"Ayah.. aku mau pulang.."
"Setelah kau sembuh sayang.. Paman sedang menjemput seorang Dokter di Bandara, Dokter itu membawa obat yang akan menyembuhkanmu, bersabarlah.."
Beberapa hari ini Changmin selalu minta untuk pulang, mungkin dia sudah jenuh.. Sudah 3 minggu ini Changmin terbaring di ranjang ICU dengan segala peralatan yang menempel di tubuhnya. Lukanya tidak kunjung menutup. Tapi hari ini obat yang Yunho pesan dari Amerika sudah tiba di Korea bersama dengan Dokter yang akan mencobakannya kepada Changmin. Jaejong sangat berharap pada obat itu.
"...Ngh... Sakit.."
Changmin menggeliat."Ayah tahu.. sebentar lagi Paman akan datang membawa obatnya, tidak akan sakit lagi setelah itu.. Cobalah untuk tidur.. Changmin anak yang kuat, ayah akan menemanimu.."
Jaejong berusaha menenangkan Changmin sambil mengusap lembut perutnya.Jaejong ingin menangis melihatnya. Dia tahu Changmin sangat kesakitan sekarang, karena dia tidak lagi menerima obat pereda nyeri. Tidak hanya pereda nyeri saja, antibiotik, vitamin, semua obat yang biasa diberikan kepada Changmin telah dihentikan pemberiannya sejak 24 jam yang lalu atas permintaan Dokter Mark. Dokter Mark membutuhkan tubuh Changmin bersih dari efek obat lain untuk keperluan identifikasi efek uji coba obatnya nanti. Pihak Rumah Sakit tentu saja tidak mau bertanggung jawab jika sesuatu terjadi pada Changmin, sehingga mereka meminta Jaejong menandatangani berkas pernyataan sebelum benar-benar menghentikan pengobatan. Banyak poin dalam berkas itu yang intinya adalah segala sesuatu yang terjadi pada Changmin sejak pemberian obat dihentikan bukanlah tanggung jawab rumah sakit, rumah sakit hanya bertanggung jawab atas operasional alat penunjang kehidupan Changmin. Jaejong telah menandatangani berkas itu kemarin, hanya itu satu-satunya cara jika ingin mencobakan obat Dokter Mark kepada Changmin. Sekarang tinggal menunggu obat itu tiba..
----------
Yunho dan Eunwoo berdiri di depan pintu kedatangan bandara. Eunwo membawa papan bertuliskan nama Dokter Mark yang dia angkat tinggi-tinggi di atas kepalanya. Mereka berdua seperti merkat yang terus menerus menjulurkan leher kesana kemari mencari orang yang belum pernah mereka temui.
Orang itu akhirnya muncul. Dokter Mark dengan mudah mengenali jemputannya melalui papan nama yang mereka bawa. Yunho bersalaman dan bertegur sapa singkat dengan Dokter Mark sebelum kemudian melaju kencang ke Rumah Sakit. Yunho ingin Changmin segera sembuh, dia tidak akan membuang-buang waktu barang semenit pun.
Changmin sudah kembali tertidur. Tapi Jaejong masih di sana. Dia tidak ingin meninggalkan Changmin. Sampai kemudian dari jendela kaca Jaejong melihat Yunho datang bersama seseorang yang berambut pirang. Dokter Mark.. Mereka terlihat sedang berbincang dengan Dokter Lee, Dokter yang telah merawat Changmin selama ini di rumah sakit. Jaejong berdegup kencang. Obat itu sudah datang. Harapannya mungkin dapat segera terwujud, harapan untuk melihat Changmin tertawa dan berlari lagi..
Jaejong memutar kursi rodanya untuk keluar dari ruangan Changmin. Seorang perawat kemudian membantunya melepas pakaian khusus pengunjung ICU. Yunho membawa Jaejong untuk memperkenalkannya kepada Dokter Mark. Jaejong tidak terlalu mengerti bahasa Inggris, jadi Yunho menerjemahkan semua untuknya.
Dokter Mark akan mulai menyuntikkan satu dosis obat setelah ini. Jika Changmin memberikan respon yang baik dalam kurun waktu 24 jam, Dokter Mark akan melanjutkan dosis berikutnya besok. Dokter Mark sekali lagi menjelaskan tentang konsekuensi yang akan terjadi. Sebenarnya semua konsekuensi dan resiko sudah tertulis di berkas persetujuan relawan uji klinis, Dokter Mark hanya mengingatkan sebelum semua tindakan dilakukan, siapa tahu Jaejong berubah pikiran.
Jaejong memikirkan lagi matang-matang konsekuensi itu, resiko terbesar adalah Changmin meninggal karena tubuhnya menolak obat itu. Dan sekali lagi, Jaejong menyetujuinya. Berdiam diri dengan kondisi Changmin sekarang sama besar resikonya dengan mencoba obat itu, jadi Jaejong memilih untuk melakukan sesuatu. Dokter Mark kemudian menjabat tangan Jaejong lalu pergi masuk ke dalam ruangan Changmin bersama dengan Dokter Lee.
Jaejong dan Yunho menunggu di balik jendela kaca, melihat Dokter Mark menyuntikkan seampul obat kepada Changmin. Air mata Jaejong menetes. Yunho meremat pundak Jaejong menguatkannya. Mereka sudah harus siap menerima segala resiko mulai detik ini.
Dokter Mark masih di ruangan itu selama satu jam berikutnya, melihat tanda-tanda penolakan yang terjadi. Tapi tidak nampak apapun. Dokter Mark akhirnya keluar lalu berbincang lagi dengan Yunho. Dokter Mark masih belum yakin apakah ada penolakan atau tidak, karena Changmin masih tidak sadarkan diri, akan terlihat jika Changmin sudah bangun nanti.
Yunho akhirnya mengantar Dokter Mark ke Hotel selagi menunggu Changmin terbangun. Yunho menyambungkan rekaman kamera di ruangan Changmin dengan leptop Dokter Mark, sehingga Dokter Mark pun bisa mengawasi Changmin 24 jam dari kamar hotelnya. Dokter Mark bahkan bisa menyimpan salinannya jika mau. Dokter Mark sangat berterima kasih atas upaya itu, rekaman kamera sangat membantunya.
-----------
24 jam berlalu, tapi Changmin masih belum membuka matanya. Itu tidak normal. Biasanya Changmin akan terbangun setiap 4-5 jam sekali meskipun itu hanya sebentar. Jajeong dan Yunho sangat cemas.
Dokter Mark datang untuk memeriksa kondisi Changmin. Meskipun terpejam, tapi semua monitor kondisi vital Changmin menunjukkan status yang normal. Pendarahannya pun mulai berkurang, meskipun lukanya masih basah. Dokter Mark juga tidak yakin dengan apa yang terjadi, bisa jadi hilangnya kesadaran Changmin adalah salah satu efek yang muncul.
Dokter Mark menjelaskan hasil pemeriksaannya dan menanyakan kembali kepada Jaejong, apakah masih ingin melanjutkan uji coba dengan semua perubahan kondisi dan resiko yang ada. Mereka bisa melanjutkan atau berhenti kapan saja. Semua terserah pada keputusan Jaejong.
Jaejong memandang Changmin yang terpejam di balik jendela kaca. Setetes air mata lolos. Dengan berat hati Jaejong mengangguk menyetujui pemberian dosis pengujian selanjutnya. Dokter Mark memberikan sebuah berkas persetujuan lagi untuk Jaejong tandatangani. Jaejong menandatangani berkas itu dengan berlinang air mata. Dia seperti sedang menyerahkan nyawa Changmin ke dalam genggaman orang lain. Dia yang melahirkan Changmin ke dunia, Jaejong tidak rela.. Sampai kapanpun dia tidak akan rela melepaskan nyawa Changmin.. Jaejong bersumpah dalam hatinya, jika keputusannya ini salah dan Changmin terpejam selamanya, maka dia akan segera menyusul Changmin..
------------------tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get You Again
FanfictionYunho bertemu seseorang dengan cara yang buruk, menikah dengan cara yang buruk, dan berpisah dengan cara yang buruk. Bertahun-tahun kemudian, secara tidak sengaja Yunho dipertemukan lagi dengan orang yang telah meninggalkannya itu, orang yang telah...