06🍁

797 17 1
                                    

Apa yang buat kalian tertarik baca cerita aku ini guyss?
.
Kalian juga bisa kasih saran untuk alur selanjutnya dikomentar
.
Jangan lupa komen+vote📌
.
Kalian bisa tandain disetiap paragraf dalam chapt ini❤
.

🍁Happy Reading🍁

Sebuah mobil sport bewarna hitam berhenti tepat diparkiran kampus membuat pusat perhatian para mahasiswa/i disana teralihkan. Seorang pria keluar dengan gaya busana yang terlihat seperti kebanyakan dosen.

Teriakan dan bisikan terdengar saat pria tersebut masuk. Memang sering kali ia mendengar hal tersebut dimana pun. Dosen tersebut memasuki salah satu kelas dimana ia akan mengajar untuk hari pertamanya.

Kelas yang tadinya berisik seketika hening saat dosen sudah berada diujung pintu. Tampilan dan gaya yang begitu menarik perhatian serta aura yang sedikit mencekam membuat keadaan canggung.

"Maaf semuanya saya telat, kalo begitu mari kita mulai pembelajaran hari ini." Ucap Ken.

"Hari pertama udah telat aja, gak profesional banget nih orang." Cerocos Tasya menatap sang dosen.

"Yang penting tuh dosen udah ada disini, lo ngapa dah." Bingung Melia pada Tasya.

"Ngomongin apaan lo berdua? kagak ngajak gue lagi, jahat bener lo pada!" Rikky tiba-tiba ikut nimbrung karna penasaran.

Tasya melirik kedua sahabatnya bergantian. "Menurut lo berdua gimana emangnya?" Balas Tasya mengangkat satu alisnya.

Suara deheman keras menghentikan perbincangan mereka. "Kalian bertiga sedang apa? Saya disini sedang menjelaskan apa kalian tidak lihat?" Tanya Ken berjalan kearah mereka.

Mampus dah. Batin mereka bertiga.

"Eh kita lagi itu pak apasih--" Melia menatap dua sabahatnya seolah meminta bantuan untuk menjawab.

"Lagi diskusi soal skripsi pak iya skripsi." sambung Tasya cepat dengan senyum kaku.

Entah mengapa ia enggan menatap dosen dihadapannya. Apakah dosen itu percaya? Pikir Tasya pada dirinya sendiri.

"Lain kali jangan berisik jika saya sedang menerangkan materi." Peringat Ken sebelum kembali berjalan kedepan.

Mereka bertiga hanya mengangguk saja mengiyakan ucapan sang dosen. Untung perkataan mereka dipercayai jika tidak bagaimana nasib mereka bertiga.

Jam kuliah telah selesai tersisa beberapa orang dikelas termasuk tiga curut dan sang dosen tentunya. Mereka sengaja ingin berlama-lama dikelas karna sedang numpang hotspot.

Maklum saja terkadang mereka malas membeli paketan data. Masalah uang sih ready saja tapi banyak malasnya untuk membeli.

Tersisa empat orang dikelas entah mengapa dosen tersebut sengaja berlama-lama disana. Seperti ah sudahlah!

"Apa kalian tidak ingin pulang? Atau masih ada urusan disini?" Tanya Ken pada tiga curut yang bermain ponsel.

Mereka bertiga hanya mengangguk tanpa berpaling dari layar ponsel.

Ck, sangat tidak sopan! Batin Ken.

"Kalo begitu kamu yang duduk didepan tolong bantu saya bawa catatan ini kekantor sekarang." Suruh Ken menunjuk pada Tasya.

"Saya pak?" Tunjuk Tasya pada dirinya.

Merasa dirinya terpanggil Tasya pun dengan malas menghampiri Ken. Pergi meninggalkan dua curutnya membawa setumpuk catatan para mahasiswa/i. Cukup berat tapi ia bisa menahannya sampai dikantor.

My Psycho Is DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang