supermarket

1.9K 81 0
                                    

Alesha mulai kesal, karena Azha masih asik juga mengobrol dengan beberapa warga, ia ingin pulang segera pulang.

"Azha, cepaat" Alesha berbisik, Azha menoleh

"Iya bentar ya, sha, ini masih ngobrol sama warga, nggak enak kalo saya pergi gitu aja" Alesha memutar matanya jengah, tidak mau menunggu Azha, wanita itu memilih pulang sendiri, tapi tentu saja Azha tidak membiarkan hal itu, Azha raih telapak tangan Alesha untuk di genggam, Alesha menatap tajam Azha.

"Sebentar, saya pamit dulu" dengan jari jari yang menyatu, Azha kembali mendekati beberapa warga yang asik berbincang untuk berpamitan.

"Saya sama istri pulang duluan ya pak Bu, assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"  jawab mereka serentak, mereka terus memandangi kepergian Azha dan istrinya, ada yang tersenyum, ada yang terlihat bingung, ada juga yang masih tidak percaya, jika perempuan itu adalah istri Azha, bisik-bisik pun mulai terdengar setelah kepergian Azha.

"Ko tiba-tiba nikah sih?, apa jangan-jangan?"

"Eh Bu, di jaga ih mulutnya, ingat dosa"

"Mereka terlihat serasi, yang satu cantik, yang satu ganteng, pasti keturunannya nanti bakalan bersyukur Banget punya orang tua yang mewariskan paras indahnya untuk mereka " wanita berkerudung syar'i terlihat menyunggingkan senyum.

"Bu, saya tu sering liat istrinya boncengan sama laki-laki, tau"

"Keluarganya mungkin"

"Keluarga apaan, yang ada mereka terlihat kaya punya hubungan, si cowok selalu masangin helm, rambutnya juga di rapiin"

"Rambutnya?"

"Iya, istrinya itu nggak pakai hijab, itu mah cuman di tutupin topi jaketnya aja"

"Eh ibu-ibu istighfar, nggak kenyang apa, sudah di kasih sajian makanan enak gratis, masih aja makanin bangkai" ucap salah satu bapak berkopiah putih.

"Siapa juga yang makan bangkai"

"Itu tadi kalian makan bangkai, barusan, gini ya ibu-ibu..."

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang
  (Q.S Al Hujurat : 12).

Dengan lantang pria paruh bayah tersebut melantunkan ayat suci Al-Quran, di mana di ayat tersebut di jelaskan bagaimana Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk menjauhi prasangka buruk, mencari-cari kesalahan orang lain dan di surat itu juga Allah melarang Hamba nya yang beriman untuk menggibah atau membicarakan keburukan orang lain.

"Sudah jelas kan Bu, dari surah al- hujarat ayat 12 yang tadi saya baca mengenai larangan menggibah, menggibah sama dengan memakan bangkai sodaranya sendiri, ibu mau makan Bangkai?"

"Nggak lah, siapa juga yang mau makan bangkai"

"Lah, terus tadi ngapain"

"Tapi itu kenyataannya pak, istri Azha itu perempuan yang nggak benar"

"ELZHA" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang