Kembalinya Bagus

95 27 2
                                    

Cerita sebelumnya:

Aku, Budi, Laura, Bono dan Retno sekarang sudah berkuliah di Universitas kakakku dengan jurusan yang sama, yaitu: Program Sarjana Sastra Indonesia.

Kami sering pulang bareng dan belajar bareng. Kami bahagia. Sementara Annisa dan Anita, mereka berdua berkuliah di Bandung dan mengambil Jurusan Ilmu Komputer. Jadi kami jarang bertemu. Paling kami saling sapa via Whatsapp. Sedangkan Bagus, cowok paling tampan dan paling popular di sekolah sudah lama tidak kami dengar beritanya. Terakhir dia mengabarkan Budi jika dia pergi ke Kalimantan. Setelah itu kami tak pernah tahu dia kuliah di mana atau berada di kota apa?

Setahun kemudian

Hari ini adalah hari pertama aku belajar sebagai mahasiswa. Aku senang sekali, akhirnya aku sudah resmi jadi anak sastra. Apalagi sekarang aku sudah ada "pawang" yang dengan semangat '45 siap menjagaku. Ya, orang itu adalah Budi.

*****

Saat itu dirumahku.

"Yah, aku berangkat kuliah dulu,ya?" Kataku Salim.

"Nak, sarapannya dimakan dulu." Tegur Ayahku.

"Aku buru-buru, Yah. Aku berangkat dulu ya." Tukasku.

"Yah, kita pamit ya." Kata kak Dimas seraya mencium tangan Ayah.

"Iya, jaga adikmu ya, mas."

Dimas mengenakan jaket jeans favoritnya dan pergi ke motornya. Dia meletakkan kunci di dalam lubang kunci yang terletak di dekat setang sepeda motor. Setelah itu, Dia memutar kunci dengan hati-hati dalam posisi "On". Kemudian, Dia menekan tuas rem belakang dengan kaki kirinya dan menekan tombol starter dengan tangan kanannya. Mesin motor mulai hidup dan mengeluarkan suara deru yang bergejolak. Setelah memastikan mesinnya menyala dengan baik, Dimas menarik tuas gas dengan perlahan dan melepaskan rem belakang. Dia siap untuk mulai menjalankan motornya.

"Dek, ayo! Nanti kamu telat." Seru kak Dimas.

"OK, kak." jawabku menaiki motor Vespa tua tapi antik.

Sesampainya di kampus, kami memarkirkan motor Vespa tua yang antik dengan hati-hati di area yang disediakan untuk sepeda motor. Saat melangkah keluar dari tempat parkir, aku merasa bangga dan antusias karena berhasil tiba di kampus untuk memulai petualangan sebagai mahasiswa.

Aku melihat gedung-gedung perkuliahan yang megah dan penuh dengan kegiatan akademik. Udara kampus terasa segar, dan aku bisa merasakan semangat pendidikan yang menguar di sekitarku. Kuikuti petunjuk menuju ruang kelas sesuai dengan jadwal kuliahku.

Di dalam ruang kelas, aku melihat teman-teman sekelas yang sedang saling berkenalan dan berbincang. Kulihat seorang dosen yang siap memulai pelajaran. Aku mengambil tempat duduk, mengeluarkan buku catatan dan pulpen dari tas, dan siap untuk belajar.

Selama hari pertama di kampus, ku diperkenalkan dengan program studi, dosen pengajar, dan tata tertib akademik. Sebentar lagi aku akan mendapatkan informasi penting mengenai kurikulum, jadwal perkuliahan, dan kegiatan ekstrakurikuler yang tersedia di kampus.

"Hai, alienku." Sapa Budi.

"Eh, kamu Bud. Laura, Retno sama Bono udah datang?" Tanyaku.

"Belum kayaknya hm... aku gak tau sih."

Dari kejauhan Laura, Retno dan Bono memanggil-manggilku.

''Aura!" Laura berteriak seraya menghampiriku juga Budi.

"Hai girls." Pipi kami saling bersentuhan.

"So glad to be on the same kampus sama elo." Seru Laura riang.

Secret Admirer The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang