikir. Tak lama, ia menoleh pada Yeosang yang tampak tidak suka.

"Gak usah Kak, makasih, takut ngerepotin. Aku langsung pulang aja."

"Beneran nih, pulang sendiri? Gak takut?"

"Iya tuh! Udah malem loh, ini. Gak takut ketemu hantu atau apa gitu?"

Mana ada takut! Kan Arin indigo?

"Enggak papa. Aku berani kok. Yaudah semuanya, aku duluan,"Arin melambai sebentar kepada mereka, lantas berjalan sendiri.

"Yaudah yuk, keburu malem."mereka pun segera pergi menaiki mobil Hongjoong dan Yunho untuk meninggalkan gedung itu.

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di lokasi yaitu festival makanan. Langsung saja, Yunho dan Hongjoong memakirkan mobil mereka setelah itu mereka berjalan-jalan di sekitar stan makanan yang berjajar rapi di sana.

Mereka berpencar untuk mencari makanan keinginan mereka. Hongjoong, Yunho dan Yeosang pergi ke stan bakso cuanki, sementara San, Wooyoung dan Minggi ke stan cilok. Untuk Songhwa dan Jongho mereka pergi ke stan sosis bakar.

Namun saat sedang mengantri, Yeosang mendengar ada beberapa gadis yang sedang mengobrol. Awalnya, dia mengabaikannya karena itu tidak penting. Lama-lama, cerita itu menjadi sangat serius hingga Yeosang terpikirkan sesuatu.

"Eh, lo nanti pulang lewat mana?"
"Ya lewat mana lagi, kalau bukan jalan itu?"
"Lo gak takut pulang sendiri gitu? Udah malem loh!"
"Emang kenapa?"
"Denger-denger sih, tuh jalan suka ada kasus kriminal. Apalagi kalau udah jam delapan lewat?"
"Ih, sumpah?! Gue takut bangett!!!"

Tiba-tiba ia teringat sesuatu.

Itu....bukannya jalan yang dilalui Arin ya? batinnya. Dengan cepat, dia mengecek ponselnya yang menunjukkan pukul 20. 15!!!

"Sial!"umpatnya pelan.

Tanpa babibu, Yeosang langsung berlari meninggalkan teman-tempatnya.

"Sang? Lu mau mau beli—WOY! LU MAU KEMANA? JADINYA MAU PESEN APA LO?!"teriak Hongjoong.

Yeosang terus berlari, tak peduli dengan teriakan Hongjoong dan Yunho yang meneriaki namanya. Yang dia pikirkan hanya Arin, Arin, dan Arin.

Arin....kenapa lo selalu bikin gue khawatir....batinnya disela-sela berlarinya. Dia teringat dengan kejadian lima bulan lalu terhadap Arin.

Saat itu, dia sedang berjalan kaki sendirian. Tiba-tiba, dia melihat gadis yang sangat familiar yang didekati beberapa laki-laki asing yang hendak menyentuhnya. Arin yang tidak terima, segera memberontak yang membuat laki-laki itu marah yang akhirnya hendak memukulnya.

Dengan cepat kilat, Yeosang menendang pria itu hingga tersungkur. Karena tak terima, laki-laki itu bangkit hendak memukul balik Yeosang. Belum sempat terpukul, Yeosang menangkis serangan beberapa laki-laki tadi hingga terlibat perkelahian kecil. Tak lama, beberapa orang akhirnya mendekati mereka dan membawa pria itu ketempat yang berwajib dan akhirnya mereka aman.

Yeosang segera mendekati Arin yang tengah ketakutan. Dengan segera, dia membawa gadis itu dalam dekapannya untuk ditenangkan.

>>>

Setelah beberapa meter berlari, akhirnya dia tiba di tempat Arin berada. Sayangnya, tidak ada sosok Arin disana. Yeosang mengacak-acak frustasi dan bingung harus bagaimana.

Dimana dia? Apa ada sesuatu yang terjadi padanya? Itu pikiran buruk yang terus menghantui pikirannya. Dia berharap, Arin tak apa-apa dan dia sampai ke rumahnya.

Tapi.....bagaimana jika tidak?

(Jangan lupa stel lagunya!)

Yeosang menghela napas gusar. Apa ia terlambat? Yeosang menoleh ke kanan dan ke kiri untuk menemukan gadis yang membuatnya khawtir, sampai netranya menemukan sosok yang dia cari, baru saja keluar dari sebuah minimarket sebrang jalan dengan keadaan baik-baik saja.

Yeosang menghela napas lega. Dengan hati-hati, Yeosang menyebrang jalan, tidak lupa menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan ada kendaraan yang melaju kencang atau tidak. Bersyukurnya, tak da kendaraan pun yang lewat. Dengan khawatir, dia berlari ke arah gadis itu dan berdiri di depannya dengan tatapan bahagia.

Arin? Dia terkejut apa yang dilakukan malam-malam begini sendirian.

"Yeosang? Kenapa—"

Belum selesai ucapannya, secara mengejutkan, Yeosang langsung merengkuh kedalam dekapannya. Arin mengerjap-kerjapkan kedua matanya karena dia benar-benar terkejut.

"Yeo-Yeosang.....kamu....?"

Arin berniat melepaskan dekapannya, namun Yeosang semakin mendekapnya kuat. Yeosang berjanji untuk menghukum dirinya sendiri jika Arin kenapa-napa. Karena dia sudah berjanji pada Ayah Arin untuk menjaga putri semata wayangnya yang ditipkan padanya.

Di tengah pinggir kota Bandung yang tak terlalu ramai, serta ditemani berderet lampu jalan serta sinar bulan yang bersinar terang menyoroti jalan, dua insan yang saling berpelukan tanpa tahu jika ada beberapa orang memperhatikan mereka.
































































Tbc

KOSAN ANGKER [ATEEZ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang