Ijin berpoligami

3.6K 131 5
                                    

"kita awali dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim, jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama, selamat membaca tulisan abstrak saya, dan yaa saya minta maaf jika terdapat banyak kekurangan di setiap tulisan saya, saya juga minta maaf jika terdapat banyak kata kasar di dalamnya.

Azha tidak bergeming, sejak tadi ia sudah bangun dari tidur siangnya, azha terus memandangi wajah tenang alesha di dalam tidurnya, tangan Azha terulur merapikan rambut Alesha yang menutupi sebagian wajahnya.

Azha letakkan punggung tangannya di kening Alesha " Alhamdulillah, demamnya sudah turun" tangan alesha yang melingkar di pinggang Azha, perlahan Azha singkirkan dari sana.

jam di dinding sudah menunjukkan pukul 3 siang, azha bergegas untuk membersihkan diri.

....

Di dalam kamar, Alesha merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku karena kebanyakan tidur, rasa nyeri di kepala sudah tidak terasa lagi, Alesha raih ponsel di atas Nakas, ada banyak notifikasi pesan masuk dari Dafa dan teman-temannya, Alesha tekan nomor Dafa.

"Alesha, Lo kemana, anak-anak sudah pada nungguin Lo dari tadi" kesal Dafa di sebrang sana, alesha lirik jam di atas dinding, sudah lewat 2 jam.

"Anak-anak masih di sana?"

"Iya, Lo mau kesini, gue jemput?"

"Tunggu gue di gang depan, kaya biasa"

"Ok, gue otw, Lo juga siap-siap"

Alesha putuskan panggilan secara sepihak, sebenarnya tubuhnya belum pulih benar, hanya rasa nyeri di kepala saja yang sudah lumayan membaik, tapi tubuhnya masih lemas, mau tidak mau Alesha harus tetap menemui teman-temannya.

Alesha sibak rambut panjangnya kebelakang, ia sejak tadi mencari keberadaan azha yang tak nampak di pandangan mata.

"Mana sih, perasaan dari tadi meluk gue, tiba-tiba hilang aja tu anak" Alesha mengangkat bahunya acuh, segera ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Pintu kamar mandi terbuka, menampakkan Alesha yang hanya menggunakan handuk untuk menutupi bagian tubuhnya, dari dada hingga di atas paha saja, azha yang juga baru saja masuk ke dalam rumah, mematung di tempat. Alesha mengerutkan keningnya bingung, pria di depannya ini tiba-tiba diam, tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Azha" alesha lambaikan tangan di depan wajah azha

"Zha, hey" barulah Azha sadar saat Alesha mengguncang pundaknya

"Astaghfirullah" Azha beristigfar tepat di hadapan Alesha,  azha menundukkan pandangannya karena mereka benar-benar dalam posisi teramat dekat.

"Lo  kira gue hantu" kesal Alesha

"Maaf, saya kaget" ucap azha dengan masih menunduk kan pandangnya, barulah Azha sadar sepenuhnya.

"Kamu habis mandi?"

"Iya"

"Kenapa mandi, demam kamu bisa naik lag"

"Gue mau pergi" Azha mengangkat wajahnya, apa dia tidak salah dengar, wanita di depannya ini ingin pergi di saat kondisinya belum pulih benar.

"Kamu masih sakit, sha, jangan bercanda"

"Gue nggak Bercanda, gue serius, mungkin balik malam" Alesha melangkahkan kaki meninggalkan azha, sedangkan pria itu hanya bisa menghembuskan nafas kasar.

"Ya Allah, sha"

...

Azha menghampiri Alesha yang sudah rapi dengan pakaiannya"sha, setidaknya makan lah dulu, dan minum obat"  Alesha acuh dan tetap melangkah pergi, tanpa mengucap salam, apalagi berpamitan.

"ELZHA" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang