Aku keluar kamar rawat Budi. Bagus dan teman-teman yang lain langsung menghampiriku. Dari raut wajah mereka seperti bertanya tanya apa yang sebenarnya terjadi di dalam.
Aku memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada mereka, berbagi informasi yang Budi sampaikan kepadaku.
"Mereka saling selingkuh," seru Anita dengan keheranan.
"Tapi gila sih mereka berdua. Ngga ada obat, Cuy."kata Bono.
Aku mengangguk, mengonfirmasi apa yang Budi ceritakan. Aku menyadari bahwa informasi ini mengejutkan teman-temanku, termasuk Anita. Mungkin ini adalah kabar yang tidak mereka harapkan.
Teman-temanku tampak memproses informasi yang baru saja aku bagikan. Ada perasaan campur aduk dalam ruangan, mungkin kekecewaan, kejutan, atau bahkan amarah. Aku mencoba menciptakan suasana yang tenang dan mendengarkan pendapat mereka.
"Dalam situasi ini, penting bagi kita untuk tetap ngedukung Budi dalam proses pemulihannya," kataku sok bijaksana. "Kita harus memberikan dukungan dan menjaga hubungan persahabatan kita dengan dia. Tapi, tentu saja, kita juga harus mencari tahu kebenaran dari ceritanya."
Aku merasa tanggung jawab untuk mencari fakta yang lebih jelas tentang apa yang terjadi. Aku ingin memastikan bahwa tidak ada kesalahpahaman atau kesimpangsiuran informasi.
"Yang gue bingung. Siapa itu Lika? Dia anak Hukum? Setau gue Lika di kampus kita banyak deh, Ra. Anak Hukum aja yang namanya Lika ada 2. Lika Pinasari dan Cut Lika Ardani. Jadi Lika mana yang Budi maksud ya?" Tebak Laura kebingungan.
Aku menggelengkan kepala.
"Jadi, Hamda dan Budi saling selingkuh gitu?" kata Retno dengan culun. Duh Retno lemot banget sih ya iyalah. Gumamku dalam hati.
"Iyalah Ret. Lemot banget sih otak lo." Kata Anissa.
"Yang, kita pulang yuk. Udah sore. Nanti orang tua kamu cariin kamu." Kata Bagus
"Ya udah, yuk." Jawabku.
"Guys, kita duluan ya." Pamit Bagus.
"Iya. Hati-hati di jalan ya Ra, Gus."
Anita pun melambaikan tangan teman-teman yang lain pun ikut melambaikan tangan. Teman-temanku sepakat untuk mencari tahu kebenaran dari cerita Budi sebelum mengambil langkah selanjutnya. Kami menegaskan komitmen untuk tetap bersama Budi dalam proses pemulihannya dan mencari kebenaran yang objektif.
***
Keesokan harinya, aku bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Aku juga memiliki rencana untuk mencari tahu siapa Lika yang disebutkan oleh Budi. Hari ini, Kak Dimas mengantarku naik Vespa. Aku ngga perlu nge-bis.
Setelah tiba di kampus, aku langsung masuk ke kelas dan beberapa menit kemudian, dosen memasuki ruangan untuk memulai perkuliahan. Aku fokus pada materi yang diajarkan dan mencoba mengikuti dengan baik.
Setelah kelas selesai, perutku mulai keroncongan, jadi aku memutuskan untuk pergi ke kantin. Tanpa memperhatikan jalanan dengan seksama, aku langsung melangkah menuju kantin dengan tergesa-gesa.
Namun, tiba-tiba terdengar suara "Bruk..." yang cukup keras. Aku kaget dan berhenti sejenak. Ketika melihat sekelilingku, aku menyadari bahwa aku sudah menabrak seseorang.
Aku menabrak seorang wanita. Bukunya berjatuhan. Dari jenis bukunya, sepertinya dia bukan anak sastra maupun ilmu komunikasi atau jurusan lain yang ada di kampusku.
"Eh maaf ya." Kataku.
"Iya ngga papa." Jawab wanita itu.
Aku pun melihat nama di buku itu. Tertulis: Cut Lika Ardani-Hukum. Dibawah bukunya terdapat tulisan I love Budi yang sudah tercoret.
Oh jadi ini orangnya. Aku pun diam diam mengambil ponselku. Dengan tergesa ia merapikan bukunya dan pergi menjauh. Aku diam-diam memotretnya dan mengirimkan foto tersebut ke grupku teman-temanku, yang tidak ada kontak Budi di dalamnya.
"Guys, ini Lika yang Budi maksud."
Tulisku di chat dan Tinggal menunggu mereka membaca pesanku saja.
Setelah itu aku pun langsung melanjutkan perjalananku ke kantin. Setelah makan di kantin akupun langsung menuju parkiran, karena kak Dimas sudah menunggu disana dari tadi. Kami pun pulang ke rumah

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer The Truth
RomanceSatu tahun telah melintas, Bagus kembali ke dalam kehidupan Aura setelah menghilang tanpa berita. Apakah romansa Budi dan Aura akan kandas setelah kembalinya Bagus? Apa yang membawa Bagus ke sini? Apakah menjadi petaka cinta? Atau bahkan sebaliknya...