32🍁

736 13 0
                                    

🍁Happy Reading🍁

Lorong sebuah rumah sakit begitu sunyi dan hening suasana begitu mencekam bagi orang-orang. Terlihat banyak pria dan wanita yang menunggu didepan ruang operasi. Seakan tidak ingin melewatkan tiap detik untuk menunggu kabar gembira.

Raut wajah cemas dan tegang terlihat saat  lampu masih bewarna merah. Tidak ada yang membuka suara karna keadaan sama-sama genting.

Dua anak kecil berumur tiga tahun pun tampak diam seolah tahu situasi sekarang. Tiba-tiba suara tangisan bayi yang mereka tunggu sedari tadi terdengar membuat keadaan seketika ricuh.

Oekk.. oekk.. oekk..

Tak lama seorang dokter wanita keluar dengan beberapa suster dibelakang. Mereka tersenyum haru pada keluarga pasien yang senantiasa menunggu dan terus berdoa.

"Selamat pak bayi anda perempuan dan istri anda pun selamat." Ujar sang dokter.

"Terima kasih banyak dokter."

"Sama-sama."

Dokter itu pun pergi dan memberi tahu jika pasien segera dipindahkan keruang rawat inap. Tangis haru kembali muncul setelah putri kecil mereka telah lahir kedunia.

Sudah ramai dalam ruangan tentu mereka penasaran dengan wajah bayi yang baru lahir. Terlihat sangat cantik dan lucu sekali sangat mirip dengan wajah sang ibu.

"Dia mirip dengan kamu cantik sekali."

"Yey ahirnya aku unya ade juga."

"Iya sayang kamu harus jaga dia terus boy janji sama Papah ya."

"Oce papah."

Anak laki-laki tersebut mengangguk sembari tersenyum. Ia senang punya adik perempuan pasti bisa diajak bermain bersama dengannya.

Pintu terbuka menampilkan sepasang suami istri dengan anak laki-laki digendongan sang papah. Ia lari mendekat kearah box bayi yang sedang tertidur.

"Lucu anget cih nanti kita main ya."

"Sayang jangan diganggu nanti bangun loh."

"Aku au main baleng tau."

"Haha kamu ini."

"Selamat Sam atas kelahiran putri kamu." Pria tersebut mengangguk

"Heh kamu ngapain deketin ade aku!" Ucap anak kecil sebelumnya

"Ih napa cih dia kan punya aku!"

"Sotau banget kamu."

"Bwee bwee bwee."

"Hei sudah Rey biarkan Ken bermain dengan adik kamu."

"Nda mau pah dia unya aku!"

"Ish nda jelas kamu!"

Pertengkaran mereka terus berlanjut hingga para orang tua mulai jengah. Lebih baik kedua anak ini dibuang saja mereka selalu memperebutkan gadis manis yang tengah tertidur dalam box.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Psycho Is DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang