Extra 3 - Sekolah

1.4K 135 5
                                    

Jaejong pulih dengan cepat. Kakinya tidak digips lagi karena tulangnya sudah menyatu, tapi tetap butuh bantuan ktuk untuk berjalan. Hanya mengganti pen, cukup menunggu luka operasi kering untuk bisa beraktivitas normal. Dalam 1.5 bulan Jaejong sudah bisa berjalan seperti biasa lagi.

Yunho sama sekali tidak membiarkan Jaejong kelelahan sejak membawanya pulang kembali. 2 orang maid disiapkan untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah. Kecuali memasak, Jaejong tidak ingin anak dan suaminya memakan masakan buatan orang lain.

Halaman rumahnya juga sudah Yunho sulap menjadi kebun bunga. Jaejong yang merawatnya sendiri, dia suka berkebun, lagipula sekarang dia punya banyak waktu luang karena tidak lagi bekerja, Yunho melarangnya bekerja.

Yunho juga membuat kolam renang dan outdoor playground untuk Changmin supaya tidak bosan di rumah, karena sekarang Changmin sedang menikmati masa libur pergantian tahun ajaran. Changmin sudah tidak lagi bersekolah di preschool, dia sudah lulus. Sebentar lagi dia akan masuk Taman Kanak-kanan.

Hari ini Yunho meliburkan diri untuk mengantar Jeejong mendaftarkan sekolah untuk Changmin. Yunho mengajak mereka berkeliling melihat beberapa sekolah yang menurutnya bagus. Tapi semua pilihan Yunho ditolak oleh Jaejong. Terlalu mewah. Terlalu jauh. Terlaku mahal. Terlalu bergengsi. Terlalu terlalu terlalu.. Yunho sampai pusing dibuatnya.. dia ingin Changmin bersekolah di tempat terbaik, okey?!

"Jadi sekolah seperti apa sebenarnya yang kau inginkan??"
Yunho akhirnya menyerah memberikan rekomendasi.

"Aku juga ingin Changmin sekolah di tempat terbaik, tapi aku tidak ingin dia hanya berteman dengan orang-orang kaya. Changmin perlu belajar berteman dengan semua orang dari berbagai macam kalangan. Lagipula aku tidak suka persaingan yang terbentuk di kalangan orang kaya, Kau tahu maksudku.. Bukankah kau juga mengalaminya..?"
Jawab Jaejong.
.
.
.
.
.
"...Kau benar.."

Yunho mengingat lagi kenangan masa kecilnya. Tidak ada yang menyenangkan.. Hari-harinya selalu dipenuhi dengan kompetisi. Yunho tidak ingin Changmin menjadi seperti dirinya dulu yang dituntut selalu sempurna karena orang tua yang selalu membanding-bandingkannya dengan anak orang lain. Berlomba untuk menjadikan anak mereka paling menonjol. Yunho tahu Jaejong juga tidak ingin Changmin tumbuh menjadi anak yang sombong dan angkuh karena selalu bergaul dengan kemewahan.

Akhirnya Yunho menurunkan standarnya dan membawa Jaejong berkeliling ke sekolah-sekolah yang lebih sederhana. Sampai akhirnya mereka menemukan satu yang sesuai. Sekolah swasta yang menerima berbagai macam status sosial, Changmin juga menyukai suasananya, dia ingin bersekolah di situ.
.
.
.
.
.
.
"Baiklah, kita sudah mendapatkan sekolah untuk Changmin,.."
Kata Yunho sambil menyalakan mesin mobil setelah selesai mengurus pendaftaran.

"Sekarang saatnya mencari sekolah untuk Ibu."

"U..untukku?"

Yunho tersenyum lebar sambil menyodorkan setumpuk brosur kepada Jaejong. Brosur-brosur Universitas yang membuka jurusan Fashion Design. Yunho sudah berencana menyekolahkan Jaejong sejak lama. Untuk itu dia tidak ingin Jaejong hamil dulu, setidaknya sampai Jaejong mendapat gelar sarjananya.

Yunho tahu Jaejong memiliki minat pada fashion design. Dia ingat pernah memarahi dan mencambuk Jaejong dulu karena Jaejong tidak sengaja menggunakan beberapa kertas berkas pekerjaannya untuk menggambar desain pakaian. Yunho sangat menyesali itu sekarang.. Dia ingin membantu Jaejong mengejar impiannya untuk menebus kesalahan di masa lalu..

"Yunho.. aku sudah tua.."
Kata Jajeong sambil membolak-balik brosur. Bibirnya menolak, tapi tangan dan matanya terus menelusuri informasi dalam brosur itu.

Yunho tahu Jaejong tertarik untuk sekolah. Dia pernah melihat riwayat penelusuran internet Jaejong di handphonenya. Jeejong pernah membuka beberapa situs universitas.

"Tidak ada batasan usia untuk menjadi mahasiswa. Lihat dirimu. Kau masih seperti anak remaja. Siapa yang percaya kalau Changmin anakmu?"
Kata Yunho sambil mengarahkan spion tengah mobilnya kepada Jaejong.

"Ayah! Aku anak ibu!"

"Siapa bilang. Ibumu menemukanmu di jalan."
Goda Yunho.

"Ayaaaah!"

Jaejong berdebar membaca brosur itu, mengabaikan kedua orang lainnya yang sedang bertengkar. Dia memang pernah ingin sekolah. Tapi apa dia masih mampu jika melakukannya sekarang.. dan untuk apa.. dia sudah punya segalanya.. suami, anak, rumah, dan mereka hidup berkecukupan, apa masih perlu untuknya menuntut ilmu mengejar impian..
.
.
.
.
.
.
"Aku sedang merintis bisnis butik. Aku ingin kau yang mengelolanya nanti."
Yunho melempar senyum.

"A..apa?"

"Bersekolah lah dulu selagi menunggu bisnis itu berjalan. Aku baru mencari tempat untuk mendirikan bangunannya, akan kucarikan tempat yang strategis untukmu."

"Yunho..."

"Kau pandai, pasti bisa menyelesaikan pendidikan dengan cepat. Aku akan mendukungmu untuk mencapai semua yang kau impikan."
Kata Yunho sambil mengusap pipi Jeejong.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Mn.."


===================

Get You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang