Sepertinya Veronica sudah mengira hal ini akan terjadi, dimana Arsha diajak duel dengan Astrida.
Perempuan itu membantunya tanpa dia sadari, benda yang Arsha kira sebagai jelly itu ternyata adalah sebuah ramuan penyembuh ajaib milik Veronica.
Ya Arsha tidak menduganya sama sekali, bersyukur karena hal itu membuatnya tidak merasakan sakit akibat luka-luka yang dia dapat saat menghadapi Astrida.
Meski leban dan goresan pada tubuhnya masih ada, setidaknya Arsha tidak perlu merasa kesakitan.
Melihat-lihat pemandangan malam yang begitu sepi dan gelap, bintang-bintang juga terlihat menghiasi langit meski tanpa bulan.
Astrida melajukan motornya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan besar itu yang hanya diisi dengan beberapa truk besar.
"NGEBUT DONG!" Teriak Arsha agar Astrida mendengar suaranya dari balik helm.
Astrida hanya memberikan jempol. Dia menambah kecepatan laju motornya ke level maksimal, membuat Arsha yang berada di belakangnya refleks memeluk pinggang Astrida.
Perempuan itu terkekeh kecil dari balik helmnya, dia dengan sengaja bergerak zig-zag membuat Arsha kelimpungan karena hal itu.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di dekat mansion Atraja, Astrida menurunkan Arsha agak jauh dari mansion.
"Kalo mau Die jangan ngajak gue!" Sentak Arsha sambil menyerahkan helm.
Wajahnya ditekuk tidak suka, sementara tangannya masih gemetaran karena adrenalin luar biasa yang baru dia hadapi.
"Tadi siapa? Yang minta ngebut?"
"Y-ya tapi gak gitu j-juga kali"
Astrida hanya menampilkan senyum "masuk" ucapnya singkat, menunjuk mansion mewah dengan dagunya.
Menelan ludah gugup, Arsha tidak punya alasan apapun tentang aksi kaburnya ini dan juga luka-luka di tubuhnya yang masih terlihat jelas, bagaimana dia menjelaskannya nanti?
Dia pastikan kalau Frans dan anak-anaknya itu sedang kelimpungan mencari dia, Arsha merasa gelisah.
"Eumm gue ikut lo aja ya?" Ucapnya pada Astrida.
"Tidak"
"Kenapa?! Lo kan bilang bakal lindungin gue dari bahaya, nah sekarang gue lagi dalam keadaan bahaya cantikk" sedikit meninggikan suaranya dan menambahkan pujian.
"Mereka tidak akan membunuhmu, tenang saja"
"Tapi, gue takut! Kalo gue di gorok gimana?" Ucap Arsha sedikit dramatis.
"Aku akan menyelamatkan mu"
"Selametin gue sekarang aja"
"Nanti saja"
"Sekarang aja~" rengek Arsha, sungguh dia tidak punya tenaga untuk menghadapi keluarga gila itu.
"Tenang Arsha" mengusak rambut Arsha, mengelus pipi yang sedikit tembam itu dengan lembut, luka lebam menghiasi pipi lucunya.
"Tidak mungkin mereka membunuh putranya dua kali. kalau itu terjadi, mereka hanya akan menghukum diri sendiri"
Arsha hanya mendengarkan, otaknya mencerna ucapan Astrida, Apakah sejak dulu, mereka sudah membunuh Arshalio. Membunuh mental dan masa remajanya, belum lagi rasa percayanya pada keluarga, cinta, cita-cita dan tujuan hidup Arshalio.
Arshalio hanya hidup dengan kesendirian dan tanpa kepribadian, karena keluarga Atraja membunuh semua itu.
Seberapa banyak luka yang mereka buat untuk Arshalio, sehingga pemuda itu tiada dengan detak jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reala : Who? | REVISI |
Fantasy|November ini akan ada revisi besar-besaran,cerita di setiap bab-nya akan dirombak baik alur maupun tokohnya | Arsha meninggal dunia di usianya yang ke 18 tahun, namun ia malah hidup kembali dalam sebuah cerita novel. "hah?" Publish : Mei 2023 Endin...