Satu Berita Untuk Arisya

16 3 0
                                    

Author Pov.

Semakin banyak hari yang sudah dilewati Arisya tanpa kehadiran Eras. Bohong kalau Arisya sudah melupakan Eras.
Eras adalah orang yang datang dikala hatinya sudah mati rasa karena kesalahan yang dia lakukan terhadap Kiya dan Dipta.
Dua orang laki2 yang sangat mencintainya tanpa batas. Tapi saat ini dia yang mencintai Eras tanpa batas lalu Eras malah meninggalkannya.

Karina mengajak Arisya bertemu di jam makan siang walaupun Arisya belum aktif dengan ricebowlnya. Tapi Arisya menolak bertemu di dalam area kantor Karina. Dia menghindari bertemu dengan Eras. Karena ada kemungkinan besar Arisya akan bertemu Eras disana.

Arisya bersedia lunch bersama Karina dan Bragi di resto sekitaran gedung kantor Karina.

"Lo udah sampe?" Tanya Karina di telefon.

"Iya udah, gw baru duduk. Lo dimana?"

"Ini gw masuk parkiran..." jawab Karina.

Telepon terputus.

Bragi memarkirkan mobilnya lebih dulu. Dan setelah terparkit. Mereka berdua turun dan berjalan masuk ke dalam restoran. Baru masuk, Karina dan Bragi sudah menemukan sosok Arisya. Arisya juga sudah melihat kehadiran Karina dan Bragi

Mereka saling temu, bersapa dan berpelukan ringan.

"Lumayan panas banget ya diluar...." ucap Karina.

"Hmm lagian tumben sih lo maksa banget ngajak ketemu..." tanya Arisya.

"Iyaaaaaa soalnya ada yang mau gw sampein ke lo..."

"Haduuuhhh gw lagi nggak mau mikir berat2 ah..." ucap Arisya sambil memilih menu makanan dan minuman. Begitu juga dengan Karina dan Bragi.

Tapi rasanya aneh sekali Bragi banyak melarang Karina memakan makanan kesukaannya.

"Kenapa sih lo Gi...
Segala nggak boleh. Tumben banget. Emang lo abis sakit ya Kar??" Tanya Arisya penasaran.

"Yaaa kan buat kesehatan Arsy...wajar dong gw batesin dia makan yang memancing segala penyakit tumbuh..."

"Aiiisshhhh...." jawab Arisya acuh. Sedangkan Bragi dan Karina hanya saling tatap.

Setelah sekian menit mereka memilih menu makanan. Mereka bertiga melanjutkan obrolan mereka.

"Emang lo abis sakit ya Kar?
Tumben gw gak tau kabarnya..." ucap Arisya berusaha menditeksi ekspresi Karina dan Bragi.

"Mmm alhamdulillah gw sih sehat Sya...
Tapi emang saat ini Bragi protect banget sm makanan yang gw makan..." jawab Karina pelan2 membuat Arisya kebingungan.

"Loh emangnya kenapa?
Yakin lo lagi sehat?????" Tiba2 ekspresi Arisya berubah panik.

"Hah?
Iya gw sehat ko Sya..." jawab Karina terkejut melihat ekspresi Arisya yang berubah panik.

"Ya terus kenapa ko Bragi jadi protect sama apa yang lo makan?????" Tanyanya lagi tetep kebingungan.

"Mmm..." Karina menggantung kalimatnya sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Gw kemaren periksa ke dokter. Ini hasilnya...." jawab Karina menyodorkan sesuatu ke arah Arisya. Saat menerima sebuah amplop mata Arisya tidak lepas menatap Karina dan Bragi secara gantian yang terlihat menunggu reaksi Arisya ketika dia membaca hasil pemeriksaan Karina.

1 menit, 2 menit Arisya masih belum bereaksi. Dan menit ke 3 setelah berulang2 Arisya membaca hasil kesehatannya Karina. Arisya menatap intens Karina dan Bragi yang masih diam tanpa ekspresi.

"Lo hamil?" Tanya Arisya dengan mimik muka yang belum punya ekspresi apa2.

"Iya..." jawab Karina berusaha senyum.

Tanpa diduga Arisya menutup mukanya dengan kedua tangannya dan menangis cukup tersedu2, hal itu membuat Karina dan Bragi kebingungan. Karina langsung menghampiri Arisya dan memeluknya.

"Sya..Risya...kenapa???
Hei Sya...kenapa????" Tanya Karina yang kebingungan. Bragi pun tak kalah bingung dan panik melihat Arisya menangis.

"Aarrssyyy...
Gw kira ini bakal jadi berita bahagia buat lo....
Aaarrsssyy sorry kalo kita nggak peka sampe bikin lo malah sedih..." ucap Bragi sepelan mungkin menyampaikan pendapatnya.

Selang beberapa detik Arisya membuka tangannya, mengambil beberapa lembar tisu mengusap hidung dan sebagian wajahnya yang banjir karena air mata dan campuran air yang keluar dari hidungnya.

Bragi dan Karina hanya memperhatikannya dengan ekspresi setengah bingung dan setengah lagi geli.

"Huuuu...gw itu nangis karena gw bahagia. Karina temen gw yang selama 10 tahun hidup tidak bahagia. Terus ketemu lo yang selalu memperlakukan dia penuh cinta, sampe lo yakin nikahin dia dan sekarang dia hamil...
Ini yang gw harapkan dari hidupnya Karina. Setidaknya gw bahagia saat ini karena Karina memiliki keluarga...." ucap Arisya kembali menangis. Dan langsung dapet pelukan dari Karina yang matanya juga berlinang. Ternyata reaksi Arisya diluar dugaan. Bragi pun spontan memerah matanya mendapati reaksi Arisya yang melebihi ekspetasinya.

Mereka membayangkan Arisya akan mengungkapkannya dengan tertawa lari memeluk Karina. Tapi ternyata saking bahagianya dia malah menangis. Dan itu malah membuat pasutri ini terharu ikut menangis.

"Sewaktu gw dinyatakan hamil, gw nggak seterharu ini Risy...
Gw bahagia, memeluk Bragi dan kita leboh banyak tertawa..
Tapi ngeliat reaksi lu yang malah nangis, baru bikin gw bereaksi terharu dan menyadari apa yang sekarang gw dapet bener2 anugerah banget dari Tuhan setelah apa yang sudah gw lewatin beberapa tahun lalu..." ucap Karina.

"Terus kandungan lo sehat kan ?
Calon anak gw udah 8 minggu ajaaa..." ucap Arisya yang kembali menangis memeluk Karina.

Melihat reaksi Arisya seperti itu malah membuat Karina dan Bragi jadi tertawa.

"Calon anak lo ya Arsy..." ucap Bragi mengusap air matanya yang akhirnya menetes terbawa suasana sambil tertawa.

"Iya lah. Ini emang anak lo berdua tapi anak gw juga..." jawab Arisya sedikit ngegas sambil menatap Bragi.

Mereka bertiga masih dalam keadaan terharu karena kehamilan Karina.

Sesaat kemudian. Ada yang hadir ditengah-tengah mereka.

"Kak Icha..." sapa Fita memecah kehangatan diantara mereka bertiga dan membuat suasana hening seketika.

PEMERAN UTAMA : CONTINUE LURUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang