Samarinda Malam

112 4 0
                                    

Aku dan Eras berbaikan, lalu aku mengikuti keinginan awal Eras untuk menginap bersama dengannya.
Saat baru sampai di hotel tempat Eras menginap, aku sempat berpapasan dengan Fita dan beberapa temannya Eras yang lain, mereka baru selesai jalan2 kuliner malam. Dan kita jalan bersama sampai berpisah masuk kamar masing2.
Eras memang tidur sendirian, kalau yang lain kamarnya saling sharing.

Eras membawakan koperku masuk setelah aku dulu masuk ke kamar, melepas sepatu dan cardigan. Aku duduk sejenak di pinggiran kasur smabil memperhatikan Eras merpaihkan posisi koperku.

Setelah meletakan koper, Eras menghampiriku dan berdiri tepat dihadapanku.
Kedua tangannya langsung mengapit wajahku dan dihadapkan ke wajahnya.

"I love you dear...." ucap Eras.

"Love you too..." jawabku tersenyum.

"Jangan raguin perasaan aku ke kamu ya. Jangan mengkhawatirkan hal2 yang nggak mungkin aku lakuin..." ucap Eras berganti posisi jadi berjongkok dan memindahkan tangannya menggenggam kedua tanganku.

Aku mengangguk menjawab ucapan Eras.

"Ketika aku memilih kamu, ya hanya kamu yang mengisi hati aku Cha...
Fita tidak pernah sedikitpun mengisi hatiku sebagai wanita, aku menyayanginya. Tapi rasa sayang itu sebatas sahabat bahkan saudara perempuan..." ucapnya.

"Iyaaa aku paham...
Mungkin aku hanya terbawa rasa cemburu karena seharian ini nemenin kamu kerja, aku malah melihat Fita bisa menghabiskan waktu sama kamu, sedangkan aku lagi kekurangan waktu bareng kamu, dan bayanganku jadi terlalu jauh sampai ke urusan hati Fita ke kamu..." ucapku sedikit merajuk mengingat hubungan ku dan Eras yang sedang diuji dengan waktu dan jarak.

Eras tersenyum melihat ekspresiku yang mungkin baginya aku kekanak2an bersikap begini.
Dia meraih daguku dan mencium bibirku lembut. Aku merespon ciuman itu. Ku kalungkan kedua tanganku dilehernya. Eraspun mengeratkan kedua tangannya di pinggangku.

Kita saling berciuman dengan intim.
Kurasakan tubuhku sedikit digeser oleh Eras ke tengah ranjang.
Eras mulai merebahkan tubuhku lalu membuka sweeternya. Dia kembali menciumku melumat bibirku dengan rakus.
Sampai beberapa kali kita mengambil nafas dengan tersengal2.

Sambil saling tatap aku membelai wajahnya.
Eras menurunkan tali bajuku hingga kedua buah dadaku langsung terekspose, lalu Eras juga menurunkan celana panjangku hingga terlepas. Setelahnya dia melepas kaosnya memperlihatkan tubuh terindahnya.

Perlahan dia mulai menciumi gundukan dadaku dengan hembusan nafas yang sudah tidak beraturan.
Dia membuka seluruh pengait bajuku hingga akhirnya bisa dia lempar ke sembarang arah. Hanya tinggal celana dalamku yang berbentuk gistring masih menempel dibagian area bawahku. Eras membuka celana panjangnya dan meninggalkan boxer yang belum dia lepas.

Eras makin rakus menikmati tubuhku dengam cumbuan2nya, dengan rabaan2 tangannnya, dan terjebaklah tangannya diarea sensitifku yang masih berbalut gistring tile itu.

Dia meraba area sensitifku sambil mencium bibirku sedangkan tangan satunya asik memijat2 satu buah dadaku dan mulai melintir2 putingku hingga aku mendesah.

Mendengar desahanku, Eras melepas ciumannya. Dia menatapku intens membuatku malu dan menenggelamkan wajahku pada ceruk lehernya. Tangan dia masih memainkan area sensitifku lalu tangan satunya yang tadi meremas buah dadaku kini meraih tanganku dan mengarahkannya untuk menyentuh miliknya yang sudah mengeras. Saat tanganku menyentuhnya reflek ku remas pelan miliknya hingga Eras mengeluarkan erangannya.

Kuberanikan diri untuk semakin intens meremasnya dan memainkannya. Dan itu membuat dia makin memanas, dia menggeser gistringku sampai kedua jarinya langsung mengocok bagian dalam dibawah sana, sedangkan tangan satunya memeluk erat tubuhku. Kami saling berdesah merasakan nikmat permainan tangan ini sampai aku mendapatkan pelepasan pertamaku hingga tubuhku bergetar kenikmatan.

PEMERAN UTAMA : CONTINUE LURUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang