🍁Happy Reading🍁
Seperti yang kemarin Ken ucapkan kini Tasya sudah berada diapartemen. Ia susah payah keluar dari mansion saat pagi hari saat semua orang belum terbangun.
Ia sengaja keluar tidak bilang atau memberi kabar. Jika Tasya beritahu pasti akan panjang lebar ia jelaskan. Bahkan sebelum ia keluar pun banyak bodyguard yang menahan.
Ia mengatakan jika ingin pulang keapartemen karna ada kuliah pagi dan barang miliknya berada disana. Memang salah sih tapi ya sudahlah yang penting ia sudah kembali.
Tasya hanya menggenakan kaos dan celana sepaha menampakkan kulit putih yang sangat mulus. Belum ada niatan pergi kampus karna jadwal hari ini siang.
Sedari tadi ia hanya bermain ponsel sesekali berpindah aplikasi. Cukup bosan hingga ketukan pintu membuat ia harus bangun dari posisi rebahan.
Terlihat Ken yang berpenampilan seperti biasa kemeja putih dan celana bahan. Menatap Tasya dari bawah hingga keatas.
Tasya mengeryit binggung tapi ia segera mempersilahkan dosen tersebut masuk. Ken memberi paper bag berisi roti dan Tasya menerimanya.
Mereka duduk diruang tamu dengan Tasya yang mengambil laptop dikamar. Sebenarnya ia tidak merasa keberatan saat Ken menelpon jika diapartemennya saja mengerjakan tugas.
Toh ia malas berpergian lebih baik berdiam dikandang. Lagi pula Ken pun tidak keberatan dan menyusul langsung menuju apartemen Tasya.
"Apa kamu selalu seperti ini jika berpakaian?" Tanya Ken memandang gadis dihadapannya.
Mereka hanya terhalang meja saja dan beberapa berkas Ken yang tadi ia bawa. Tentu Ken bisa melihat penampilan Tasya yang cukup ah tidak.
"Kalo diapartemen aja." Jawabnya singkat.
"Jika bertemu teman kamu?"
"Biasa aja."
"Kamu tidak takut saya apa-apakan kamu seperti waktu itu?"
Seketika gerakan tangan Tasya yang mengetik terhenti karna ucapan Ken. Ia memicing mata dengan jutek membuat Ken diam.
"Tinggal lari apa susahnya."
Jawaban tersebut tidak dibalas oleh Ken lagi pula hanya pakaian. Jika dihadapan Ken boleh saja asal jangan didepan teman Tasya.
Ia pun bekerja dihadapan Tasya memeriksa beberapa berkas yang isinya sangat membingungkan. Mereka sama-sama larut dalam kesibukan dan keheningan.
"Kamu tidak lerlu pergi kekampus hari ini." Ucap Ken tanpa melirik sekali pun.
Dahi Tasya berkerut. "Kenapa?"
"Saya sudah izinkan kalau kamu tidak masuk hari ini." Ucapnya.
Mendengar ucapan tersebut membuat Tasya kepo seketika. Ia berpindah duduk disamping Ken bahkan sangat dekat sampai Tasya bisa mencium aroma mint yang segar.
Tasya menopang tangan didagu dan menautkan kedua halisnya. Merasa diperhatikan dengan jarak yang dekat membuat Ken mengalihkan atensinya.
"Tidak perlu banyak tanya, sekarang lanjutkan tugas kamu agar cepat selesai."
"Kalo gitu bantuin dong! Masa dari kemarin saya terus yang buat." Ia menjeda ucapannya. "Bapak lupa sama tawaran yang waktu itu? Kalo bapak mau bantuin saya cepet diterima skripsinya."
"Hm baiklah, tapi kamu harus terima konsekuensi yang saya berikan."
****
Jam makan siang telah tiba Ken meminta izin untuk memasak diapartemen Tasya. Ia sangat lihai dalam urusan dapur dan Tasya juga cukup ahli tapi ia sedang malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Is Devil
Rastgele☡Jangan Lupa Follow, Komen Dan Vote☡ Dirahasiakan dari pernikahan sendiri lalu disatukan dengan pria asing yang selalu mencari kesempatan dalam kesempitan tingkat akut! Ini semua terjadi pada gadis bernama Tasya putri satu-satunya dari pengusaha bes...