Keras Kepala

19 2 0
                                    

Author Pov.

"Kak Icha.." sapa Fita memecahkan kehangatan diantara Arisya, Karina dan Bragi. Dan membuat suasana hening seketika.

Arisya hanya menatap Fita. Begitu juga dengan Karina dan Bragi. Tapi spontan matanya Arisya melirik sekitar Fita. Dia benar2 khawatir ada sosok lain selain Fita.

"Kak Karina hamil?" Tanya Fita tanpa memperhatikan ekspresi Arisya yang tiba2 panik melihat sekitaran.

"Hah?
Hee iya, alhamdulillah udah positif 8minggu Fit..." jawab Karina merespon baik pertanyaan Fita.

"Selamat ya kak..." ucap Fita berusaha memberikan pelukan hangat. Lalu Fita menghampiri Bragi memberikan sebuah pelukan selamat juga.

"Selamat ya bang, udah jadi calon bapak. Mas Dipta pasti seneng akhirnya Bang Bragi sekarang hidupnya bener2 bahagia..." ucap Fita yang membuat situasi makin hening bahkan canggung.

"Mmm baru mau makan siang ya?" Tanya nya sambil menatap ketiganya secara bergantian

"Iya kita baru makan, tapi udah pesen ko tinggal nunggu dateng makanannya..." jawab Bragi.

"Oh...
Mmm aku boleh gabung sama kalian ya..." Tanya Fita tapi sambil duduk disebelah Bragi.

"Aku tadi abis meeting di kantor Eras. Erasnya nggak ada lagi urus proyek di Samarinda. Soalnya disana lagi mau dihandle sama kak Jiel. Dan selesai meeting aku cari lunch kesini..." ucap Fita tanpa sadar ceritanya itu salah satu hal yang lagi nggak mau Arisya tau.

"Mmm gitu...
Jadi kamu ini sendirian?" Tanya Bragi.

"Iya sendirian, pas banget kan liat kalian bertiga jadi aku kesini. Tapi maaf tadi nggak sengaja ngedenger Kak Karina mau punya calon anak..." ucap Fita.

"Iyaa kita emang lagi bahas itu..." jawab Arisya.

"Iyaa kedengeran tadi sama aku pas jalan arah sini...
Mm kak Icha sehat?" Tanya Fita.

"Sehat...
Kamu sendiri gimana kabar?"

"Sehat juga kak. Cuma ya makin sibuk. Lagi ngerjain satu tender. Dan mudah2an berhasil..." ucapnya yang terus tersenyum.

Tapi senyumnya Fita malah membuat Arisya OVT.

"Kamu pesen makan dulu nih Fit. Kan katanya mau lunch bareng..." ucap Bragi.

Fitapun memesan makanan. Disela2 obrolan, makanan Karina, Bragi dan Arisya sudah datang.

Sambil menunggu makanan Fita. Bragi mengajak ngobrol Fita tentang kegiatan2nya.
Tapi Arisya acuh. Dia berusaha fokus makan dan melihat2 handphonenya. Karina menyadari hal itu juga tidak ikut menanggapi obrolan Fita dan Bragi. Dia sibuk dengan makanan yang mulai dipilih2 karena dia sudah merasakan tidak menyukai beberapa rasa dari satu macem makanan.

Disaat makanan ketiganya sudah tinggal setengah porsi. Makanan Fitapun datang. Fitapun menikmati makanannya sambil memainkan handphonenya.

"Kenapa lo pilih2 itu?" Tanya Arisya ke Karina.

"Enek gw..."

"Iiih udah mulai ngidam dia.." ucap Arisya.

Fita mendengar itu ikut memperhatikan Karina.

"Orang hamil pasti kaya gitu ya kak?" Tanya Fita.

"Mungkin sih. Tapi ini aku mulai sih rasa2 enek kalo sama bawang2an..." jawab Karina.

"Mmm gitu...
Berarti kemungkinan besar nanti aku nikah dan hamil juga gitu ya..." ucap Fita yang malah membuat Arisya tersedak minuman.

"Eh kenapa Sya..."

Arisya terus batuk sambil menggeleng2kam kepalanya.

Beberapa detik Arisya terus terbatuk. Sampai Karina mengusap2 punggung dan tengkuk leher nya Arisya.

Dan setelahnya kondisi Arisya kembali normal.

"Kaget gw, tiba2 batuk kesedak gitu.." ucap Karina.

"Katanya kalau tersedak tiba2 ada yang kangen..." ucap Fita.

Semua hanya menatap Fita tanpa ekspresi.

"Katanya loh...
Mungkin bang Eras kangen kakak..." ucap Fita acuh sambil mengunyah makanannya.

"Beberapa minggu ini aku liat bang Eras workholicnya muncul lagi sampe nggak merhatiin lagi jam makan dan jam tidur. Tapi anehnya jadi sering ilang konsentrasi. Dan beberapa kali kaya melamun....
Kemungkinan besar dia lagi mikirin kak Icha...
Iya kan bang?" Ucap Fita menoleh ke arah Bragi.

"Hah?
Mmm...mana gw tau Fit..."

"Ih abang kan laki laki masa iya nggak bisa menilai kalau laki-laki lagi kaya gitu itu kenapa..."

"Ya beda2 lah Fit, nggak semua sama arti dari reaksi begitu..."

"Ooohh....
Tapi feeling ku sih Eras kangen sama kak Icha...
Kak Icha juga pasti kangen kan sama bang Eras...
Kak Icha gak niat nemuin bang Eras gitu, ajak ngobrol bang Eras.
Siapa tau bang Eras sekarang mulai memahami yang sebenarnya terjadi...."

Arisya hanya diam. Begitu juga Karina dan Bragi hanya diam menatap Fita.

"Mungkin kak Icha berpikir bang Eras jahat. Tapi nggak gitu ko kak...
Bang Eras sedikit kecewa aja ternyata hidup kak Icha masih harus berhubungan dengan Kak Kiyan. Tapi kak Kiyan sendiri bukan menjalin silaturahmi yang baik. Tapi kak Kiyan selalu menunjukkan sikap bersaing dengan bang Eras sedangkan kak Kiyan bukannya udah punya pacar ya..."
Ucap Fita.

Arisya masih diam. Dan kali ini Karina menanggapi ucapan Fita.

"Arisya mundur karena Eras yang memintanya Fit. Kamu nggak tau kalau dia sudah menyatakan sesuatu ke Arisya yang membuat Arisya mundur berjuang mempertahankan hubungannya..."

"Mmmm
Emang apa yang bang Eras sampein?"

"Eras bilang, Arisya berpotensi menyakitinya dibandingkan kamu Fit...
Menurut dia kamu adalah wanita yang tidak akan pernah menyakitinya. Jadi bagaimanapun hubungan Arisya dan Kiyan. Eras sudah memilih pilihannya Fit..." jawab Karina.

Dan jawaban Karina malah membuat Fita terdiam. Lalu tanpa dugaan Arisya melanjutkan ucapan Karina.

"Fit..sebenernya aku nggak mau bahas mengenai Eras. Aku sedang ingin baik2 saja walaupun sebenarnya tidak. Karena Eras terlalu menghancurkan harapan2ku dan dia terlalu menyakiti aku lebih dari apapun....
Cerita yang sama telah terulang. Dan jatuh di rasa yang sama. Selalu jatuh cinta pada orang yang tak ingin bersama. Tapi tetap aku paksa....
Aku saat ini sudah sadar diri Fit...
Nggak seharusnya aku begini, masih keras kepala aku mencintai Eras disaat Eras bilang kita nggak bisa bertahan...
Seharusnya dari sewaktu dia nggak mau ketemu aku, seharusnya saat itu aku memang menghilang..."

Sejenak Arisya terdiam menahan sesak. Menarik nafas dalam.

"Karena aku pernah menjadi orang yang paling jatuh cinta. Yaa... aku pernah mengalami aku paling keras jatuh hati, memperjuangkan cinta tanpa berhenti. Tapi nggak semua yang aku inginkan menjadi milikku walaupun aku patah hati....
Lalu aku patah hati lagi dikala aku merasa aku jatuh cinta lagi. Apa aku memang nggak pantas dicintai?
Karena ternyata cerita ini hanya sementara saja Fit....
Jadi biarkan aku menikmati rasa ini sendirian tanpa terusik lagi oleh mereka yang membuatku terlalu jatuh cinta sebelumnya...." ucap Arisya memalingkan wajahnya.

Fita hanya terdiam menatap Arisya.

PEMERAN UTAMA : CONTINUE LURUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang