16. Malam Terakhir

1.4K 140 5
                                    

....( Flashback 6 tahun yang lalu ).....



Jinki mengetuk pintu rumah Yunho beberapa kali, tapi tidak ada jawaban.

"...Apa yang kau lakukan.. Jalang itu tidak membukakan pintu, dia tidak punya kuncinya.."
Kata Yunho sambil tertawa kecil.

"Aiiish kenapa tidak bilang dari tadi! Di mana kuncinya?"
Keluh Jinki sambil masih memapah Yunho yang mabuk.

Setelah lama merogoh-rogoh kantong Yunho, akhirnya Jinki bisa menemukan kunci itu lalu membukanya. Jaejong sudah berdiri di balik pintu. Dia tahu kalau Yunho sedang mabuk, karena tidak mungkin Yunho mengetuk pintu rumahnya sendiri.

Jinki langsung melempar Yunho kepada Jaejong lalu pamit pulang. Jaejong menghela napas, kemudian memapah Yunho ke kamar tidurnya. Yunho memang kadang pulang dalam keadaan mabuk, tapi biasanya Yunho pulang ketika Jaejong sudah tertidur. Mereka tidur di kamar terpisah. Ntah bagaimana Yunho bisa sampai ke kamarnya ketika mabuk, mungkin temannya yang memapah, atau Yunho berjalan sendiri, ntahlah Jaejong tidak tahu. Jaejong hanya tau Yunho mabuk karena esok paginya dia akan menemukan bekas muntahan dan Yunho akan marah-marah kepada Jaejong mengeluh jika kepalanya sakit. Jaejong sudah bersiap dengan minuman dan makanan pereda pengar jika itu terjadi.

Dengan sudah payah Jaejong menggeret orang mabuk itu sampai ke ranjangnya lalu menidurkannya di situ. Jaejong melepas sepatu Yunho, lalu kaos kakinya, lalu kancing kemejanya---- tangan Jaejong berhenti melepas kancing, lalu memasangnya lagi. Dia mengurungkan niat untuk mengganti kemeja yang basah oleh keringat itu, karena dia tidak berani menelanjangi Yunho. Jaejong sudah akan melangkah pergi ketika tangannya di tahan.

"Lanjutkan apa yang kau mulai.."

Jaejong pura-pura tidak mengerti. Dia berusaha melepaskan cengkraman Yunho di pergelangan tangannya, tapi tidak berhasil.

"Kubilang lanjutkan!"
Bentak Yunho.

Jaejong kemudian kembali mendekat untuk melepas kancing kemeja Yunho lagi. Satu per satu dia melepasnya hingga dada dan perut Yunho terlihat.

"Lepaskan semuanya."

"Yunho---"

"Kubilang lepaskan!"

Dengan ragu Jaejong melepas sabuk Yunho. Lalu kancing celananya. Lalu retsleting celananya.. Tiba-tiba Yunho menarik Jaejong sampai dia terlempar ke sisi ranjang di sebelah Yunho. Dan dalam sekejap Yunho sudah menindihnya.

"Buang-buang waktu."
Kata Yunho sambil membuka sendiri kemeja dan celananya.

"Tunggu. Yunho. Apa yang kau lakukan?? Hentikan! Kau mabuk!"

Jaejong berkata sambil mencoba menjauhkan Yunho dari dirinya. Tapi usahanya sia-sia. Tidak perlu menunggu mabuk, dalam keadaan sadar saja Yunho tidak mau mendengar perkataan Jaejong, apalagi saat mabuk.

Yunho membungkam Jaejong dengan bibirnya. Melumat habis bibir Jaejong tanpa memberi Jaejong kesempatan untuk bernapas. Dengan cepat Yunho membuka celana Jaejong lalu memasukkan batangnya. Sesuatu yang keras menerobos lubang Jaejong tanpa aba-aba. Jaejong mengerang kesakitan sambil terus mendorong Yunho menjauh. Yunho yang terganggu akhirnya menahan kedua lengan Jaejong di ranjang, memakunya di sana dengan cengkraman tanpa peduli rintihan yang Jaejong keluarkan. Malam itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama mereka menikah, Jeejong menghabiskan malam di ranjang Yunho.

Keesokan paginya Jaejong membuka mata dengan merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Dia bangun dan duduk perlahan, mengernyit ketika merasakan sakit di bagian bawahnya.

"Apa yang kau lalukan di kamarku!"

Yunho kaget ketika membuka mata dan melihat Jaejong sedang duduk di sisi lain ranjangnya tanpa sehelai baju pun. Jaejong tidak bergeming, dia tetap memunggungi Yunho.

Get You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang