Wisata Masa Lalu

22 21 0
                                    

Aku sedang termenung dikamarku. Tetiba ada notifikasi masuk itu dari Bagus. Isi pesannya:

"Semangat ya, sayang kuliahnya."

Aku pun menjawab pesan itu dengan emoticon senyum. Aku pun langsung siap-siap untuk mandi. Akupun langsung masuk ke kamar mandi.

Selesai mandi,

Akupun langsung turun ke bawah untuk sarapan. Di meja makan ada roti isi coklat yang sudah disiapin ibu.

Akupun melahapnya. Selesai makan aku langsung pamitan pada ibu. Karena ayah sudah pergi mengantarkan dinda ke sekolah. aku dan kak dimas pun langsung berangkat ke kampus.

"Kami pergi ya bu." Pamit Kak Dimas.

Sesampainya di kampus,

Aku langsung menuju kelas. Sesampainya di kelas,Laura dan Retno daritadi sudah menungguku.

"Hai, Ra." Kata Laura.

"Hai Ra. Gw denger-denger lo udah jadian ya sama Bagus?" Kepo Retno.

"Hai, Laura... Retno," sambutku sambil tersenyum pada kedua temanku.

Aku merasa sedikit terkejut saat Retno langsung bertanya tentang hubunganku dengan Bagus. Aku mencoba memperhatikan siapa yang bisa memberi tahu Retno tentang hal itu, dan Aku yakin bahwa itu mungkin diketahui dari Anita.

Lho, Retno tahu dari siapa? Pasti Anita deh nih. Ah, Anita kebiasaan, gumammu dalam hati. Aku memilih untuk tidak mempermasalahkannya dan menganggapnya sebagai hal yang biasa dari Anita yang suka mencari tahu kabar-kabar terbaru. Aku memutuskan untuk menjawab pertanyaannya dengan santai.

"Iya, Retno. Gue dan Bagus udah jadian," ujarku sambil tersenyum. "Anita memang tahu dan sepertinya dia yang ngasih tau elo ya?"

Retno mengangguk mengakui bahwa Anita memang yang memberitahunya tentang hubunganku dengan Bagus. Retno hanya tersenyum dan mengucapkan selamat.

"Hah, serius loe Ra?" Sergah Laura.

"I-i-iya."

"Selamat ya, Ra. Semoga kalian berdua bahagia," ucap Laura dengan tulus.

Budi yang dari tadi mendengar langsung membuang mukanya dari-ku. Dia benar-benar sudah berubah gumamku.

Selesai kelas,

Aku, Laura dan Retno langsung menuju kantin kampus. Sembari menunggu makanan, kami mengobrol.

"Ra, elo inget ngga sih? Waktu awal elo kira secret admirer elo itu si Bagus?" Tanya Retno.

Aku mencoba mengingat kembali kejadian itu. Seketika aku merenung.

Di SMA Tunas Bangsa

Saat itu, sedang jam istirahat. Aku meraba-raba kolong mejaku, kutemukan secarik kertas. Begini isinya:

"Hai, Ra. Ini aku pengagummu. Aku sudah lama suka sama kamu sejak pertama kali aku bertemu denganmu,"

Dari yang mengagumimu

Seketika aku mematung, apa surat itu dari Bagus? Jika iya kenapa dia hanya mengirimkan secarik kertas dan tidak bilang langsung?

"Hellooo Aura! ke bumi dong!" Tegur Laura tertawa.

"Eh... iya kenapa kenapa?" Aku tersentak dari lamunan.

"Elo dari tadi dengerin ngga sih, gue ngomong apa?" Desak Retno.

"Eummm... denger kok. Soal secret admirer kan?"

"Iya masih inget ngga?" Tanya Laura kepo

"Inget kok."

Rasanya aku mau cerita ke Retno dan Laura. Kalo sesungguhnya pengagum rahasiaku itu benar-benar Bagus. Tapi ngga usah deh. Mereka ngga usah tau.

Makanan kami pun sampai. Aku memesan nasi goreng. Sedangkan Laura dan Retno memesan mie.

Selesai makan,

Kami menuju kelas. Seusai kelas kami pulang ke rumah masin-masing.

Kak Dimas dimana ya? Aku celingak-celinguk mencari kak Dimas. Dari sudut ke sudut, dan tepi ke tepi.

Dari kejauhan, aku melihat Kak Dimas melambaikan tangannya. Akupun kembali melambaikan tanganku seraya menghampirinya.

"Udah nunggu lama dek?"

"Lumayan. Kak dimas dimana sih? Dari tadi aku cariin."

"Ouh.. kakak di perpustakaan tadi. Cari buku buat tugas kakak."

"Udah yuk." Kataku.

Kami pun pulang kerumah. 

Secret Admirer The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang