09. Rasa Bersalah

1.6K 163 4
                                    

Hidung Changmin bergerak-gerak, mencoba mencari sumber aroma wangi yang belum pernah diciumnya. Dia berjinjit untuk melihat apa yang sedang ayahnya buat di dapur.

"Ayah, apa itu?"

"Omelet keju."

Changmin menghirup dalam-dalam aroma masakan yang muncul ketika omelet itu sedang dimatangkan di atas penggorengan.

"Sepertinya enak."
Air liur Changmin sudah berkumpul di mulutnya, tidak sabar untuk mencoba. Dari aromanya saja sudah terasa lezat.

"Tentu saja. Semua masakan ayah enak."

"Kenapa ayah tidak pernah membuat ini sebelumnya?"

"Keju dan susu mahal. Ayah membuatnya karena Paman Yunho sudah membelikan bahan-bahan. Ini salah satu makanan kesukaannya."

"Benarkah? Wah aku tidak sabar untuk mencobanya! Ayah, kenapa ayah bisa tahu semua makanan kesukaan Paman?"

"e....itu.... ayah dan paman sudah cukup lama berkawan sebelum kau lahir.."

Berkawan? Jaejong menertawakan sendiri kata-katanya dalam hati. Kata 'bermusuhan' lebih tepat untuk menggambarkan hubungan mereka.

Yunho menjemput Jaejong dan Changmin seperti biasa, hanya saja.. Yunho terlihat tidak biasa.

Dengan ragu-ragu Jaejong naik ke atas boncengan. Dia tidak mungkin tidak melihat kesedihan di raut wajah Yunho. Yunho juga menjadi pendiam sepanjang perjalanan. Biasanya dia akan mengoceh bersama Changmin atau memarahi Jaejong karena sesuatu. Apa yang membuat Yunho sedih? Apa jangan-jangan ada anggota keluarganya yang meninggal? Jaejong memikirkan berbagai kemungkinan.

"Bagaimana kabar ay-- orang tuamu? Apakah mereka baik-baik saja?"

Jaejong bertanya setelah Changmin turun di sekolah, mencoba memastikan sumber duka yang menyelimuti Yunho. Bagaimanapun kedua orang tua Yunho pernah menjadi keluarganya. Jika mereka meninggal, paling tidak Jaejong harus turut berbela sungkawa, meskipun masih ada kebencian dalam hatinya..

"Mn.. mereka baik-baik saja."

"...Oh.. Syukurlah kalau begitu.."

"..."

"Apakah mereka juga bangkrut?"

"Tidak. Mereka masih kaya."

"Lalu kenapa kau tidak tinggal bersama mereka?"

"Aku tidak ingin menggantungkan hidupku pada orang lain."

"...."
Jaejong memikirkan dalam-dalam jawaban Yunho. Setahu Jaejong, orang tua Yunho memang sangat mengendalikan kehidupan Yunho. Membuat Yunho menuruti apapun yang mereka inginkan, termasuk menikah dengan Jaejong. Mungkin Yunho sangat menyesali pernikahan mereka dulu, sehingga sekarang berani mengambil keputusan untuk membangkang dan hidup mandiri lepas dari kendali orang tuanya.

"....Lalu bagaimana denganmu, apa kau baik-baik saja?"

"Aku..."

Jaejong menunggu Yunho menyelesaikan kalimatnya. Tapi kalimat itu tidak pernah selesai. Hanya sebuah uluran tangan yang dia terima.

"Pegangan yang benar..."
Yunho berkata lirih sambil menarik tangan Jaejong yang mencengkram ujung kaosnya untuk melingkar di perutnya.

Jaejong terkejut dengan tindakan Yunho. Yunho tidak membentaknya. Yunho bahkan tidak kunjung melepaskan genggamannya. Yunho terus menahan jemari Jajeong di bawah telapak tangannya. Apa dia baru saja terjatuh di kamar mandi dan mengalami gegar otak???

Get You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang