Ingatan Budi Mulai Kembali

17 19 0
                                    

Apakah aku harus menceritakan ini semua ke Bagus ya? Soal Budi yang terkena amnesia ini? Sebaiknya aku ceritain deh via telpon.

Keputusan untuk menceritakan kondisi Budi yang mengalami amnesia kepada Bagus sepenuhnya tergantung padaku. Tapi bagaimana perasaan Bagus, apakah dia perlu mengetahui keadaan terbaru tentang Budi? Mungkinkah Bagus sebagai teman dapat memberikan dukungan?

Sebelum menceritakan kepada Bagus, kupastikan aku sudah memiliki pemahaman yang jelas tentang kondisi Budi dan dapat memberikan informasi yang akurat. Aku siap untuk menjawab pertanyaan dan memberikan dukungan emosional.

Semoga Budi merasa nyaman karena orang-orang terdekat mengetahui kondisinya. Aku dapat menjelaskan kepada Bagus dengan menjaga privasi dan menghormati keinginan Budi.

Aku mengambil hp-ku dan menelpon Bagus. Bagus mengangkat telepon-ku.

"Halo sayang kenapa?"

"Ini Yang...Budi kecelakaan dan mengalami amnesia. Dan dia mengingatku sebagai pacarnya. Kamu ngga keberatan kan kalo aku bantu pulihin ingatannya?"

"Kamu mau bantu Budi, meskipun Budi udah jahat sama kamu?"

(Aku sampe lupa soal ini).

"Aku ngerti situasinya agak rumit. Mungkin kamu juga bisa memberikan sedikit informasi tentang hubungan kalian sebelum Budi mengalami amnesia? Itu bisa membantu dalam proses pemulihan ingatannya. Kamu jelasin beberapa detail tentang hubunganmu dengan Budi sebelum kejadian amnesia. Semoga itu bisa ngasih petunjuk yang berguna buat Budi dalam memulihkan ingatannya."

"Ok yang makasih ya. Aku tutup dulu, dah."

"Dah, baby."

Telpon pun kututup. Dari arah kamar Budi memanggilku.

"Alienku..."

"Sebentar ya. Aku datang."

Dengan hati yang berdebar, aku mendekati kamar Budi setelah dia memanggilku dengan panggilan yang tak biasa, "Alienku...". Aku mengetuk pintu dan memasuki kamar Budi.

"Kenapa Bud?"

Budi melihatku dengan tatapan yang masih terlihat bingung. Dia mencoba mengingat sesuatu, meskipun masih samar-samar.

"Kenapa Bud, ada yang bisa gue bantu?" tanyaku lagi menegaskan.

Budi menghela nafas dan menjawab, "Aku sudah mulai mengingat sesuatu. Walaupun masih agak samar-samar."

Ekspresinya mencerminkan campuran antara kebingungan dan kelegaan.

"Baguslah, semoga perkembangannya lebih baik ya, Bud," kataku dengan senyuman lembut, berusaha memberikan semangat kepadanya.

"Iya, kalau ada kamu di sisi aku, aku pasti akan ingat semuanya," ujar Budi dengan harapan dalam suaranya. Dia menggenggam tanganku erat, mencari kekuatan dan dukungan.

Gimana kalo dia udah mengingat semuanya? Apakah dia akan kembali membenciku ya? Tenang Aura, everthing gonna be fine. Kalaupun budi membencimu lagi, yang penting kamu udah membantunya di saat dia amnesia dan dia akan mengingat itu, dan meminta maaf kepadaku. Aku harap begitu.

"Alienku... aku haus. Aku mau minum." Kata budi memelas manja.

Apaan banget sih, Budi lucu juga tingkahnya kalo lagi begini. Sambil tertawa kecil dan aku mengambilkan gelas berisikan air.

"Kenapa kok ketawa? Ada yang lucu ya?"

"Egh... ngga kok. Nih airnya..." kataku sambil menyodorkan air.

"Cepat sembuh ya." Lanjutku.

"Iya, sayang. Aku pasti sembuh demi kamu."

Ya Allah... Kenapa aku jadi deg-degan gini ya saat dipanggil sayang oleh Budi? Ingat Aura kamu punya Bagus. Jangan sampe aku CLBK-an deh sama Budi.

"Kamu istirahat ya. Aku temenin." Kataku.

Budi pun menuruti kata-kataku. Tidak seperti biasanya. Maklumlah ya namanya orang lagi amnesia.

Budi pun mulai tertidur dan Ibu Budi masuk ke ruangan.

"Makasih ya nak Aura... Udah jagain Budi. sekarang biar Tante aja yang jagain Budi. kamu pulang aja. Udah malam. Gak baik anak perempuan di luar rumah lama-lama."

"Iya Tante kalau begitu aku pamit ya."

"Ya hati hati di jalan."

Aku pun men-chat Kak Dimas.

"Kak jemput Aura di rumah sakit Medika Jayasari."

"Ok dek... siap, Otw."

Aku merasa lega mengetahui bahwa Kak Dimas siap menjemputku. Setelah beberapa saat, Kak Dimas tiba di rumah sakit dan aku langsung pulang bersamanya. Aku dan Kak Dimas pulang bersama, menyusuri perjalanan dengan perasaan yang lega, mengetahui bahwa aku tidak sendirian dalam menghadapi tantangan ini. 

Secret Admirer The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang