05🍁

891 21 0
                                    

Posisi apa yang paling nyaman untuk baca cerita ini?
.
Hm jika tidak keberatan kalian bisa follow akun ini
.
Komen+vote
.
Salam hangat untuk kalian❤
.

🍁Happy Reading🍁

Untuk kesekian kalinya pria bernama Bagas itu selalu menganggu Tasya. Kapan pun dan dimana pun seperti parasit saja.

Tadinya ia dan dua curutnya ingin sekali melepas lelah tapi kedatangan Bagas malah membuat mereka bertambah masalah saja.

"Hai Sya apa kabar?" Tanya Bagas sekedar basa-basi dihadapan Tasya.

"Ngapain lagi lo kesini, mending pergi deh gak usah basa-basi sama temen gue." Usir Melia yang memang tidak menyukai kehadiran Bagas.

Lama tidak bertemu sejak dimana ia dipermalukan. Baru muncul lagi sekarang dan rasanya tidak ada kapoknya.

Tasya merotasikan matanya malas. "Mending lo pergi atau lo kena batunya." Ancamnya.

"Sya lo harus tahu gue tuh cinta mati sama lo dari lama." Ungkap Bagas.

"Prett.. dari lama katanya ketemu baru semester lima juga." Celetuk Rikky.

"Ho'oh udah ngerasa paling deket aja." Sambung Melia dengan wajah sinis.

"Ayolah Sya kita balikan, masa cuma lima menit doang sih. Lo nerima gue karna taruhan, iya? Gue tahu lo punya rasa sama gue juga kan?" Kata Bagas menatap lawan bicaranya yang sekarang menatap cuek.

"...."

"Sya jawab dong gue gak benerkan? Apa gue mesti buktiin sekarang juga? Gue terjun dari gedung lo mau?" Tanya Bagas.

Baiklah sampai sini bisa disimpulkan bahwa ia sepertinya berobsesi. Bukan masalah cinta atau yang lain tapi jujur saja Tasya muak dengan orang ini.

"Yaudah terjun aja sana kan bagus." Balas Tasya dengan nada juteknya.

"Yaudah sana ngapain masih disini sih!" Bentak Melia.

"Cabut yuk bosen gue." Tasya langsung pergi.

Setelah Tasya dan dua curutnya pergi meninggalkan Bagas yang terdiam. Ada seseorang yang memantau mereka dari kejauhan. Sangat misterius karna tidak dapat dikenali tapi dari tatapan mata yang tidak berpaling dari seseorang bernama Bagas.

Sejak kejadian dimana Bagas dipermalukan ia menghilang entah kemana. Dan sekarang baru muncul lagi, baiklah mari kita lupakan hal itu.

Sekarang Tasya sedang diapartemen miliknya bersama Melia. Ia akan menginap disini karna orang tuanya sedang keluar negeri.

Memang setiap kali Melia bosan dirumah pasti selalu datang keapartemen Tasya. Tentu ia juga senang karna ada sahabatnya disini.

Hanya Rikky yang tidak ada disini karna sibuk menjaga adiknya. Bayangkan saja umur mereka terpaut jauh sekali. Adiknya kisaran lima tahunan sedang masa aktifnya. Lalu dititipkan pada baby sister karna orang tua mereka sibuk mengurus bisnis

"Sya lo gak ada mainan apa? gue bosen nih diem mulu dari tadi." Melia sungguh gabut.

"Ya gue juga sama kayak lo." Balas Tasya.

"Eh mukbang yuk! gue laper deh."

"Segala mukbang lagi, lo mau makan apa?"

"Steak aja yuk! eh jangan deh mending ayam pake caviar atau gak seafood mahal korean?"

"Kalo gak bakso, mie ayam, nasi goreng, sate, cilok, bihun gulung atau tahu bulat?"

"Plis deh lo mau yang mana jadinya, gue bingung anjir?!" Astaga banyak sekali yang Melia sebutkan seperti ingin berdagang saja.

My Psycho Is DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang