Aku Pergi

73 7 0
                                    

Tersenyum melihat interaksi anak2 yang langsung akrab dengan Eras.
Bahkan ku lihat Eras menggiring anak2 duduk dibawah agar lebih mudah membuka bungkusan darinya.
Melihat itu spontan akupun mendampingi anak2ku duduk dibawah dan membantu mereka membuka bungkusannya.

Bragi yang awalnya juga membantu, tiba2 ke kamar mandi. Sedangkan Karina jalan ke dapur meminta tambahan air minum.

Entah aku memang jadi asik menemani anak2ku yang antusias mendapatkan beberapa mainan dari Eras atau memang aku menikmati interaksi saat ini bersama Eras dan anak2 sampai aku lupa memperhatikan Kiyan yang juga sedang ada diantara kita.

Aku tersadar ketika Ibaz yang duduknya memang menghadap ke arah Kiyan, menunjukkan mainan apa saja yang dia dapet dari Eras.

"Papah ini mobilannya banyak banget, tembakannya juga bagus pah, gede banget ya kaya di utube2, ini juga ada mavel pah..." ucap Ibaz yang membuatku sejenak terdiam baru menyadari sosoknya.

Sedangkan Khana tetap asik melihat satu2 mainannya.

"Wahh badus mah...
Wah tantik mah...
Asyiiihhh ya om..." ucap Khana mengekspresikan setiap rasa sukanya.

Begitulah anak2 akan menjadi kurang peka dengan kondisi sekitar ketika mereka sedang menemukan sesuatu yang mereka sukai.

Aku dan Eras juga asik membantu anak2 menggunakan mainan2nya seperti apa, bahkan kita tertawa bareng ketika mendengar beberapa ucapan dari Ibaz atau Khana yang terdengar lucu.

Sampai tiba2 aku mendengar Karina memanggilku.

"Sya...
Sya..." panggil Karina.

Akupun menoleh kearahnya yang sudah berdiri berdampingan dengan Kiyan.

"Kiyan mau pulang katanya..." lanjutnya yang membuatku spontan berdiri, begitu juga dengan Eras.

"Oh...mmm iyaa..." ucapku yang terus menatap ke arah Kiyan.

"Pulang dulu ya..." ucapnya sambil menghampiri Ibaz dan Khana.
"Papah ke rumah nenek lagi ya bang ya de..." pamit Kiyan pada anak2nya. Tapi kali ini anak2 hanya mengangguk dan Ibazpun hanya mengucapkan.
"Hati2 ya papah di jalannya..."

Kiyan tersenyum merespon reaksi anak2, sebelum dia benar2 beranjak, satu per satu dia kecup kening anak2nya. Setelahnya dia berpamitan lagi padaku dan berlalu begitu saja.

Aku dan Karina menyusul langkahnya dan mengantarkannya pulang sampai depan teras. Kulihat Karina melirikku beberapa kali sambil berbisik pelan walaupun tatapannya tetap melihat ke arah Kiyan.

"Bau2 cemburu kayanya nih..."

"Apaan sih lo..."

"Ya tadi liat lo ketawa2 seru gitu sama Eras dan anak2...
Kaliatan banget mukanya merah..."

"Nggak mungkin lah, kaget aja kali ternyata anak2 bisa langsung deket sama Eras...
...
Iya ati2 Yan..." ucapku ketika Kiyan akhirnya sudah melajukan mobilnya dan setelahnya aku langsung menatap Karina.
"Kalo cemburu sama gw, itu gak mungkin.
Satu gw sama Eras nggak ada apa2, bukan kaya dia yang emang udah punya cewe bernama SI-GI
Kedua dengan dia udah punya pacar pertanda urusan dia ke gw soal apapun itu apalagi rasa udah THE END!!!!" ucapku berlalu pergi dan Karina sedikit terkejut dengan reaksiku tapi belakangan ku dengar tawanya yang renyah.

"Aneh kalian tuh.." ucapnya yang tetap terdengar olehku walaupun bersuara kecil.
Tidakaku hiraukan, aku tetap berlalu masuk dan menemani anak2ku yang masih bermain dengan Eras dan Bragi.

Author Pov

Disisi lain, Kiyan masih terbayang wajah Arisya yang tertawa bersamaan Eras saat menemani anak2nya memainkan satu per satu mainan yang diberikan Eras.

PEMERAN UTAMA : CONTINUE LURUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang