Kedatangan Bagus Ke Kampusku

31 22 1
                                    

Siang ini langit terang. Lembaran-lembaran cahaya membentang lurus dari celah-celah rimbunan pohon. Aku ada kegiatan di kampusku, jadi diwajibkan datang ke kampus. Sebenarnya saat ini kampusku masih blend-learning dikarenakan virus corona yang melanda di dunia. Off-line learning hanya sesekali. Aku jadi iri sama kakak tingkat-ku dulu di SMA. Mereka sudah jadi kating (kakak tingkat) di kampusku. Mereka menerima kami mahasiswa baru dengan baik. Apalagi aku masih semester 1 kan?

Ya, emang wajar sih kalo merasa iri kepada kakak kelas kita yang sudah menjadi kakak tingkat di kampusku. Namun, jangan sampai perasaan iri menghalangiku untuk menikmati perjalanan pendidikanku sendiri. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki waktu dan tempo mereka sendiri dalam mencapai tujuan akademik dan pengalaman lainnya.

Meskipun aku masih berada di semester 1, itu bukan alasan untuk merasa rendah diri. Harus optimis dong. Setiap semester dan tahun akademik akan menjadi kesempatan bagi ku untuk tumbuh dan berkembang sebagai mahasiswa. Jadi terbuka terhadap pengalaman baru, menjalin hubungan dengan teman seangkatan, dan memanfaatkan kesempatan belajar yang ada.

Selain itukan aku juga dapat belajar banyak dari kakak tingkatku nantinya. Aku tidak boleh ragu untuk meminta nasihat kepadanya, bertanya tentang pengalaman mereka, atau bergabung dengan organisasi kampus yang mereka ikuti. Mereka pasti bisa memberikan wawasan dan saran berharga dan membantu ku dalam mengeksplore lebih dalam kehidupan kampus.

Jadi aku harus tetap semangat dan percaya diri lah.aku kan sudah dewasa sekarang. Aku percaya bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil akan membawa kita lebih dekat menuju kesuksesan.

Ngomong-ngomong soal acara kampus, aku jadi penasaran dengan kabar Anita di Bandung. Aku mau tanya keadaannya Bagaimana di sana? Aku juga pengen banget nanya soal Bagus. Dia satu jurusan tidak ya dengan nya?

Tiba-tiba aku merasakan getaran dari saku celanaku, akupun mengeluarkannya dari sakuku. Aku melihat nama kontak tersebut. Panjang umur... tenyata itu Anita. Siapa tau aku bisa dapat informasi lebih jelas tentang keadaannya di bandung, sekalian tanya soal Bagus. Duarrr...Apa sih aku ini? Aku sudah punya Budi. Kuhela napas panjang. Aku pun mengangkat telepon itu.

"Halo..Ra".

"Halo Nit,baru aja gue mau hubungin elo?"

"Ciieee... loe kangen sama gue ya? Apa sama Bagus? Artis di SMA Kita? Gue jadi nyesel Ra, bilang ke elo soal Bagus. Elo kan jadi gamon (gagal move on) hehehe."

"Nit, gue lagi males bercanda nih. Lagi males ladenin bercandaan elo."

"Oh.. elo beneran kangen sama gue? Kirain sama Ba... Hahaha."

"Ya itu juga sih. Gue masih ragu buat telepon Bagus duluan. Gengsilah. By the way, elo kapan balik ke Jakarta? Gue kangen nih."

"Kebetulan hari ini kampus gue ada acara nih. Di museum Nasional. Jadi  I'm not on campus or home,right now."

"Sejak kapan elo jago Bahasa inggris Nit?"

"Sejak kenal loe lachh, hahaha".

"Eh serius? Biasa aja Nit lebay deh. Gue juga ada acara nih di kampus gue. Makanya bising banget kan? sorry ya."

"It's okay...gue maafin Ra. Eh iya, kebetulan disini also noisy. Di sini ada Bagus kesayangan elo tuh. Hehehe."

"Nit, udah ah. By the way, udah mau live music nih. Sampe jumpa nanti ya."

Secret Admirer The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang