Reala : Who?
©Ayawnz
Dengan pelan Yuno menepuk pundak Arsha supaya Tuan Muda tersebut bangun dari tidur nyenyak-nya, sedikit tidak tega membangunkannya namun sepertinya si empu sedikitpun tidak merasa terganggu oleh tepukan dari Yuno.
Langit sudah berubah gelap, waktu mereka sudah banyak terbuang di jalan raya akibat macet yang begitu parah wajar jika Tuan Muda-nya merasa lelah menunggu di perjalanan, pikir Yuno.
Karena tidak bisa membangunkan Arsha, Yuno berinisiatif untuk menggendong Arsha untuk mengantarkannya ke kamar, di angkatnya tubuh ringkih tersebut dalam gendongan Bridal style.
Tangan kekar Yuno mengerat saat Arsha bergerak mencari kenyamanan, bahkan saat ini tangan pemilik pemuda yang lebih muda sudah memeluk Yuno.
"Menggemaskan" Gumam Yuno.
Sementara itu di dalam Mansion terdapat kepala keluarga Atraja yang tengah mengerjakan berkasnya di ruang tamu, ditemani oleh sang putri angkatnya, Selena Gyan Atraja.
"Ayah, itu Arsha" Ucap Selena melihat kehadiran Yuno bersama seorang pemuda Arsha yang tertidur dalam gendongannya.
Saat perempuan itu hendak melangkah mendekat, sebuah tangan menahan lengannya lalu menariknya kuat untuk kembali duduk.
Aslan, pelaku dari aksi tersebut hanya menampilkan wajah datar, "Don't.. " Larangnya. Membuat Selena diam dj tempat, tidak berani melawan.
Yuno yang melihat kehadiran sang Tuan menghentikan langkahnya lalu menunduk hormat, "Selamat malam Tuan Besar, Tuan muda Aslan dan Nona Selena" Sapanya dengan sopan.
"Pergilah Yuno, jangan tunjukkan anak itu di hadapanku"
Hatinya mencelos mendengar penuturan Frans, Yuno melirik ke arah Arsha memastikan bahwa Tuan Muda tersebut benar-benar tertidur, sehingga ia tidak akan mendengar ucapan Frans barusan.
Yuno mengangguk, "Baik Tuan.. "
Langkah Yuno semakin lebar, ia ingin membawa Arsha lebih jauh dari tempat itu secepat mungkin.
Kamar yang terletak di ujung lorong dengan pencahayaan yang kurang di sepanjang jalannya, membuat suasana menjadi lebih horror.
"Tuan Muda, anda sudah di dalam kamar. Apakah perlu saya temni?" Tanya Yuno saat menyadari bahwa Arsha sudah bangun dari tidurnya.
"Enghh gak usah hoamm... "
Sedikit menyunggingkan senyum, Yuno merasa bahwa Arsha lebih menggemaskan dari sebelumnya, "Baiklah, panggil saya jika anda butuh sesuatu"
Arsha mengangguk tanpa sadar, membuat Yuno yang melihatnya langsung mengelus rambut yang sudah memanjang itu dengan gerakan pelan, seolah jika gerakannya terlalu kasar maka akan membuat Arsha terganggu.
Kakinya melangkah pergi kelurahan dari kamar si pemuda Arsha yang kembali melanjutkan tidurnya, merasa tubuhnya sangat lelah seakan baterainya dalam keadaan low.
***
Pukul 21:24
Arsha mengerjapkan matanya mencoba mengais kesadarannya, tubuhnya dibawa duduk bersandar di kepala ranjang.
"Laper... " Rengeknya merasakan nyeri di perut.
Dengan sedikit paksaan Arsha melangkah ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, melihat pantulan di cermin. Ahh, Wajah yang sama, wajah itu milik Arshalio.
Mengingat pemuda itu membuatnya merindukannya, tidak bisakah ia tinggal dengan Arshalio saja?
"Semangat Arsha, jadi diri lo sendiri aja. Jangan pedulikan mereka... Ya, jangan peduli"
Langkahnya pelan, mencoba menerka-nerka nasibnya. Lorong panjang dengan pencahayaan yang redup sedikit membuatnya merinding, beruntung ia bukan seorang yang penakut.
Matanya melirik ke lantai bawah suasana sangat sepi dan terasa asing baginya, terasa dingin. Kakinya memasuki lift saat pintu itu terbuka, Arsha sedikit menyesal karena memakai sweeter karena udaranya terasa panas.
Ping!
Pintu lift terbuka, pandangannya meliar ke segala penjuru ruangan.
Hingga matanya menatap sosok familiar, "Om Yuno!"
Merasa dipanggil, Yuno menoleh mendapati Arsha berlari ke arahnya dengan sangat semangat, membuat Yuno tertawa kecil melihatnya.
"Tuan Muda memerlukan sesuatu? Mengapa tidak menelpon saja?" Tanya Yuno saat Arsha datang dan langsung memeluknya, membuat Yuno terkejut sekaligus senang.
"Gak ada ponsel, gimana mau telpon coba?" Ucapnya dengan wajah cemberut.
Yuno menepuk dahinya teringat sesuatu, "Astaga saya lupa, ponsel ada ada di bersama saya. Maafkan saya Tuan Muda... "
"Ah, santai. Om, gue laper mau makan gado-gado"
Arsha melepas pelukannya lalu mengajak Yuno mencari makanan yang ingin dimakannya, Yuno dengan senang hati mengikuti Tuan Muda-nya yang tampak lebih ceria.
"Mari saya antar"
Interaksi keduanya disaksikan oleh seorang Aslan yang menatap datar, ia diam-diam memperhatikan sikap Arsha yang berubah akibat mengalami amnesia.
"Menarik.. " Gumamnya.
Di luar, tepatnya di pinggir jalan raya terdapat kumpulan pemuda tampan yang sedang bersantai di depan sebuah toko serba ada. Masing-masing dari mereka mengapit ciggarate di sela jari, menghembuskan asapnya selaras perasaan lega saat benda nikotin tersebut dihirup kembali.
Kaisar, Abang ke-tiga Arsha berada di sana. Tengah sibuk dengan ponsel di genggamannya, matanya melirik tidak suka saat lengannya disenggol oleh temannya.
"Adik lo?" Tanya Zeo, menunjuk ke depan dengan dagunya.
Kaisar melihat ke arah yang Zeo tunjuk, di depan sana Arsha tengah duduk di atas badan mobil sembari tangannya sibuk dengan ponsel, tampaknya ia sedang menunggu seseorang.
Tak lama Yuno datang menghampiri dengan membawa sebuah kantung yang entah apa isinya, mereka berbicara sebentar sebelum dengan tiba-tiba Arsha memeluk Yuno dengan gemas.
Semakin diperhatikan membuatnya semakin merasa kepanasan, Kaisar membuang ciggarate-nya dengan gerakan kasar lalu segera menyalakan motornya, pergi dari tempat memuakkan itu.
"Sialan" Umpatnya.
Bersambung....
Publish : 17 Mei 2023
Revisi : 06 November 2024Setiap bagian dari cerita ini sudah dirubah seperti alur, tokoh, ataupun bagian lainnya
Harap kalian suka dengan versi revisi dari aku
Jangan lupa Vote + Komen jika memiliki masukan atau kesan saat membaca cerita aku
Terimakasih
🌷✨ ©Ayawnz
KAMU SEDANG MEMBACA
Reala : Who? | REVISI |
Fantasy|November ini akan ada revisi besar-besaran,cerita di setiap bab-nya akan dirombak baik alur maupun tokohnya | Arsha meninggal dunia di usianya yang ke 18 tahun, namun ia malah hidup kembali dalam sebuah cerita novel. "hah?" Publish : Mei 2023 Endin...