Sudah hampir sebulan aku dan Eras, waktu untuk bertemu dan berkomunikasi jadi berkurang. Eras sedang fokus dengan proyeknya dan aku merindukannya. Karena selama ini aku terbiasa selalu mendapat kabar dari Eras, bahkan Eras selalu menyempatkan diri untuk menemuiku disela-sela kesibukannya.
Tapi hampir sebulan ini, Eras sering keluar kota untuk meeting, survei, meeting, survei seterusnya begitu. Sepulang dari luar kota dia juga sudah sibuk dengan pekerjaannya dikantor yang katanya sedang overload.
Belum lagi ada penawaran naik pangkat dikantornya, jadi dia juga sering menghabiskan waktunya di kantor hingga malam hari.Kadang aku yang menemaninya hingga makan malam bersama. Tapi tidak bisa setiap hari seperti itu, karena aku juga banyak pekerjaan di rumah ditambah bisnis ricebowlku. Mungkin aku juga tidak bisa egois, karena akupun semakin sibuk dengan bisnis ricebowlku yang sekarang setiap hari aku produksi dan melayani pesanan bahkan sudah masuk beberapa vendor EO dijadikan menu untuk kegiatan2 atau acara2 yang mereka tangani.
Ya suatu relationship itu memang tidak akan selalu baik2 aja. Ada aja menguji sabar, emosi, egois, keras hati, overthinking dan lain2nya. Termasuk hubunganku dan Eras yang sebenarnya sudah 8 bulan ini baik2 saja dan kita sedang diuji dengan kesibukan masing2 terutama kesibukan Eras.
........
Weekend ini lagi dan lagi Eras harus pergi ke luar kota selama 3 hari. Padahal hari2 sebelumnya dia sudah sibuk dengan kerjaan kantornya. Ya begini, weekday dia terus bekerja di kantor sampai malam hari, dan tiap weekend dia harus pergi ke luar kota mengontrol proyeknya disana.
Aku sedang nginap di rumah Karina, karena anak2 juga lagi jatahnya nginep di rumah mamah Erina bersama papahnya. Aku meliburkan pesananku sampai hari minggu.
"Jadi udah berapa lama lo sama Eras kaya gini?" Tanya Karina sambil memberikan aku secangkir kopi.
"Ya udah sebulan sama weekend ini..." jawabku melihat2 handphone yang jadi sepi tanpa message atau tlp dari Eras.
"Coba lo tlp sekarang..." ucap Karina.
"Buat apa?" Tanyaku heran.
"Ya hubungin dia tanya dia udah sampe apa belom di hotel..." jawab Karina sambil meminum kopinya.
"Tadi waktu di jalan, gw udah coba tlp dia tapi belom aktif...kadang gw malu Kar..." ucapku merebahkan tubuhku di sofa panjangnya.
"Heeeiii malu kenapa lo???" Tanya Karina heran sampai matanya melotot2.
"Maluuu, karena gw kaya bucin gini ke dia. Gw emang ngerasa kaya kehilangan sosok dia yang selalu ada buat gw, dan gw jadi kaya posesif sekarang2 ini. Padahal kita emang sama2 sibuk, tapi gw nggak sesibuk dia Kar..
Gw masih punya waktu untuk komunikasi sama dia bahkan nemenin dia lembur. Tapi dia itu punya waktu 24jam sekarang untuk urusan kantor dan proyeknya aja. Walaupun dia selalu bales message gw atau dia angkat tlp gw tapi jangka waktu kita komunikasi itu nggak pernah panjang lagi. Sekalinya dia hubungin gw, gw udah tidur, besoknya gw hubungin balik dia udah sibuk lagi...
Gw sedih Kar situasi gw sama dia jadi begini. Gw yang selalu mulai untuk komunikasi sama dia...""Emang kalau dia lagi makan atau lagi istirahat dia nggak bisa ngehubungin lo?"
"Gimana mau ngehubungin gw Kar, kalo sekarang dia makan siang aja sama direktur2 atau komisaris2....
Dan kalo lagi ngerjain proyeknya dia makan siang aja selalu sama kliennya..." ucapku dan mataku mulai memanas, menahan sedih."Berapa lama kira2 proyek ini..." tanya Karina.
"Paling cepet 1 tahun..." jawabku.
"Dan ini udah berjalan berapa lama?"
"Baru sebulan setengah Kar...." aku mulai merengek mengingat kurang lebih masih ada sepuluh bulan lebih aku masih menunggu proyeknya selesai.
"Yaaa mungkin karena proyek ini baru banget berjalan, jadi dia lagi sibuk2nya Sya...
Siapa tau 3 bulan atau 4 bulan kedepan waktunya dia membaik lagi, jadi hubungan lo berdua lebih baik lagi..." ucap Karina menenangkan aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMERAN UTAMA : CONTINUE LURUH
ChickLitPlease!!! Ini DEWASA!!! Kisah ku kembali. Arisya. Perpisahan ku dengan Dipta tidak seperti yang ku harapkan. Aku kehilangan dia untuk selamanya. Lalu aku melihat Kiyan, menatapku yang meratapi kepergian Dipta. Menangisi Dipta begitu dalam dan terpuk...