EGO

64 5 0
                                    

Aku hari ini niat menemui Eras, seperti biasa aku kesini bukan hanya untuk Eras tapi memang mengantar pesanan Karina dan Bragi.

Sambil menunggu Karina, aku melihat Eras berjalan santai ke arah sebelah kananku.
Aku hanya melihatnya dari kejauhan, tapi aku siap2 untuk beranjak menyusulnya dan aku titipkan pesanan Karina ke salah satu waiters disitu yang sudah sangat mengenalku, karena aku memang langganan cafe ini.

Akupun bergegas menyusul langkahnya Eras. Baru jarak beberapa meter, sudah kulihat lagi Eras bersapa ria dengan Fita yang baru keluar lift. Mereka saling merangkul dan bertatap hangat.

Tapi aku tidak berhenti aku tetap melangkah mengikuti arah mereka berjalan. Terus melihatnya dari siluet belakang mereka. Pemandangan yang sebenarnya tidak mau aku lihat.

Cemburu?
Ya pasti.
Bagaimanapun aku sudah lebih dulu menjadi kekasih Eras, walaupun dia lebih dulu menjadi teman dekatnya Eras.

Mungkinkah aku boleh membenci dia karena mencintaimu Eras?
Jujur aku nggak rela dia mengambil alih segala perhatian kamu Eras.
Aku tidak mau dia menggantikan aku, karena aku rasa aku lebih baik darinya.
Aku ingin dia pergi jauh dari kamu. Tidak dengan mudah tangannya merangkul tanganmu seperti itu, tidak mudah untuknya menatapmu sesukanya seperti itu. Tidak mudah tersenyum dan bermanja sesuai keinginannya seperti saat ini.

Terus bergejolak pikiran dan hatiku. Saat aku mengikuti langkah mereka dan berhenti di resto yang sering aku makan siang bareng sama Fita disini.

Sampai kulihat mereka duduk bersama dan tepat ketika Eras duduk, Eras melihat ke arahku yang sudah berdiri tidak jauh dari tempat duduk mereka. Nggak lama Fita menyusul menengok ke arahku.

"Kak Icha..." sedikit ku dengar Fita menyebut namaku.

Aku melangkah mendekati mereka. Sampai tepat berdiri di meja mereka. Fita bergeser keluar, berdiri disampingku dan mempersilakan aku duduk di tempat dia duduk. Kulihat Eras hanya mengalihkan terus pandangannya.

Aku cukup miris melihat reaksi Eras seperti itu. Tapi ku tepis karena aku mulai tau jawaban dari sikap Eras seperti ini.
Walaupun rasanya lebih sakit ketika tangan Eras menahan lagi tangannya Fita dan menyuruhnya duduk disampingnya. Eras menggeser duduknya dan Fitapun duduk disamping Eras.

"Mau makan siang bareng?" Eras bertanya sambil menatapku dengan tatapan menyindir. Mungkin dia berharap aku bereaksi meninggalkan dia dan Fita.
Tapi aku tetap duduk disitu menahan diri untuk pergi.

Aku hanya mengangguk.
Saat aku baru lihat2 menu.

"Bang kalian itu perlu bicara, selesaikan aja semuanya dulu, baru kamu mau ambil keputusan apapun itu hak kamu...
Aku nggak mau ada salah paham yang membuat reputasiku jelek..." ucap Fita menutup menu dihadapannya dan berbicara sedikit keras ke hadapan Eras.

"Reputasi apa yang kamu maksud?
Apa bisa reputasi kamu dihancurkan oleh seorang Arisya?" Tanya Eras yang semakin membuat aku merasa sakit.

"Ya aku nggak mau Eras, seolah aku merebut kamu dari kak Icha..."

"Kamu nggak pernah merebut apapun.
Dari awal sampai kapanpun nggak pernah ada orang yang bisa merebut aku dari kamu Fita. Gimanapun dan siapapun itu kan aku selalu lebih milih tetep disamping kamu..."

"Apa sih Ras???" Tanya Fita sedikit kesal sedangkan Eras berbicara sambil senyum2 umtuk menegaskan sesuatu.

"Nggak ngerti gw" lanjut Fita yang sudah berdiri dan seperti mau pergi.
Tangan Eras kembali menahan tangan Fita.

"Duduk, kan kita yang mau makan disini. Ngapain lo pergi?
Kan dia cuma mau makan bareng kita" ucap Eras sambil menarik keras Fita duduk disampingnya.

PEMERAN UTAMA : CONTINUE LURUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang