20🍁

473 17 0
                                    

Holla, apa kabar kalian para pembaca cerita onlinee👋
.
Yuhuu lama tidak update yaa
.
Lumayan sibuk karna ujian akhir kelulusan begitu pusing ternyata. Aku fokus dulu soalnya karna pengen dapet nilai yang terbaik dari sebelumnya
.
Sedikit cerita aku juga bingung cerita ini mau lanjut atau engga tapi aku usahakan agar selalu update
.
Waktu update memang gaknentu yaa karna aku sendiri pun gak tau bakal ketik cerita kapan guyss
.
Terkadang ide atau haluan muncul saat aku malas buat ngetik jadi harus rileks ajalah
.
Ada yang penasaran sana chapter kali ini gakk?
.
Yukk komen+vote duluu📌

🍁Happy Reading🍁

Seperti hari biasanya Tasya menjalani kehidupannya dengan santai. Sesekali ia juga berinteraksi pada Ken dari bercanda lalu menghabiskan waktu sendiri diapartemen.

Keadaan dapur saat ini cukup kacau karna Tasya sedang membuat makan siang. Ken bekerja dari pagi hingga pulang larut malam.

Sendiri dalam apartemen yang luas tentu Tasya bosan. Sedang asik memasak tiba-tiba suara bel terdengar membuat aktivitas Tasya terhenti seketika. Ia juga bingung siapa yang bertamu saat siang seperti ini.

Dengan pakaian andalannya ia berjalan menuju pintu untuk melihat siapa orang yang datang. Saat pintu dibuka terlihat pria bertubuh tegap dengan pakaian rapi berdiri dihadapan Tasya.

Cakep banget anjir! Jerit Tasya sedikit keras namun dalam hati.

Rasanya Tasya ingin mengarungi pria dihadapannya. Pasalnya pria tersebut sangatlah tampan dan sayang sekali jika dilewatkan begitu saja.

"Permisi nona, saya asisten tuan Kennard. Kedatangan saya kemari ingin memberi makanan pada nona."

Tak ada respon dari Tasya, ia asik bengong memandang pria dihadapannya.
Sesekali pria tersebut melambaikan tangannya untuk menyadarkan Tasya.

"E-eh iya makasih." Ucapnya dengan gugup sembari menerima paper bag tersebut.

"Lo namanya siapa, cakep amat deh." Ucap Tasya menoel lengan pria tersebut sedikit genit.

"Saya Lim nona." Pria bernama Lim tersebut lantas mundur saar menyadari tingkah Tasya.

"Oh gue Tasya salam kenal ya."

"Saya harus pergi nona, selamat siang." Pamitnya dengan tergesa-gesa.

Setelah kepergian Lim sang asisten Ken, Tasya langsung masuk kedalam. Padahal ia sudah masak tapi dapat kiriman lagi.

Namanya rezeki tidak boleh ditolak, maka ia akan makan semua makanan ini. Ya walau pun makan banyak tapi badannya tetap ideal.

"Lumayan lah." Ucap Tasya sembari terkekeh pelan.

Namun ada arti lain dalam ucapan tersebut. Bagi yang paham pasti langsung mengerti tanpa dijelaskan.

****

Tepat pukul 4 sore Ken sudah pulang dari kantor. Tidak biasanya ia cepat pulang seperti ini membuat Tasya curiga. Karna jika tidak ada Ken diapartemen ia bisa leluasa bersantai tanpa ada orang asing yang mengawasi dirinya.

Tasya berada dikamar sedang menonton film dilayar ipad miliknya. Sampai tidak menyadari oh ralat maksudnya pura-pura tidak menyadari kedatangan suaminya yang baru saja sampai.

My Psycho Is DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang