Di mana Budi sebenarnya? Kenapa sampai sekarang dia belum masuk kelas? Selesai kelas aku harus cari dia. Aku takut dia nekat. Aku tahu banget kalo Budi lagi galau, dia bisa lakuin hal yang nekat. Seperti dulu di SMA dia hampir aja kedapatan bunuh diri di sekolah.
Pada masa itu di SMA Tunas Bangsa,
Hari itu, hari yang biasa-biasa saja bagiku. Suatu pagi yang cerah, hari ini upacara bendera. Pada saat kutahu Budi kala itu sedang berhubungan dengan seorang gadis. Poppy Namanya. Tapi, ngga berapa lama kudengar baru saja putus dengan pacarnya.
Satu hari, saat pelajaran olahraga. Tiba-tiba aku melihat ia sudah ada di atas balkon dan mau lompat. Aku yang sedang di lapangan langsung buru-buru naik ke atas dan mencegahnya.
Dengan cepat, aku menyadari bahwa situasi ini sangat serius. Tanpa ragu, aku segera berlari ke tangga dan naik ke balkon di mana Budi berdiri. Detak jantungku semakin cepat karena kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi.
"Bud, jangan nekat." Cegahku.
"Untuk apa, Ra? Gue udah ga punya siapa-siapa lagi. Poppy baru aja putusin gue. Lebih baik gue pergi aja. Gue ngga berguna Ra."
"Ngga boleh gitu, Bud. Ada banyak teman-teman yang care sama kamu." Kataku menenangkan Budi.
"Tapi gue sayang banget sama dia, Ra. Dan dia selingkuhin gue gitu aja."
"Ayo, Budi! Jangan lakukan ini!" seruku dengan suara bergetar, berusaha meyakinkannya untuk berhenti.
Budi terdiam sejenak, matanya penuh dengan keputusasaan. "Gue ngga tahu lagi, Ra. Segalanya terasa begitu sulit dan gue merasa hancur."
Aku menghampirinya dengan hati-hati, mencoba membangun koneksi emosional dengan dia. "Budi, gue tahu bahwa elo sedang menghadapi banyak tekanan dan perasaan yang berat. Tapi percayalah, ada jalan keluar dari setiap kesulitan. Elo ngga sendirian dalam hal ini. Ada orang-orang yang peduli dan siap membantu."
Budi menatapku dengan mata penuh air mata. "Tapi bagaimana gue bisa melupakan semuanya? Bagaimana gue bisa meneruskan hidup gue?"
Aku meraih tangannya dengan lembut, mencoba memberikan dukungan yang dia butuhkan. "Budi, melupakan ngga pernah mudah. Tapi ingatlah bahwa hidup terus berjalan, dan masa depan elo masih penuh dengan potensi dan harapan. Gue percaya bahwa elo punya kekuatan untuk bangkit dari titik terendah ini. Ayo, berikan kesempatan pada diri lo sendiri buat nemuin kebahagiaan dan kedamaian di masa depan."
"Ingat Bud elo masih punya gue dan teman-teman yang lain." Kataku. Budi tercenung.
"Benar, Ra?" Matanya menatapku tajam. Aku mengangguk dan tersenyum. Budi menghela napas panjang, menghampiriku dan mengenggam tanganku. Budi sadar dan mengurungkan niat buruknya.
Perlahan-lahan, Budi menurunkan kakinya dari tepi balkon, tetapi ekspresinya masih penuh dengan keputusasaan. Aku memeluknya dengan erat, memberikan rasa dukungan dan kasih sayang yang dia butuhkan.
"Elo ngga sendirian, Budi. Gue di sini buat elo, dan ada temen-temen lain yang peduli. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari orang-orang terdekat elo. Kita akan melalui ini bersama-sama," kataku dengan tulus.
Budi mengangguk perlahan, air matanya mengalir dengan deras. Dia menyadari bahwa ada harapan dan dukungan di sekitarnya. Bersama-sama, kami turun dari balkon dan kembali ke lapangan, di mana kehidupan kembali berjalan seperti biasa.
Setelah kejadian di SMA dulu itu, aku jadi was-was kalo Budi bakalan nekat kayak dulu.
Selesai kelas,
Aku langsung mencari Budi. aku harap ia tidak apa-apa. Meskipun dia mantanku, tapi dia tetap temanku. Aku harus selalu men-support dia disaat suka dan duka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer The Truth
RomanceSatu tahun telah melintas, Bagus kembali ke dalam kehidupan Aura setelah menghilang tanpa berita. Apakah romansa Budi dan Aura akan kandas setelah kembalinya Bagus? Apa yang membawa Bagus ke sini? Apakah menjadi petaka cinta? Atau bahkan sebaliknya...