Cemburu

61 2 0
                                    

Sesuai janjinya setelah selesai makan siang Eras menjemputku di hotel tempat aku menginap bersama Karina dan Bragi.
Dari sini kita langsung ontheway ke lokasi.

To be honest, aku baru ini ngunjungin kota Samarinda. Ternyata Samarinda kota yang masih asri, masih banyak tempat yamg bisa kita eksplor untuk kita kembangkan. Ya ibu kota Kalimantan Timur ini begitu indah dan masih alami. Banyak tempat yang membuatku penasaran untuk aku kunjungi.

"Enak ya kota nya...?" Tanya Eras yang mungkin melihatku menikmati kota ini.

"Hmmm...
Baru kali ini loh aku ke Samarinda..."

"Boleh nih tiap minggu temenin aku kesini..." ucap Eras yang tersenyum ke arahku.

"Seandainya bisa, tapi aku usahain akan sering2 ikut nemenin kamu disini..."

"Yaaa aku paham, tapi anak2 baik2 aja kamu tinggal?"

"Mereka nggak tau kalau aku lagi pergi, tapi aku hubungi kiyan, aku kabarin dia kalau aku lagi kesini sampai besok..."

"Besok pulang jam berapa?"

"Belom rencanain...
Kamu besok pulang ke jakarta?" Tanyaku.

"Iyaa aku bareng team ku, kemungkinan siang kita ambil jam penerbangannya stelah chek out...
Bareng aja, kamu minta Bragi cariin tiket di jam 2 siang..." ucapnya.

"Mmm iyaaa oke..." jawabku sambil mengeluarkan handphone dan menghubungi Bragi yang entah lagi ngapain sama Karina.

.......

Sampai di lokasi kerjanya Eras, disini aku ketemu Fita dan teman2 Eras yang menjadi teamnya Eras.

"Hai kak Icha..." sapa Fita memelukku sekilas.

"Hai Fit..." balasku memeluknya juga.

"Apa kabar kak?"

"Baik, kamu gimana kabarnya?"

"Baik, tapi ya gini cape. Ngikutin kerjanya bang Eras itu nggak gampang..." ucap Fita sambil melirik Eras yang hanya tersenyum melihat ke arah Fita. Akupun hanya tertawa dan sedikit menyemangatinya.

Setelah bersapa, mereka segera ke lapangan meninjau lokasi proyeknya. Aku pun duduk di tempat yang memang diperuntukan untuk istirahat para pekerja.

Aku bisa melihat langsung Eras dan team nya bekerja di lapangan mengerjakan proyeknya seperti apa. Yaa aku sangat senang hariku bisa menemaninya walaupun dia tetap bekerja. Tapi setidaknya aku ada didekatnya, bisa menikmati sosoknya yang terlihat langsung didepan mataku.

Entah sejak kapan aku ingin selalu di dekatnya. Mungkin Eras sudah membiasakan aku untuk nyaman di dekatnya. Dia membiasakan aku tidak kehilangan moment apalagi waktu bersama, sampai akhirnya aku yang tidak bisa jauh dari dirinya.

Walaupun saat ini aku harus melihat Fita cukup dekat dengannya, mendampinginya dengan baik, memperhatikannya secara detil. Tapi aku tidak khawatir karena ada aku saat ini disini.

Ya ku lihat Fita sudah sangat sigap mendampingi Eras di lapangan. Memberikan minum disaat Eras membutuhkannya. Membawakan berkas2 yang Eras perintahkan. Bahkan meminta bantuan lengan Eras ketika dia menemukan kondisi jalan yang tidak cukup baik untuk dilewati.

Aku cemburu?
Mungkin ya. Cemburu atau iri dengan posisi Fita saat ini yang jadi lebih banyak waktu sama Eras, bahkan bisa dengan baik mendampingi Eras bekerja seperti itu. Dan aku merasa Fita sedikit menjaga jarak denganku, walaupun pertemuan kami tadi seperti baik2 saja, aselinya nggak sehangat itu. Aku lihat Fita selalu menghindar kontak ketika Eras dan aku berinteraksi. Bahkan saat Eras memintanya menemaniku, Fita sudah mengeluarkan banyak reason dan report untuk tetap ikut meninjau lokasi.

Aku harap ini hanya perasaanku yang sedikit sensitif.

"Wah panas banget ya...." ucap Eras yang berisitirahat sejenak dan langsung duduk disampingku sambil menyenderkan tubuhnya.

"Nih..." ucap Fita menyodorkan minuman ke Eras disaat aku baru akan memberikan minumanku.

Eraspun mengambil minuman itu dan menghabiskannya.

"Aku mungkin akan lihat yang arah sana, kali ini kamu disini aja Fit sama Lula. Biar yang kesana aku, Saka, Tala, Varo dan Jiel. Jadi kamu sama Lula istirahat disini sekalian temenin Icha..." ucap Eras.

"Iyaaa oke Ras..." jawab Lula.

Sedangkan Fita hanya terdiam melirik ke arah Eras dan ke arahku.

"Gimana Fit?" Tanya Eras sambil menoleh kearah Fita lalu mendapat jawaban anggukan dari Fita.

"Aku ke sebelah sana dulu ya, soalnya disana harus lebih aku cek kondisi permukaan tanahnya..." ucap Eras sambil menatap aku yang duduk disampingnya.
Lalu dia berdiri membelai dan mengecup kepalaku sekilas.

"Gw sama yang lain ke sana dulu ya, tolong yang tadi udah kita diskusiin sekalian dibikin report aja Fit...
Abis lokasi yang ini kita langsung selesei aja untuk hari ini, sekarang istirahat dulu sana...." ucap Eras pada Fita sambil mengacak sedikit rambutnya Fita

"Aduuh iya iyaa...
Eh, nih bawa..." jawab Fita sambil memberikan sebotol minuman lagi pada Eras, Eraspun mengambilnya.

"Makasyiiiihhh siist..." ucap Eras mencubit hidung Fita sekilas.

"Au...rese lo..." rengek Fita.
Setelah kepergiannya, Fita duduk disamping Lula dan berdiskusi langsung tentang lokasi yang tadi mereka tinjau.
Fita langsung sibuk membuat report dengan Lula.

Sedangkan aku mengalihkan rasa cemburuku dengan berkomunikasi sama Karina. Ya aku cukup cemburu melihat sikap Eras ke Fita seperti itu, walaupun mungkin itu memang adalah hal yang biasa dia lakukan pada Fita. Tapi bagaimanapun aku kan tidak terbiasa melihat dia seperti itu ke wanita lain.

"Kak..." panggil Fita membuat aku menoleh ke arahnya.

"Ya Fit..." jawabku.

"Eras kesibukan ya..?" Tanya nya.

"Hah?
Mmm yaa gituu...."

"Eras itu aselinya emang gila kerja, sebelum dia ketemu kak Icha emang dunianya soal kerja, proyek, bisnis dan lain2nya selama itu bisa dia lakuin...
Ya kaya sekarang ini, dia tuh nggak kenal capek. Eras itu emang work holic sih, waktu 24 jam kata dia itu sebentar..
Tapi ya aku sempet lega lah pas dia kenal kak Icha sebelum dia punya proyek yang ini, dia masih bisa nikmati waktu dia untuk dirinya sendiri....
Setidaknya dalam waktu beberapa bulan kemaren, dia bisa menikmati waktu dia yang lain selain bekerja..." ucapnya.

Aku hanya tersenyum mendengar penjelasan Fita yang sepertinya dia memang sangat tau persis tentang kehidupan Eras selama ini.

"Tapi kak Icha kepikir untuk kesini?" Tanyanya membuyarkan lamunanku.

"Hah?
Ooh ya itu Bragi yang nawarin, karena memang aku akuin sih Fit semenjak Eras pegang proyek ini, waktu kita ketemu bahkan komunikasi aja jadi berkurang.
Dan kemaren Bragi jadi nawarin aku untuk terbang kesini.
Setelah aku dan Eras ketemu terus kitapun ngobrol perihal kondisi kita saat ini, aku baru sadar, selama ini emang Eras yang banyak luangin waktunya untuk aku disela2 kesibukannya. Jadi mungkin aku terbiasa sampe aku merasa kehilangan dia, tapi aku menyadari kalau sekarang harusnya giliran aku yang luangin waktu disela2 kesibukan Eras..." ucapku menjelaskan apa yang baru tadi pagi aku dan Eras bicarakan.

Kulihat Fita terdiam, hanya menyimak sedangkan Lula sibuk dengan report walaupun aku yakin sekilas dia pasti mendengar percakapanku dengan Fita.
Akupun tidak melanjutkan pembicaraan ini, dan kembali wa an sama Karina.

Fita

Fita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PEMERAN UTAMA : CONTINUE LURUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang