Reala : Venoose

948 108 24
                                    






2 hari kemudian...

Karena keadaannya yang kurang baik membuat Arsha absen latihan bersama Astrida, dirinya pun dipaksa untuk tidak banyak bergerak karena kondisinya. Meski, Arsha berkali-kali mengatakan bahwa dia tidak apa-apa tapi tetap saja keluarga Atraja selalu melarangnya.

Arsha merasa diperlakukan seperti orang jompo, begitupun dengan Diego yang karena tangannya terluka membuat Papa dan Mama-nya datang jauh-jauh dari luar negeri untuk melihatnya.

Pablo Papa Diego menarik sudut mulutnya membentuk senyum yang canggung, begitu juga dengan Kally Mama dari Diego. Sudah berapa tahun mereka tidak pulang dan bertemu Diego? Tau-tau anaknya udah SMA aja.

"Diego bagaimana kedaan kamu nak?" Tanya Kally.

"Baik"

Ada rasa canggung yang besar dari mereka bertiga, Diego yang merasa asing oleh kehadiran kedua orang tua dari tubuh yang ditempatinya mengusap tengkuknya dengan cemas, diam-diam menatap Arsha yang sibuk bermain ponsel.

Dasar.

"Boleh Papa lihat lukanya?"

'Buat apa? Emang kurang jelas perbannya pak?' tanya Diego dalam hati.

"Nih"

Pablo menatap luka ditangan Diego dan mengelus tangan itu, sudah lama sekali dirinya tidak bertemu dengan putra bungsunya.

"Masih sakit?"

Menggeleng, Diego tidak tahu harus bereaksi seperti apa dengan keadaanya saat ini. Disebelahnya Arsha menepuk pundak Diego lalu berbisik, "Sabar dan coba ngobrol pelan-pelan.. " Setelahnya Arsha berdiri dan pergi ke kamarnya.

Pablo sangat penasaran dengan apa yang dibisikkan oleh Arsha, "Kamu marah sama Papa?"

Shit! Itu pertanyaan yang sangat sensitif, Pablo dalam hati meruntuki pertanyaannya barusan. Istrinya pun sudah menatap nyalang dirinya, Lagipula anak mana yang tidak akan marah jika ditinggalkan selama bertahun-tahun.

"Biasa aja tuh" Jawab Diego cuek, dia tidak memiliki perasaan marah, sedih, rindu ataupun benci yang seharusnya muncul di situasi seperti sekarang.

Mungkin jika dia adalah Diego yang asli maka tentu saja akan sangat marah kepada Pablo ataupun Kally.

"Maaf... Papa janji kali ini kita akan tinggal bareng ya, Diego juga akan  ketemu dengan Abang lagi nanti"

Pablo mengelus rambut Diego diiringi usapan lembut dari Kally, membuatnya merasa canggung dengan afeksi yang mereka berikan.

Sementara itu di lantai atas, di sebuah kamar sempit terdapat Arsha yang sedang menulis di selembar kertas dia akan mulai mencari cara agar bisa terhubung dengan masa lalu Arshalio tentang kejadian sebenarnya yang tidak mereka ketahui.

"Rencana pertama, cari tau siapa aja yang ada dalam persalinan bundanya Arshalio.. "

Krieet

Bunyi engsel pintu yang berkarat mengalihkan perhatiannya, Arsha dengan perlahan menyembunyikan catatannya ketika melihat kehadiran Frans disana, menatapnya dengan penasaran.

"Kenapa Baby? apa yang kamu lakukan disini?"

"Cuma mampir doang"

Frans mendekat dan duduk di tepi kasur, tangan besarnya menarik kursi yang diduduki oleh Arsha untuk menghadap ke arahnya kemudian mengukung putra bungsunya dengan tangan yang berada di kiri dan kanan sisi kursi tersebut. Arsha memperhatikan apa yang akan Frans lakukan, matanya mengerjap cepat saat Frans dengan lembut mengusap pipi kirinya.

Reala : Who? | REVISI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang