28🍁

361 10 1
                                    

🍁Happy Reading🍁

"SHIBAL LO BERDUA! MATA GUEE BAANGSATT!!!"

Suara yang begitu menggelegar mampu membuat sepasang pasutri kembali membuka mata. Acara tidur sembari pelukan harus gagal total karna teriakan tersebut.

Akibat ulah seorang gadis yang terpaku didepan pintu. Ia merasa syok berat karna adegan mesra orang bucin diatas ranjang. Tasya merasa malu sekaligus kaget sebab kehadiran perempuan tersebut secara tiba-tiba.

"Lo kenapa Bel? abis liat setan ya ampe teriak gitu?" Tanya Daffa muncul bersama curut lain.

Yap perempuan itu adalah Bella sahabat Tasya. Ia datang bersama yang lain namun pergi duluan sebab jomblo sendiri beda urusan dengan perbucinan. Bella juga lupa mengetuk pintu alhasil pemandangan bucin tadi sempat mengejutkan dirinya.

Mendengar umpatan Bella cukup keras tadi akhirnya mereka menyusul karna penasaran. Seolah paham situasi mereka langsung tertawa terbahak-bahak dan masuk begitu saja.

"Mangkannya Bel cari pacar! Biar lo enggak trauma kalo liat beginian lagi." Ucap Lana menghilangkan ketegangan.

"Hooh ntar yang ada lo trauma berat gimana?" Timpal Luna.

Bella disindir lagi sekarang. "Banyak bancot lo semua! Nyesel gue dateng awal."

Mereka menghampiri Tasya dengan Ken yang sudah pindah dikursi. Kesempatan modus gagal lagi! Ia bergabung dengan para lelaki disana.

"Gimana keadaan lo Sya? Sakit banget ya, lagian kok bisa sih lo diculik segala?" Tanya Melia.

"Dia dateng lagi tapi gak sendiri."

Seketika mereka semua terdiam mengerti maksud ucapan Tasya barusan. Bagaimana bisa dia kembali padahal sudah diasingkan. Namun hal tersebut tidak dipusingkan lagi semua sudah beres sesuai ucapan Ken.

"Btw kalian semua tau darimana gue diculik?" Tasya penasaran siapa yang memberi info pada sahabatnya soal penculikan ini.

"Lo raguin koneksi kita semua Sya." Sahut Tegar yang menatap dirinya.

Tasya mengangguk paham. Dirinya lupa jika mereka orang penting semua. Apapun bisa diretas secara cepat bahkan keberadaan mereka sekali pun.

"Kita bawa makanan, kuy mabar sambil nobar." Seru Melia mengangkat banyak kresek berisi makanan dan minuman.

"Nimbrung woii!!" Para lelaki akhirnya ikut nobar bersama.

Ruang rawat Tasya cukup besar ditambah ada kasur tambahan dan sofa lebih. Mereka merapatkan diri bersama pasangan masing-masing.

Bella? Ia memeluk bantal lalu duduk paling ujung. Kasian sekali tidak dianggap yang lain fokus menonton, berpelukan, makan bahkan tidur.

Wajah karna jam menunjukan pukul 2 dini hari. Memang sahabat sejati rela datang demi menjenguk dan tidur bersama. Bahkan Tasya dan Ken pun ikut menikmati film.

****

Ruangan serta hitam dengan minim cahaya. Dua orang pemuda disiksa berkali-kali. Tak ada perlawanan bahkan jeritan gaduh.

My Psycho Is DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang