29🍁

345 14 0
                                    

🍁Happy Reading🍁

Sudah satu minggu Tasya dirawat dan kini pulang kemansion. Perintah dari Ken sendiri agar dirinya cepat sembuh. Bahkan ia tetap merengek sebab tidak betah berlama-lama dirumah sakit.

Semua orang menyambut hangat dirinya atas kepulangan dari rumah sakit. Mereka menanyai kabar dan kondisi Tasya begitu pun Mia selaku asisten pribadi. Ia berkali-kali meminta maaf kepada Tasya akibat kecerobohannya sang majikan harus diculik dan disiksa.

Sebagai hukuman dari kecerobohannya Ken tidak memberi gaji selama berbulan-bulan pada Mia. Ia hanya bisa pasrah dan menerima konsekuensi yang Ken berikan padanya.

Memang sudah sepatutnya ia diberi hukuman karna kelalaian dalam bekerja. Tapi hal ini justru membuat Tasya marah dan ngambek pada Ken. Ia meminta pada Ken untuk tetap memberi gaji pada Mia.

Lagi pula ia sudah membaik dan memaafkan Mia atas kelalaiannya dalam bekerja. Jika saja kejadian ini terulangi sudah dipastikan riwayat Mia habis hari itu juga.

Peringatan pertama dan kesempatan kedua untuk bekerja kembali sudah diberikan oleh Ken. Jika saja mereka membuat ketenangan Ken terusik lagi besok adalah hari terakhir mereka hidup.

Saat ini Tasya dan Ken sedang berada dikamar menonton TV. Sejak kembali dari rumah sakit Tasya semakin nempel pada Ken. Tidak ingin ditinggal sendiri bahkan sang suami dilarang pergi.

Ini justru membuat Ken sangat senang karna bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan Tasya. Sekaligus bisa modus dan cari kesempatan lebih banyak lagi pada sang istri.

"Ken aku mau tanya sesuatu dong."

Ken menunduk menatap wajah Tasya. "Tanya apa?" Ia bertanya kembali.

"Maksud ucapan Gilang waktu itu apa, soal kamu pernah bunuh orang beberapa tahun lalu? Terus kenapa Alex kamu tahan juga sebagai buronan penting?" Tanya Tasya secara bertubi-tubi.

"Rumit kalo aku cerita."

"Aku mau dengerin kok! Pasti yang lain juga penasaran dengerin cerita kamu." Tasya sudah merubah posisi menjadi duduk disamping Ken.

Ken menghela nafas pelan lalu mengangguk mengiyakan ucapan Tasya.

"Tapi kamu jangan kaget ya." Ucap Ken diangguki cepat oleh Tasya.

"Ada kesalahpahaman antara aku dan Gilang. Sebenarnya Gilang itu punya kembaran namanya Galang dia tinggal di Amerika. Teman sekaligus rekan bisnis aku disana walau usia dia lebih muda. Mereka berdua punya obsesi yang sama yaitu ingin memiliki sesuatu yang lebih dari apa yang mereka punya."

"Aku banyak kerja sama dalam bisnis dengan Galang. Dia cukup lihai dan ambis dalam mengejar apa yang dia inginkan. Saat itu perusahaan aku naik lebih pesat dari dia. Itu adalah awal dari semua masalah yang kita hadapi sekarang ini."

"Dia iri dengan semua pencapaian yang aku miliki termasuk kamu. Semua impian dia mengenai bisnis diberbagai negara malah aku yang dapetin. Hal itu buat dia makin dendam sampai coba untuk geser posisi aku."

"Bahkan dia bisa dengan mudah hasut adiknya Gilang untuk milikin kamu juga. Masih ingat tragedi malam itu kan? Sampai akhirnya Gilang diasingkan oleh Papah kamu. Padahal niat Galang tuh balas dendam biasa tapi malah adiknya dikirim dan diasingkan."

My Psycho Is DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang