"Ini pasti yang masak menantu mamah, enak banget" Alesha layangkan tatapan tajam pada farah, ia juga ikut berkontribusi dalam masakan itu, Kenapa yang di puji hanya Azha.
"Mah! Alesha juga ikut bantu masak tau!" Alesha berucap ketus
"Bantu masak, atau bantu ngerepotin, kelihatan banget dari tangan yang di perban"spontan Alesha menatap jarinya, Azha yang duduk di samping Alesha hanya bisa tersenyum melihat raut wajah menggemaskan sang istri.
"Iyakan zha, aku bantu masak juga kan" Alesha mencari pembelaan dari Azha, ia tanpa sadar menarik tangan Azha untuk di genggam, sesaat Azha menunduk dan melihat jari-jari mereka yang sudah terpaut, kemudian ia menatap Farah dan Anton secara bergantian.
"iya mah, istri Azha..." Azha menoleh pada Alesha
"Nggak ngerepotin ko, Alesha bantu Azha nyiapin semuanya" Alesha berdehem karna Azha yang terus menatapnya begitu dalam, Alesha lepaskan tautan tangan mereka dan berusaha bersikap biasa saja.
"Tu--tu mah, dengar kan apa kata Azha, Alesha juga bantu masak"
"Iya deh iya, mamah papah percaya"
"Jadi kapan nih" Alesha mengerutkan keningnya bingung dengan ucapan sang papah
"Jadi apa dulu nih pah, Jangan jadi-jadi aja"
"Kapan kasih papah mama cucu" Azha yang tadi masih asik minum sampai tersedak mendengar ucapan Anton, Alesha panik karena wajah Azha yang berubah merah, mata pria itu pun berair. Alesha mengusap-usap punggung Azha lembut.
"Ini nih, gara-gara pertanyaan papah, Azha sampai tersedak kan!" Omel Alesha Deng tangan yang masih berada di punggung Azha. Alesha berikan lagi air minum untuk Azha
"Minum dulu zha"
"Makasih"
"Kan papah cuman tanya nak, kalian sudah 2 bulan nikah, jadi wajar kan"
"Pah, baru dua bulan, belum dua tahun, Azha sama Alesha mau puas-puasin main berdua dulu, masih muda juga"
"Kalian masi muda, papah mamah yang makin tua" ucap Anton lagi dan menegak habis air minumnya.
"Iya pah, insyaallah secepatnya, doa'in aja yang terbaik untuk kita"
"kalau bisa secepatnya ya nak, Mamah pengen nimang cucu" Alesha memutar matanya Jengah.
...
Azha yang baru saja masuk kedalam kamar melihat Alesha yang duduk melamun di pinggiran ranjang, tatapan wanita itu kosong, Azha hampiri Alesha dan duduk di sampingnya.
"Sha, Alesha" dengan sedikit guncangan di bahu barulah Alesha tersadar dari lamunannya, ia menatap linglung Azha.
"Kenapa? Jangan melamun, nggak baik" Tegur Azha, Alesha tidak memberikan respon apapun, ia merangkak naik ke atas tempat tidur, dengan posisi membelakangi Azha, Alesha tarik selimut menutupi tubuhnya hingga kepala. Perubahan sikap Alesha terlihat jelas di pandangan Azha.
Pria itu matikan lampu utama dan membiarkan lampu tidur sedikit remang di atas meja tetap menyala.
Alesha menutup matanya saat ia rasakan tangan Azha mulai menindih pinggang rampingnya. Azha meraba-raba tempat tidur mencari tangan Alesha, Alesha mengerti betul dengan tingkah Azha yang selalu menggenggam tangannya saat tidur dengan posisi memeluknya, Alesha arahkan tangannya untuk di genggam Azha.
"Kamu kenapa, sha?" Ucap Azha begitu lembut.
"Apa aku terlalu banyak bicara di depan mamah papah? Iya? Kamu nggak suka?"
"Apa aku ada buat salah? Aku minta maaf kalau kata-kata ku tadi menyinggung perasaan kamu, aku nggak maksut" Azha menghela nafas berat, pasalnya istrinya itu hanya diam saja, tanpa mengatakan sepatah katapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
"ELZHA"
Teen FictionSingkat saja, bercerita tentang sepasang suami istri yang menikah bukan karena cinta, semuanya bermula dari orang tua pihak perempuan yang menyerah untuk merubah anak mereka menjadi lebih baik, akhirnya ia sepakat dengan sang istri untuk menikahkan...