Alesha melangkah mendekat, ia sentuh lengan Ali untuk meminta kejelasan, ada apa dengan tangisan histeris Dewi, apa yang ia tidak tau, ada apa dengan suaminya.
"Ayah, Azha kenapa ayah..." Anton dan Ali pun saling tatap, mereka tak kuasa membendung kesedihan, disini hanya Alesha lah yang tidak tau apa-apa.
"Ayah!" Alesha meninggikan suara, ia tak bisa terus bersabar di dalam kebisuan mereka.
"Perahu yang Azha tumpangi terbalik, nak. Satu orang dinyatakan hilang, Azha hilang Alesha...." Ucap Ali lirih.
Siaran Tv nasional yang sedang menyiarkan mengenai tenggelamnya satu kapal rombongan salah satu pesantren, di karenakan angin kencang membuat Alesha menoleh.
"Azha" Dada wanita itu bergemuruh, saat ia baca nama satu penumpang yang dinyatakan menghilang. Alesha seketika kesulitan mengatur nafasnya, seperti ada sesuatu yang tiba-tiba menghimpit dadanya.
"Ng--nggak... ng---nnggk mungkin. Azha nggak mungkin ada di kapal itu, Azha bilang nggak akan ikut kegiatan tahunan itu, dia bilang nggak tega ninggalin El. Nggak! Itu bukan Azha! bukan!" Alesha mematikan tv yang menyala, remote tv itu Alesha lempar dan berhasil membuat LCD televisinya pecah, tapi masih terdengar suara dari siaran berita.
"Diam! Berita bodoh!" Alesha lempar Vas Bunga berbahan kaca ke arah televisinya hingga tidak terdengar suara apapun lagi.
"Alesha..." Dewi menghampiri sang menantu, tapi Alesha melengos pergi begitu saja.
"Alesha"
"Nak"
"Alesha!" Pekik Farah saat putri tunggalnya itu sudah jatuh pingsan. Mereka berlari menghampiri Alesha, Anton angkat tubuh sang putri berpindah ke sofa.
"Mah ambilkan minyak kayu putih"
"Iya pah"
....
Selang beberapa menit Alesha akhirnya sadar dari pingsannya, ia seketika bangun saat menyadari tentang satu hal.
"Azha" ucap Alesha membuat orang tuanya yang duduk di sampingnya dengan kepala menunduk mengangkat kepala.
"Alesha...." tangan Farah di atas pergelangan tangannya Alesha lepaskan, ia singkirkan selimut yang menutupi tubuhnya.
"Azha pulang? Azha ada dirumah? El tadi kaya denger suara dia mah" bukannya menjawab, Farah justru menangis dan memeluk tubuh sang putri.
"Mah!" Alesha melepaskan pelukan Farah, tatapannya menajam.
"Azha mana mah? Azha ada di kamar?" bahu Alesha di tahan saat ingin beranjak dari duduknya.
"Nak, tenangkan dulu diri kamu, besok kita ke jakarta, kita nggak bisa ke lokasi itu nak, semoga saja kita dapat kabar baik tentang Azha"
"Pah!" Alesha singkirkan tangan Ali dari bahunya, tatapannya menunjukan ketidaksukaan
"Papah ngomong apa sebenarnya, nggak jelas banget, jangan ngomong kaya gitu, Azha nggak papa"
"El mau keatas, Alesha mau ketemu Azha, Alesha kangen banget"
"Alesha!" Langkah Alesha terhenti saat suara tinggi Ali menggema di ruang tamu mereka.
"Azha hilang nak, suamimu belum di temukan, kapal yang Azha tumpangi terbalik. Azha nggak ada di atas nak" ucap Ali lirih. Alesha menggeleng kecil, ia masih di posisi membelakangi Farah dan Ali, kedua telapak tangannya terkepal.
"Tas berisikan kartu identitas Azha berhasil di temukan, tapi suami mu sampai sekarang belum bisa di temukan, cuaca membuat proses pencarian harus di hentikan sementara waktu nak"
KAMU SEDANG MEMBACA
"ELZHA"
Teen FictionSingkat saja, bercerita tentang sepasang suami istri yang menikah bukan karena cinta, semuanya bermula dari orang tua pihak perempuan yang menyerah untuk merubah anak mereka menjadi lebih baik, akhirnya ia sepakat dengan sang istri untuk menikahkan...