Reala : ice cream

15.1K 1.6K 36
                                    



Satu kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana keadaan Arsha saat ini.

Tenang.

Entah mengapa ada sedikit perasaan lega yang menyelimuti dirinya, seakan perasaan itu juga yang dirasakan oleh Arshalio, pemilik tubuh yang saat ini Arsha diami.

Perlakuan keluarga Atraja sungguh berbeda dan diluar perkiraannya, Arsha kira mereka akan membencinya, membenci Arshalio.

Tapi apa yang terjadi sekarang, semuanya berubah.

Mulai dari Frans yang sering meminta maaf, Selena yang selalu memperhatikannya dan Aslan yang sering datang ke kamarnya untuk berbicara, ya meski 90% diisi dengan keheningan.

Dan untuk Arga maupun Kaisar, mereka tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Namun mereka bersikap cukup baik padanya.

Jika saja...tubuh yang saat ini dia tempati adalah miliknya sendiri, milik Arsha Admaja. Maka mungkin Arsha akan memaafkan mereka, bukan karena kasihan, tapi lebih pada jengah dengan tingkah laku keluarga Atraja.

Tapi Arsha tidak bisa berbuat banyak, ingat jika tubuh yang dia tempati sekarang milik Arshalio begitupun dengan kehidupannya sekarang, sepenuhnya masih milik Arshalio.

Jadi, tak pantas Arsha memutuskan untuk memaafkan mereka begitu saja. Makanya sewaktu Frans meminta maaf, Arsha tidak langsung mengiyakan atau menjawab barang sedikitpun.

Arsha termenung di depan jendela kamarnya, angin dingin malam menyapa wajah Arsha. Menerbangkan beberapa helai rambutnya yang berwarna kecoklatan.

Karena bosan Arsha memutuskan untuk pergi ke balkon dengan berbekal gitar yang dia minta pada Yuno.

Duduk di kursi rotan, angin dingin semakin terasa kala tubuhnya semakin jauh dari hangatnya ruang kamar.

Meski Arsha merasa dingin tapi baginya terasa biasa saja,  karena Arsha  tahan terhadap suhu dingin.

Arsha mulai memetik senar gitar, mengubah beberapa tangga nada dengan lihai.

"Ekhem hmm"

"Now i've got to let you go..

You'll be better off in someone new..

I don't wanna be alone..

Arsha bernyanyi dengan penuh penghayatan, petikan gitar yang dia mainkan juga menambah kesan tersendiri.

Memejamkan matanya, Arsha dapat mendengar suaranya sendiri. Ya, Arsha bangga dengan kemampuannya yang satu ini, dulu dia belajar bernyanyi dan bermain gitar karena waktu itu sedang tren.

Juga untuk menarik hati perempuan mungkin?

Sayangnya Arsha tetap jomblo sampai akhir hayatnya, tapi tidak apa-apa karena sekarang dia hidup lagi dan bisa mencari jodoh.



You know it hurts me too..

You look so broken when you cry..

One more and then i say goodbye..

Sometimes, all i think about is you..

Late nights in the middle of june..

Hate waves been f–"



Saat terngah menghayati lagi yang dia nyanyikan, sebuah suara menghentikan aksi Arsha. Dia menoleh ke belakang, mendapati Arga yang bersandar di tembok.

"Abang mengejutkanmu?" Tanya Arga sembari membenarkan guci kramik di atas meja, agaknya suara saat dirinya menggeser guci itu mengganggu Arsha.

Sayang sekali, padahal Arga masih ingin mendengar suara indah Arsha.

Reala : Who? | REVISI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang