2 hari lamanya Arsha berada di rumah sakit, kondisinya bisa dibilang sangat baik, bahkan Arsha seperti orang yang tidak sakit sama sekali, dia benar-benar sehat.
Namun Frans terus-terusan menahannya di rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif, agaknya Frans masih ngeri dengan luka-luka lebam di sekujur tubuh Arsha.
Arsha sendiri sudah sangat jengah dengan tingkah laku keluarga Arshalio itu, mereka menjadi overprotektif terhadapnya.
Tidak boleh makan ini itu. Tidak boleh begini begitu.
Dia diperlakukan seperti anak SD yang sering dilarang-larang oleh orang tuanya.
Menghela nafas berat, Arsha berbalik badan kearah jendela kamar rawatnya. Malam ini bulan tidak menunjukkan dirinya, begitupun dengan bintang-bintang, membuat malam menjadi lebih sepi.
Tidak ada yang menemaninya malam ini, mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Selena yang harus menginap di sekolah untuk lombanya, kaisar harus pergi ke kota sebelah untuk kepentingan kuliahnya, Frans yang harus pergi ke kantornya untuk memeriksa sesuatu.
Arsha bisa saja ditemani oleh Yuno atau siapapun, tapi lebih baik dia sendirian dulu. Hanya untuk menjadi lebih tenang, pikirnya.
Dan untuk Arga, pria itu sedang sibuk mencari Aslan yang menghilang selama kurang lebih 3 hari, entah kemana orang itu.
Sudah banyak Bodyguard dan kenalan Frans ataupun Steven yang mencari keberadaan Aslan, namun Aslan seperti tertimbun pasir di gurun, sejauh mata memandang dan seberusaha apapun mencarinya, Aslan belum ditemukan.
Kata Selena, Aslan mungkin merasa sangat bersalah karena sudah mengurung Arsha di lemari malam itu.
Padahal Arsha begini juga karena dia bertarung dengan makhluk jadi-jadian, alias si Astrida.
Arsha tidak menyalahkan siapapun, tapi situasi saat ini tidak bisa Arsha luruskan dengan mudah, dia tidak mungkin secara gamblang mengatakan kalau Astrida menghajarnya malam itu, atau tentang ramuan ajaib milik Veronica dan tentang misinya, dan banyak lagi.
"Tidak mungkin mereka membunuh putranya dua kali. kalau itu terjadi, mereka hanya akan menghukum diri sendiri"
Ucapan Astrida malam itu terngiang di pikirannya, memang benar mereka tidak membunuhnya dan hanya memberikan hukuman saja.
Tapi seperti yang Astrida bilang, mereka hanya akan menghukum diri sendiri. Dan sekarang Aslan hanya menghukum dirinya sendiri karena mengira Arsha terluka karenanya.
Arsha menggeleng kecil saat rasa pusing melandanya, dia memejamkan matanya.
.
.
Deg!
.
.Membuka matanya perlahan, Arsha merasakan hembusan angin dingin yang mengenai wajahnya, juga suara burung yang saling berkicauan.
Pandangannya mengelana, melihat hamparan bunga Hyacinth. Hamparan bunga berwarna ungu menghiasi tempat itu, matahari juga bersinar dengan cantik.
"ARSHA!!"
"ARSHAA!! HAHAHAHA"
Suara itu, Arsha mengenalnya.
Arshalio berlari ke arahnya dengan riang, sebuah mainan kincir berada di genggamannya, berputar-putar dengan cepat saat Arshalio berlarian.
"HAHAHA"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reala : Who? | REVISI |
Fantasy|November ini akan ada revisi besar-besaran,cerita di setiap bab-nya akan dirombak baik alur maupun tokohnya | Arsha meninggal dunia di usianya yang ke 18 tahun, namun ia malah hidup kembali dalam sebuah cerita novel. "hah?" Publish : Mei 2023 Endin...