Lupakan

2.8K 100 14
                                    

Alesha yang sudah hilang kendali benar-benar terbuai akan setiap sentuhan yang Daffa berikan.

Mereka melakukan hal yang tidak seharusnya, Keduanya masih berpakaian lengkap, saling merangkul mengulang hal yang sering mereka lakukan saat masih menjalin hubungan dulu, bedanya sekarang si  wanita telah bersuami dan di pengaruhi dengan obat perangsang.

Di tengah kegilaan mereka, bayang-bayang pria bermata teduh dengan senyum manisnya terbesit di pikiran si wanita. Sentuhan nya, suaranya, dekapannya, ketulusan hatinya, mampu membuat Alesha menetap.

"Aku sayang banget sama kamu, sha"

"Kerudungnya jangan sampai di lepas, ya. Aku nggak ridho rambut istri ku di lihat orang lain selain aku"

"Nggak papa sayang, belajar pakai pasmina dulu aja, insyaallah nanti belajar perlahan pakai yang lebih syar'i "

"Kamu cantik banget, sayang. Aku mimpi apa ya sampai bisa nikahin anak tunggal bapak Anton yang galak Nya minta ampun ini"

"Jadi istri ku selamanya, ya. Di dunia hingga surga"

"Tadaa, ayam rica-rica super pedas kesukaan istri, ku"

"Level berapa "

"Dua, hehehehe"

Alesha membuka matanya saat bayangan wajah Azha melintas di hadapannya, Alesha sadar dengan dosa yang ia lakukan, Alesha dorong tubuh Daffa yang merangkul pinggangnya.

Nafas keduanya memburu, Alesha menghapus jejak kegilaan mereka yang tertinggal di bibirnya, air mata Alesha turun membasahi wajahnya.

"Azha" di sebutnya nama sang kekasih hati yang selalu memberinya ketenangan, Alesha dengan cepat menepis tangan Daffa saat ingin kembali mencengkram pergelangan tangannya.

Alesha bergegas turun dari tempat tidur, ia pakai kembali bajunya yang tergeletak tidak jauh dari tempat ia berdiri.

"Alesha"

"Diam bangsat! Mana hp gue?" mati-matian Alesha menahan gejolak panas dari dalam tubuhnya, ada sengatan yang begitu menyiksa di dalam sana.

Hp yang ia cari ada di atas Nakas, tangannya di cekal saat ingin meraih ponsel miliknya, Daffa menarik Alesha hingga tubuh wanita itu terduduk di pangkuannya, Daffa merangkul erat Alesha di dalam dekapannya.

"Aku nggak akan biarin kamu pergi lagi, El" bisik Daffa di belakang telinga Alesha, yang membuat bulu kuduk Alesha berdiri.

"Kita harus selesaikan ini dulu, sayang" Daffa menyingkirkan rambut Alesha di pundak sebelah kirinya, kemudian ia mencium singkat pundak kanan Alesha yang membuat Alesha menutup mata.

"Daf, gue mohon lepasin gue, gue sudah bersuami daf, gue tau Lo bukan orang jahat. Please sadar, daf" Alesha berucap lirih, air Matanya mengenai lengan Daffa, tapi tidak sedikitpun hati Daffa tergerak untuk melepaskannya. Pria itu menggeleng, dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku selalu jaga kamu El, Aku nggak pernah melakukan hal lebih selain mencium mu. Aku nggak pernah biarin seorang pun menyentuh kamu, tapi kenapa kamu justru memberikannya pada pria brengsek itu. Dan sekarang aku menyesal, aku menyesal kenapa dulu kita tidak melakukannya" seringai menyeramkan tergambar jelas di wajah Daffa

"Gue tau ini salah, tapi hanya ini satu-satunya cara agar Lo kembali, gue yakin pria brengsek itu nggak akan mau menerima Lo lagi setelah gue menanam benih cinta kita di rahim Lo, El" semakin deras lah air mata Alesha,  ia kesulitan melawan bahkan untuk menggerakkan tangannya.

"ELZHA" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang