Sudah hampir seminggu Eras tidak menghubungiku. Tidak mengabariku apapun.
Sedih? Sudah pasti.
Sakit? Ya.
Aku terus terngiang dengan kata2 yang dia sampaikan ke Fita. Kalau dia dan aku sedang break.
Padahal kita baik2 aja. Karina dan Bragi yang mendengar ceritaku juga tidak paham maksud dari sikap Eras. Tidak bisa menduga juga apa yang terjadi yang membuatnya berkata seperti itu ke Fita.Aku sedang ngobrol2 sama Karina sambil mengantarkan pesenannya.
Tiba2 aku dikejutkan dengan sosok Eras yang berjalan santai dengan beberapa temannya menuju lift untuk naik ke atas ke kantornya."Kar..."
"Ya..." jawab Karina tapi sambil mengikuti arah pandangku.
"Wait...
Itu Eras kan?" Ucap Karina yang juga ikut terkejut.
"Coba telepon coba telepon..." seru Karina menyuruhku segera menelepon Eras.Dan aku mengikuti sarannya untuk menelepon Eras. Hasilnya tetap sama dari yg kemarin2 sampai aku menyadari sepertinya nomerku benar2 di block sama dia.
Dan yang bikin aku lebih yakin soal itu, sebelum dia benar2 masuk lift, aku melihat dia dari kejauhan mengambil handphonenya, melihat dan dia seperti menelepon seseorang.
Aku dan Karina yang dari tadi memperhatikan gerak geriknya jadi saling tatap ketika melihat dia mengambil jarak dari beberapa temennya dan sibuk menelepon seseorang.
Melihat itu Karina tiba2 beranjak dari duduknya dan membuatku panik. Aku tau apa yang akan Karina lakukan.
Tapi aku tidak bisa langsung menyusulnya untuk menahannya.
Aku pasrahkan kondisinya seperti apa.Aku hanya duduk diam melihat reaksi apa yang akan Karina berikan ketika dihadapan Eras dan begitu juga sebaliknya dengan Eras.
Karina hanya berdiri dihadapan Eras dan kulihat Eras menatapnya santai. Lalu ku lihat Karina berbicara dengan Eras setelah Eras selesi menelepon. Sekilas Aku dan Eraspun sempat saling tatap dari jarak yang agak cukup jauh. Eras menyadari keberadaanku. Tapi dia tidak langsung menghampiriku. Dia hanya menatap sekilas ke arahku lalu fokus mendengarkan lagi omongan Karina.
Setelahnya Eras malah berbalik badan dan jalan ke arah lift. Dia sama sekali tidak berkeinginan menemuiku yang sudah jelas2 sedang duduk memperhatikan dia, setelah beberapa hari ini nungguin kabarnya, mau minta penjelasannya, mau mendengar segala alasannya.Tapi yang terjadi saat ini, saat aku melihat sosoknya diapun mengetahui aku pasti sedang menunggunya menemuiku. Eras malah terlihat tidak peduli. Bahkan kulihat Karina berjalan ke arahku dengan ekspresi marah.
"Lo jangan pulang.
Lo berhak dapet penjelasan apapun dari dia.
Lo tungguin dia disini dan lo harus ngomong sama dia!!!"
Ucap Karina sedikit emosional ketika sampai dihadapanku lagi dan duduk didepanku.Tanpa reaksi, aku masih terkejut dengan reaksi Eras ketika melihatku disini dia benar2 mengacuhkan aku tanpa aku tau alasannya dan setelah aku benar2 menunggu kepulangannya.
Akupun berdiri dan beranjak dari tempat itu tanpa aku pedulikan panggilan Karina. Aku hanya berpikir untuk pulang. Bahkan aku tidak mau mengikuti saran Karina. Menurutku aku tidak ada keharusan melakukan itu. Karena aku nggak tau apa yang udah aku lakukan sehingga membuat Eras seperti itu.
Keluar lift basement aku bertemu Fita.
"Hai kak..." sapanya.
Aku mengatur nafas dan sisi emosionalku karena kejadian tadi.
"Hai Fit..." sapaku balik.
"Baru ketemu bang Eras ya?" Tanyanya.
Aku terdiam, karena tidak bisa menjawab.
"Oh emang dia udah pulang?" Tanyaku tanpa menutupi lagi sebenernya yang terjadi."Udah dari kemarin. Memangnya bang Eras belum juga ngasih kabar ke kak Icha?"
"Belum...
Mungkin dia belum selesai dengan ruang dan waktunya Fit..." ucapku melempar senyum. Tapi kulihat ekspresi Fita terlihat bingung, dia seperti berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMERAN UTAMA : CONTINUE LURUH
Chick-LitPlease!!! Ini DEWASA!!! Kisah ku kembali. Arisya. Perpisahan ku dengan Dipta tidak seperti yang ku harapkan. Aku kehilangan dia untuk selamanya. Lalu aku melihat Kiyan, menatapku yang meratapi kepergian Dipta. Menangisi Dipta begitu dalam dan terpuk...