Bidadari nyasar

2K 77 6
                                    

"Azha" panggil Alesha dengan suara begitu manja di buat-buat.

"Hm" Azha yang duduk di meja belajarnya hanya berdehem saja, fokusnya masih pada laptop di depannya.

"Gue bosen di rumah terus za, kita jalan yuk" Alesha berdecak kesal saat Azha tidak menanggapi ucapannya, Alesha melempar bantal ke arah Azha.

"Allahuakbar" ucap Azha kaget.

"Sha, kamu kenapa sih!" Azha pungut bantal itu dan ia letakkan lagi ke atas tempat tidur.

"Makanya kalau gue ngomong itu di dengerin, jangan asik sendiri " kesal Alesha menatap tajam pada Azha.

"Saya dengerin ko"

"CK, dengerin apanya, Lo cuman fokus sama istri kedua Lo" sarkas Alesha dan menarik selimutnya menutupi seluruh tubuhnya.

"Saya hanya punya satu istri sah, yaitu kamu, kenapa kamu suka sekali menyebut saya beristri dua, kamu benar-benar mau saya punya dua istri?" Azha menantang

"Terserah, mau lima juga terserah, asal Lo sanggup aja"

"Kayaknya nggak sanggup deh kalau istrinya kaya kamu" Alesha tiba-tiba bangun dan duduk kembali menghadap Azha, ia tidak terima dengan ucapan Azha

"Yaudah sana... Nikahi Raisa atau Nesha, cewek Soleha idaman lo itu,  perempuan binal kaya gue emang nggak pernah pantas buat Hafizh Qur'an kaya Lo, puas Lo" Alesha turun dari tempat tidur ia hempas pintu kamar dengan keras

Brak!!!

"Ya Allah, sha. Saya hanya bercanda" sepertinya Azha salah, tidak seharusnya ia mengajak bercanda wanita yang sedang datang bulan, emosinya tidak terkontrol. Azha tidak tau jika candaannya itu di Artikan lain oleh Alesha. Azha menyusul Alesha keluar, wanita itu duduk di kursi makan dengan segelas air es di genggaman.

Alesha membuang muka saat Azha duduk di depannya

"Maaf, saya hanya bercanda, Nggak ada maksud di hati saya buat nyakitin hati kamu" Azha menggenggam salah satu tangan Alesha, tapi dengan kasar wanita itu menarik lagi tangannya, Alesha berdiri, ia letakkan gelas kotornya ke tempat pencucian, Azha menghela nafas berat saat wanita itu memilih pergi.

"Sha...." panggil Azha dengan suara lirih, ia berlari mengejar Alesha yang menunju ruang tengah.

Alesha terkejut saat tiba-tiba Azha sudah memeluknya dari belakang,
Alesha Juga bisa rasakan hembusan nafas Azha tepat mengenai perpotongan lehernya.

"Maaf...." ucap Azha begitu tulus, Alesha diam, ia nikmati pelukan Azha yang begitu menenangkan, Alesha tidak memberontak ataupun mencoba melepaskan pelukan Azha.

Melihat tidak ada respon penolakan yang Alesha berikan, Azha beranikan diri untuk bertanya lagi "Mau jalan-jalan?" Tanya Azha dengan kepala yang berada di pundak Alesha, ia menoleh menatap Alesha. Alesha mengusap punggung tangan Azha yang melingkar di perutnya.

"Mau kepasar malam?" Alesha akhirnya mengangguk.

"Maaf ya... Saya benar-benar nggak ada maksud untuk menyakiti hati kamu.  jangan ngomong gitu lagi, ya, saya nggak suka, cukup kamu satu-satunya wanita ku, cukup kamu yang akan menjadi pendamping hidupku, cukup kamu yang akan menjadi ibu dari anak-anakku, bidadari surga ku, istri ku" Azha merubah panggilannya untuk Alesha, ia ingin tidak ada kecanggungan di hubungan mereka, mungkin dengan memulai dari hal-hal kecil bisa Azha usahakan agar hubungan mereka semakin harmonis.

...

Dering ponsel di atas meja mengalihkan atensi Alesha, ponsel itu miliknya, segera Alesha matikan ponselnya saat ia melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"ELZHA" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang