"Daf, Lo gila"
"Tuang lagi"
"Daf--"
"TUANG GUE BILANG" Ini sudah botol ke tiga, semuanya Daffa habiskan sendiri, pria itu seakan kehilangan akalnya dengan satu pakta menyakitkan mengenai Sang kekasih hati yang ternyata sudah mengkhianatinya.
"Gue bakal rebut Alesha, gue bakal lakuin segala cara agar Alesha kembali, walaupun harus mengorbankan satu nyawa"
"Alesha... Lo itu milik gue, cuman gue yang berhak dapatin Lo, brengsek "
"Jangan gila Lo daf, jangan jadi bego karena cinta" Pria yang sejak tadi memegangi botol minuman Daffa Hanya bisa menggelengkan kepala, sudah hampir 3 jam ia duduk menemani Daffa, nasehat yang ia berikan pun rasanya percuma, pria itu sudah kehilangan setengah kesadarannya.
"Gue kurang apa si sampai Alesha selingkuh?" Suaranya berubah lirih
"Ren, gue kurang apa sampai cewek gue nikah sama cowok lain?" Tatapan Daffa berubah sayu, matanya bahkan mulai berkaca-kaca, Rendy tau betul setulus apa Daffa mencintai Alesha, mereka sudah menjalin hubungan sejak sama-sama duduk di bangku SMA, Rendy pun sampai tidak percaya saat Daffa mulai membual mengenai perselingkuhan Alesha, dari kerapuhan Daffa lah Rendy akhirnya percaya dengan tuduhan Daffa mengenai Alesha.
"Lo mungkin perlu coba lagi daf, Lo kurang beruntung" ucapan Rendy berhasil mendapatkan tatapan tajam dari Daffa, Rendy merotasikan matanya kesembarang arah. Daffa yang benar-benar sudah kehilangan kesadarannya menumpukan kepalanya di atas meja sembari menyambut nama Alesha secara berulang.
"El... Alesha"
"Kamu ko tega Banget sih El, kita sudah janji kan, kenapa kamu tega khianati aku..." Rendy mengusap wajahnya kasar, sahabatnya itu harus segera di bawa pulang sebelum melakukan kekacauan, Rendy papah tubuh Daffa masuk ke dalam mobilnya.
...
"Akhh sa--sakit" Alesha mencengkram lengan Azha dengan kuat, menyalurkan rasa sakit bercampur perih.
"Sa--kit zha, pelan-pelan" Azha mengangkat kepalanya, ia usap peluh di kening sang istri.
"tahan bentar ya..." Sungguh Azha tidak tega melihat istrinya kesakitan.
"Dan... Selesai" Azha rekatkan Hansaplast agar kasa yang tadi ia lilitkan di jari manis Alesha tidak lepas.
"Lain kali hati-hati, ya" Alesha mengangguk patuh layaknya anak kecil yang mengiyakan ucap orang tuanya.
"Udah, kamu bersih-bersih aja di kamar tamu, sekalian minta tolong gantiin seprainya, urusan masak biar aku aja, aku takut kalau kamu yang masak... bukannya motong bawang... Malah motong jari" Azha mengacak-acak gemas pucuk kepala Alesha.
Mereka sebenarnya ingin memasak bersama, mereka ingin menghidangkan masakan untuk orang tua Alesha yang akan menginap di rumah mereka, Azha sebenarnya sudah katakan pada Alesha untuk bersih-bersih saja, tapi wanita itu tetap bersih keras ingin membantu Azha memasak, alhasil, baru di tinggal Azha sebentar, jari tangannya sudah terluka.
"Lo ngeledek gue, zha" Alesha berubah sinis.
"Nggak, sayang. Aku cuman khawatir kamu terluka lagi" Azha berucap selembut mungkin, ia usap-usap punggung tangan Alesha yang berada di atas meja, Alesha yang tadi sudah mulai mendidih hanya karena candaan Azha yang tidak bisa ia terima, berubah luluh dengan satu kata yang pria itu ucapkan "sayang"
KAMU SEDANG MEMBACA
"ELZHA"
Teen FictionSingkat saja, bercerita tentang sepasang suami istri yang menikah bukan karena cinta, semuanya bermula dari orang tua pihak perempuan yang menyerah untuk merubah anak mereka menjadi lebih baik, akhirnya ia sepakat dengan sang istri untuk menikahkan...